Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

Dibuat untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa


Indonesia Kelas Tinggi

Dosen Pengampu: Muhammad Aqil, S.Pd., M.Pd

Oleh: Kelompok 4

Artina Saras Bulan A40121125


Gita Vaila A40121117
Ni Komang Ayu Ningsih A40121090
Zulfikran S.M Pailu A40121066
Agnes Agustina A40119214
Andi Nadillah Rahmah Tullah Andi Palawa A40121168

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2023

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul "ORGANISASI
GERAKAN PRAMUKA" ini membahas mengenai pengertian dan
pembahasan dari masing-masing topik yang dibahas. Dalam penulisan
makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai website, dan
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami sadar bahwa dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, sehingga
masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Akhir kata, kami memohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Palu, 1 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2

2.1 Media Pembelajaran.................................................................................2

2.2 Fungsi Media Pembelajaran IPS.............................................................. 3

2.3 Jenis-jenis media pembelajaran


IPS..........................................................5

BAB III PENUTUP……………………………………………………….10

3.1 Kesimpulan.............................................................................................10

3.2
Saran.................................................................................................................
10

DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi Gerakan Pramuka adalah sebuah organisasi besar dan


memiliki karakteristik jiwa patriotik serta nasionalisme yang kuat sejak
dipadukannya seluruh organisasi kepanduan di Istana Negara yang tercatat
pada tanggal 09 Maret 1961 dan disahkan pada tanggal 14 Agustus 1961
oleh Ir. Soekarno dan diketuai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX serta
diberi nama Gerakan Pramuka dan tentunya berkembang dengan baik
hingga saat ini. Melihat sejarah organisasi dan fenomena saat ini, organisasi
Gerakan Pramuka berada di dalam era modernisasi dan digitalisasi tentu
dibutuhkan kepemimpinan yang transformasional guna mengubah cara
belajar organisasi dan untuk menciptakan inovasi sehingga memiliki
pengaruh terhadap kinerja organisasi saat ini. Organisasi Gerakan Pramuka
saat ini dipimpin oleh seorang pemimpin dengan latar belakang kepolisian
dan memiliki pengalaman di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) dan
Badan Narkotika Nasional (BNN), yang sebelumnya dipimpin oleh latar
belakang kepemudaan dan Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Tentu,
memiliki perbedaan gaya kepemimpinan, perbedaan pembelajaran
organisasi, perbedaan inovasi, dan perbedaan dari banyak aspek lainnya dari
pemimpin sebelumnya.
Gerakan Pramuka atau scouting adalah organisasi pendidikan
nonformal yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinan, karakter, dan kemandirian pada anak-anak dan remaja.
Gerakan Pramuka didirikan oleh Lord Robert Baden-Powell di Inggris pada
tahun 1907 dan sejak itu telah menyebar ke banyak negara di seluruh dunia.
Organisasi Gerakan Pramuka biasanya terdiri dari beberapa tingkatan, yang
mencakup: (1). Pramuka Siaga: Kelompok usia terendah dalam Gerakan
Pramuka, biasanya mencakup anak-anak berusia 6-10 tahun. Pramuka Siaga
fokus pada pengenalan konsep dasar kepramukaan, pengembangan
keterampilan sosial, dan kegiatan rekreasi yang sederhana. (2). Pramuka
Penggalang: Kelompok usia menengah, biasanya mencakup anak-anak
berusia 10-14 tahun. Pramuka Penggalang mulai mempelajari keterampilan
kepramukaan yang lebih maju, seperti kemah, navigasi, dan pertolongan
pertama, serta mulai mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
(3). Pramuka Penegak: Kelompok usia tertua dalam Gerakan Pramuka,
biasanya mencakup remaja berusia 14-18 tahun. Pramuka Penegak fokus
pada pengembangan keterampilan kepemimpinan, pengambilan keputusan,
dan keterampilan spesialis, seperti penyelamatan, komunikasi, dan
keterampilan lingkungan. (4). Pembina Pramuka: Pembina Pramuka adalah
orang dewasa yang bertanggung jawab untuk mendidik, melatih, dan
membimbing anggota pramuka. Mereka membantu merencanakan dan
melaksanakan kegiatan, serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan
anggota pramuka.

