Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPAMUKAAN SEKOLAH DASAR

“Sistem Among”

Dosen Pengampu:

Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Pd

Alirmansyah, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

SANGGA PUTRA R002

M Akram Arabi A1D121044 Abraar Dzulqadri A1D121052

M Ryan Jahyus A1D121054 Deni Febrian A1D121058

Deka Saputra A1D121061 Fikra Yoga Septian A1D121062

Agung Hariska A1D121066 M Irfan Maulana A1D121067

Febrian A1D121068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem Among”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kepramukaan. Dalam proses
pengerjaan Makalah ini, tentunya tidak terlepas atas bimbingan, arahan serta saran. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Faizal Chan,
S.Pd., M.Pd dan Bapak Alirmansyah, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Kepramukaan.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penyusun juga mengharap
kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memabaca dan dapat berguna bagi
penyusun maupun orang yang membacanya.

Muara Bulian, 6 maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...................................................................................................................i

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1. Pengertian Sistem Among...............................................................................................3

2.2. Alasan Penerapan Sistem Among...................................................................................5

2.3. Penerapan Sistem Among...............................................................................................6

BAB III.......................................................................................................................................8

PENUTUP..................................................................................................................................8

3.1. Simpulan.........................................................................................................................8

3.2. Saran................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pramuka, atau sering juga disebut pandu atau kepanduan (Inggris : scouting) adalah
sebuah gerakan pemuda yang telah merambah ke seluruh dunia. Gerakan kepanduan terdiri
dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk
melatih fisik, mental, dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan
kegiatan positif di masyarakat.

Mungkin kita sering mendengar istilah gerakan pramuka, kepramukaan, dan pramuka.
Gerakan pramuka adalah nama organisasi pendidikan luar sekolah yang menggunakan prinsip
dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Pramuka adalah anggota dari Gerakan
Pramuka yang terdiri dari anggota muda, peserta didik, dan anggota dewasa selaku Pembina
Pramuka. Sedangkan kepramukaan adalah nama kegiatan anggota Gerakan Pramuka di
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran ahirnya yaitu
pembentukan akhlak, watak, dan budi pekerti luhur (Reka Kerja,2011:1).

Gerakan pramuka sebagai wadah pendidikan non formal, memiliki tanggungjawab


dalam rangka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental,
moral, spiritual, emosional, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi sosok berkepribadian,
berwatak, dan berbudi pekerti luhur serta menjadi warga negara Republik Indonesia yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Gerakan Pramuka menggunakan prinsip-prinsip


dasar dan metode kepramukaan yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia. Metode kepramukaan
merupakan cara belajar interaktif progresif yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan
semudah mungkin, salah satunya dengan mempergunakan sistem Among. Apa itu sistem
Among? Mengapa sistem Among perlu diterapkan dalam kepramukaan? Dan bagaimana
pelaksanaan sistem Among tersebut? Semua akan kami bahas dalam makalah ini.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut,

1. Apa yang dimaksud dengan sistem Among?

2. Mengapa sistem among perlu diterapkan?

3. Bagaimana penerapan sistem among tersebut?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut,

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem among.

2. Untuk mengetahui alasan penerapan sistem among.

3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem among tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Among

Sistem Among adalah hasil pemikiran dari Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang
dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang juga
pendiri Perguruan Taman Siswa. Beliau dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada
tanggal 28 April 1959. Untuk mengenang jasanya dalam dunia pendidikan, tanggal 2 Mei
ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia.

Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara Pembina dengan
peserta didik bersendikan sistem Among. Sistem Among berarti mendidik anggota Gerakan
Pramuka menjadi insan yang merdeka jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa
tanggungjawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.

Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak secara leluasa, dengan
sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak
merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud
untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri, kreatifitas, dan
aktifitas sesuai dengan aspirasi peserta didik (Reka Kerja, 2011:17). Sistem Among memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kepribadiannya, bakat, kemampuan,
dan cita-citanya.

Kata “Among” berarti mengasuh, memelihara, menjaga, merawat. Sedangkan orang


yang melaksanakan “Among” disebut sebagai “Pamong”, yaitu orang yang memiliki
kepandaian dan pengalaman lebih dari yang diamong. Dalam gerakan pramuka, Pembina
pramuka adalah Pamong (Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, 1983 : 51).

Pembina Pramuka sebagai Pamong berperan untuk menjaga, membenarkan,


meluruskan, mendorong, memberi motivasi serta sebagai tempat berkonsultasi dan bertanya.
Sejauh mungkin Pembina menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, dan paksaan.
Dengan memberi kebebasan dan kesempatan berkreasi seluas-luasnya, peserta didik

3
diharapkan dapat mengembangkan kreativitas sesuai aspirasinya dan dapat memperkuat rasa
percaya diri akan kemampuannya.

Adapun Beberapa Sistem Among Yaitu :

1. Sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka berlandaskan Sistem Among.

2. Sistem Among merupakan proses pendidikan yang membentuk anggota Gerakan Pramuka
berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam kerangka saling ketergantungan antar manusia.

3. Pendidikan Kepramukaan jika ditinjau dari hubungan antara anggota dewasa dengan
anggota muda bersendikan Sistem Among.

4. Sistem Among pada Gerakan Pramuka berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka
menjadi insan merdeka jasmani, rohani dan pikirannya, disertai rasa tanggung jawab dan
kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.

5. Sistem Among mewajibkan anggota Gerakan Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip


kepemimpinan sebagai berikut: a. Ing ngarso sung tulodo, maksudnya di depan menjadi
teladan. b. Ing madya mangun karso, maksudnya di tengah membangun kemauan. c. Tut wuri
handayani, maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik kea rah
kemandiriaan.

6. Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan berperilaku


berdasarkan: a. kasih-sayang, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan
berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial. b. Disiplin disertai inisiatif dan tanggung jawab
terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta
bertanggung-jawab kedada Tuhan Yang Maha Esa.

7. Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda merupakan hubungan khas, yaitu setiap
aggota dewasa wajib memperhatikan perkembangan anggota muda secara pribadi agar
pembinaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka.

8. Anggota dewasa berupaya secara bertahap menyerahkan pimpinan kegiatan sebanyak


mungkin kepada anggota muda, untuk selanjutnya anggota dewasa secara kemitraan memberi
semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.

4
2.2. Alasan Penerapan Sistem Among

Sasaran proses pendidikan kepramukaan itu adalah mental, fisik, pengetahuan,


keterampilan, dan pengalaman peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang sasaran akhirnya
adalah menjadikan para Pramuka itu sebagai tenaga kader pembangunan yang bermoral
pancasila.

Sasaran proses pendidikan itu dikatakan tercapai dengan efektif kalau sikap, tingkah
laku, dan kegiatan peserta didik merupakan refleksi dari proses pendidikan yang dialaminya.
Tegasnya, hasil pendidikan Kepramukaan itu membudaya pada diri setiap Pramuka.

Untuk mencapai maksud itu, maka proses pendidikan itu harus diberikan secara
kongkrit. Untuk mengkongkritkan sesuatu pada peserta didik, jalan yang praktis dan mudah
adalah dengan menggunakan contoh. Contoh tersebut dapat berupa contoh teladan yang
diberikan oleh pendidik, yang dalam hal ini adalah Pamong.

Apabila bahan disampaikan kepada peserta didik berupa contoh-contoh yang sangat
kongkrit, maka peserta didik akan mengalami proses melihat, lalu tahu, kemuadian mengerti,
dan akhirnya paham. Jika keempat proses ini terlaksana, maka peserta didik dapat dikatakan
menghayati bahan tersebut.

Dengan penghayatan ini, berarti peserta didik akan menggunakan bahan tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga bahan itu telah menjadi miliknya dan membudaya
dalam dirinya. Dengan membudayakan bahan pendidikan pada setiap peserta didik, maka
perlu diberi motivasi agar dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah membuadaya itu,
peserta didik dapat mengembangkan diri dan mampu untuk berkarya atas dasar karsanya
yang positif.