Gerakan Pramuka membantu anggota mengembangkan keterampilan,


nilai, dan sikap yang akan bermanfaat bagi mereka sepanjang hidup mereka.
Seperti taman yang ditanami dengan berbagai macam tanaman, Gerakan
Pramuka memberikan lingkungan yang kaya dan beragam di mana anak-
anak dan remaja dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang
bertanggung jawab, percaya diri, dan peduli.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat di
identifikasikan masalah penelitian: (1). Apa yang dimaksud Organisasi
Gerakan Pramuka?, (2). Bagaimanakah Struktur Organisasi Gerakan
Pramuka?, (3). Apa sajakah Peranan Majlis Pembimbing?, (4). Apa yang
dimaksud dengan Kwartir - kwartir dalam gerakan pramuka?, (5). Apa yang
dimaksud dengan gugus depan dalam gerakan pramuka?; (6). Apa sih fungsi
dari Gerakan pramuka itu sendiri?;

1.3 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka adapun tujuan


dari dilaksanakannya penelitian ini ialah untuk mengetahui : (1). Apa yang
dimaksud Organisasi Gerakan Pramuka, (2). Bagaimanakah Struktur
Organisasi Gerakan Pramuka, (3). Apa sajakah Peranan Majlis Pembimbing,
(4). Apa yang dimaksud dengan Kwartir - kwartir dalam gerakan pramuka,
(5). Apa yang dimaksud dengan gugus depan dalam gerakan pramuka.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama sebuah organisasi


pendidikan nonformal. Organisasi pendidikan kepanduan di Indonesia. Kata
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang artinya
Generasi Muda Yang Penuh Kasih. Pramuka adalah sebutan bagi anggota
Gerakan Pramuka, antara lain: Pramuka Cadangan (7-10 tahun), Pramuka
(11-15 tahun), Pengurus Pramuka (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-
25 tahun). Kelompok anggota lainnya adalah administrator Pramuka, Pilar
Pramuka, Korps Latihan Pramuka, Pramuka Pamong Saka, Staf Lingkungan
dan dewan penasehat. Gerakan Pramuka atau dalam dunia internasional
disebut Pramuka adalah sebuah organisasi Generasi muda telah tumbuh
tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Berdasarkan Lukman
Santosa (2014:18) bahwa kepanduan atau gerakan kepanduan itu dibentuk
oleh pendirinya sebagai sarana peningkatan karakter anak dan remaja, serta
pelatihan agar mereka mau bertanggung jawab dan mandiri ketika sudah
dewasa. proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga berupa kegiatan yang menarik, menyenangkan,
menyehatkan, teratur, bermanfaat dan praktis dilakukan di luar ruangan
dengan prinsip dasar metode pengintaian dan pengintaian, tujuan akhir
membentuk kepribadian, akhlak dan budi pekerti yang luhur.

Pramuka adalah suatu sistem pendidikan kepramukaan yang


disesuaikan dengan keadaan, manfaat dan pembangunan masyarakat dan
bangsa Indonesia. Para pengintai sendiri menurutinya Lukman dan Nita
(2011:13) merupakan aspek penting dalam pendidikan nasional, yaitu
merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Gerakan ini
digagas oleh pendirinya sebagai sarana peningkatan karakter anak dan
remaja, serta melatih mereka untuk melakukan hal tersebut bertanggung
jawab, mandiri dan dewasa.

2.2 Struktur organisasi gerakan Pramuka

Keterangan bagan struktur organisasi Gerakan Pramuka tersebut diatas


adalah:

a. Di tingkat pusat adalah Kartir Nasional (Kwarnas)

1. Pada tingkat Nasional dibentuk kwartir Nasional yang beranggotakan


andalan-andalan nasional yang sebaiknya Pembina Pramuka Mahir dan
Pelatih pembina Pramuka Mahir, tokoh-tokoh masyarakat, baik pemerintah
maupun swasta yang menaruh perhatian dan minat terhadap pendidikan
kaum muda serta dengan sukarela mengadikan dirinya dan menyediakan
waktunya untuk menjadi Andalan Nasional.

2. Kwartir Nasional dilengkapi dengan Dewan Kerja Nasional (DKN),


Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional
(LEMDIKANAS) dan didampingi oleh Majelis Pembimbing Nasional
(MABINAS) yang diketuai oleh Persiden RI sebagai Pramuka Utama.

3. Musyawarah Nasional (MUNAS) merupakan pemegang kekuasaan


tertinggi dalam Gerakan Pramuka yang diadakan setiap lima tahun sekali.
Dan jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka diantara
dua waktu MUNAS dapat diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
4. Gerakan Pramuka di tingkat Nasional selain menghimpun daerah-daerah
seluruh Indonesia, juga menghimpun gugus depan-gugus depan di
perwakilan-perwakilan RI di luar negeri dan menjadi pangkalan
keanggotaan bagi orang dewasa yang ada dijajarannya.

b. Ditingkat daerah adalah kwartir daerah ( Kwarda)

1. Pada tingkat daerah dibentuk Kwartir Daerah yang beranggotakan


andalan-andalan daerah yang sebaiknya Pembina Pramuka Mahir dan
Pelatih Pembina Pamuka Mahir, tokoh-tokoh masyarakat, baik pemerintah
maupun swasta yang menaruh perhatian dan minat terhadap pendidikan
kaum muda serta dengan sukarela mengabdikan dirinya dan menyediakan
waktunya untuk menjadi Andalan Daerah.