Diterapkannya sistem Among dalam Gerakan Pramuka, tidaklah karena sistem


Among itu merupakan hasil pemikiran yang dilandasi oleh prinsip-prinsip filsafat, ideology,
ilmu jiwa dan bahwa diakui dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengajaran mutakhir, tetapi juga
sesuai proses yang diuraikan di atas. Ketegasan proses itu adalah tampak pada ungkapan
sistem Among dalam bentuk kalimat sederhana : Ing ngarso sung tulodho maksudnya di
depan menjadi teladan, Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun
kemauan, Tut wuri handayani artinya di belakang memberi motivasi.

5
Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan dalam rangka
membina watak anak, remaja dan pemuda Indonesia, agar mereka menjadi manusia yang
bermoral Pancasila. Pendidikan moral tidak akan berhasil dilakukan dalam bentuk klasikal
dan masal, lebih efektif dilaksanakan secara individual.

2.3. Penerapan Sistem Among

Proses pendidikan Kepramukaan atas dasar sistem Among, harus dilaksanakan dalam
suasana kekeluargaan. Penerapan sistem Among dalam Gerakan Pramuka tidak lain
merupakan tuntutan sikap laku seorang Pembina harus menjadi manusia pemberi teladan,
manusia pendorong positif bagi peserta didik.

Sistem Among mengharuskan Pembina mempunyai sikap laku yang sesuai dengan :

 Di depan memberi teladan (Ing ngarso sung toludho)


 Di tengah-tengah membangun kemauan (Ing madyo mangun karso)
 Di belakang memberi dorongan (Tut wuri handayani)

(Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, 1983 : 53).

Dalam melaksanakan tugasnya, Pembina harus memelihara sikap baik yang


berdasarkan pada:

 Rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan dan rasa kesanggupan berkorban
 Rasa disiplin disertai inisiatif dan rasa tanggungjawab terhadap Tuhan, masyarakat
dan dirinya.

Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, para Pramuka dibiarkan berkembang


pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-citanya, tugas Pamong/Pembina hanyalah
menjaga, membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi, tempat bertanya, dan
tempat meminta pertimbangan. Para Pramuka harus diperlakukan dan dihargai sebagai
subyek didik, bukan sebagai obyek didik belaka. Sistem Among berarti bahwa semua
kegiatan Kepramukaan, sebagai proses pendidikan, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan nyata dengan contoh-contoh nyata, dapat dimengerti dan dihayati, tidak dengan
paksaan atau atas perintah, atas dasar minat dan karsa para Pramuka. Pembina Pramuka harus
mampu memberi contoh, pelaksanaan, tidak hanya pandai memerintah atau meminta
dilayani, serta menuntut perlakuan istimewa dari peserta didik

6
Sistem Among digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah, satu dengan lainnya
saling berkaitan, karena itu untuk semua golongan peserta didik (S,G,T,D) digunakan teladan,
memberikan daya kreasi dan dorongan. Ketiga golongan peserta didik itu memerlukan :

1) Konkritisasi (Perwujudan)

Contohnya teladan untuk mengenal, mengetahui, mengerti, dan memahami.

2) Daya Kemampuan

Pengembangan kemampuan berkarya atas dasar karsanya.

3) Dorongan/Motivasi

Motivasi untuk berani berdiri di atas kaki sendiri. Namun tentu saja sesuai dengan prinsip-
prinsip dasar Kepramukaan dan metodik pendidikan Kepramukaan , pelaksanaannya akan
berbeda.

BAB III

PENUTUP

7
3.1. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak secara leluasa.

2. Alasan diterapkannya sistem among agar proses Kepramukaan itu hasilnya pada diri setiap
pramuka, sedangkan Pembina pramuka bersikap laku pemberi teladan, pembangun karsa, dan
pemberi motivasi

3. Dalam penerapannya, sistem among mengharuskan Pembina Pramuka mempunyai sikap


laku :

– Ing ngarsa sung tulada : di depan memberi teladan

– Ing madya mangun karsa : di tengah-tengah membangun kemauan

– Tut wuri handayani : di belakang memberi dorongan

3.2. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan melalui makalah ini agar para pembaca memahami
sistem among dan mampu menerapkannya dalam kegiatan kepramukaan.

DAFTAR PUSTAKA

8
Sistem among. gitachan. (2011, November 7). Retrieved March 13, 2023, from
https://gitachan.wordpress.com/2011/11/07/sistem-among/

Anda mungkin juga menyukai