2. Kwartir Daerah dilengkapi dengan Dewan Kerja Daerah (DKD),


Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah
(LEMDIKADA) dan didampingi oleh Majelis Pembimbing Daerah
(MABIDA) yang diketuai oleh Gubernur.

3. Musyawarah Daerah (MUSDA) merupakan pemegang kekuasaan


tertinggi dalam Gerakan Pramuka di tingkat daerah yang diadakan setiap
lima tahun sekali. Dan jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat
mendesak, maka diantara dua waktu MUSDA dapat diadakan Musyawarah
Daerah Luar Biasa.

4. Gerakan Pramuka di tingkat daerah, selain menghimpun cabang-cabang


dan Satuan Karya (SAKA) yang ada di wilayah kerjanya, juga merupakan
Pangkalan keanggotan bagi anggota dewasa yang ada pada jajarannya.
Wilayah kerja Kwartir Daerah adalah wilayah daerah Tingkat I atau
Propinsi.

c . Ditingkat cabang adalah kwartir cabang( Kwarcab)

1.Pada tingkat cabang dibentuk Kwartir Cabang yang beranggotakan


andalan-andalan cabang yang sebaiknya Pembina Pramuka Mahir dan
Pelatih Pembina Pamuka Mahir, tokoh-tokoh masyarakat, yang menaruh
perhatian dan minat terhadap pendidikan kaum muda serta dengan sukarela
mengabdikan dirinya dan menyediakan waktunya untuk menjadi Andalan
Cabang.

2. Kwartir Cabang dilengkapi dengan Dewan Kerja Cabang (DKC),


Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang
(LEMDIKACAB) dan didampingi oleh Majelis Pembimbing Cabang
(MABICAB) yang diketuai oleh Walikota atau Bupati.

3. Musyawarah Cabang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam


Gerakan Pramuka di tingkat cabang yang diadakan setiap lima tahun sekali.
Dan jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka diantara
dua waktu MUSCAB dapat diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.

4. Gerakan Pramuka di tingkat cabang selain menghimpun ranting-ranting


dan juga SAKA yang ada diwilayah kerjanya, juga merupakan pangkalan
keanggotakan bagi anggota dewasa yang ada pada jajarannya. Wilayah kerja
Kwartir Cabang adalah wilayah daerah Tingkat II, yaitu Kotamadya atau
Kabupaten

d. Ditingkat ranting adalah kwartir ranting (Kwarran)

1. Pada tingkat Ranting, dibentuk Kwartir Ranting yang beranggotakan


andalan-andalan ranting yang sebaiknya Pembina Pramuka Mahir dan
Pelatih Pembina Pamuka Mahir yang menaruh perhatian dan minat terhadap
pendidikan kaum muda serta dengan sukarela mengabdikan dirinya dan
menyediakan waktunya untuk menjadi Andalan Ranting.

2. Kwartir Ranting dilengkapi dengan Dewan Kerja Ranting (DKR) dan


didampingi oleh Majelis Pembimbing Ranting (MABIRAN), yang diketuai
oleh Camat.

3. Musyawarah Ranting (MUSRAN) adalah pemegang kekuasaan tertinggi


dalam Gerakan Pramuka di tingkat ranting yang diadakan setiap tiga tahun
sekali. Dan jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka
diantara dua waktu MUSRAN dapat diadakan Musyawarah Ranting Luar
Biasa.
4. Gerakan Pramuka di tingkat ranting, selain menghimpun Gugus Depan
dan SAKA yang ada di wilayah kerjanya, juga merupakan pangkalan
keanggotaan bagi anggota dewasa yang ada pada jajarannya. Wilayah kerja
Kwartir Ranting adalah wilayah Kecamatan.

e . Ditingkat paling bawah adalah gugus depan ( GUDEP) dan satuan karya
( S A KA)

1. Di tingkat paling bawah dibentuk Gugus Depan dan Satuan Karya


sebagai penyelenggara utama kepramukaan yang merupakan pangkalan
keanggotaan dan wadah untuk menghimpun dan membina peserta didik
yang disesuaikan dengan golongan usia dan jenis kelamin. Adapun anggota
putra dan putri merupakan Gugus Depan yang berdiri sendiri.

2. Musyawarah Gugus Depan (MUGUS) merupakan pemegang kekuasaan


tertinggi di Gugus Depan yang diadakan setiap tiga tahun sekali. Jika ada
hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka diantara dua waktu
MUGUS dapat diadakan MUGUS luar biasa.

3. Dalam Gugus Depan itu terdiri atas satuan :a. Perindukan Siaga; b.
Pasukan Penggalang; c. Ambalan Penegak; d. Racana Pandega.

Gugus Depan yang efektif bagi terlaksananya kepramukaan sebagai


proses pendidikan progresif sepanjang hayat yang utuh atau komplit, karena
terjadi interaksi edukatif yang utuh antara peserta didik, anggota dewasa dan
Majelis Pembimbing. Satuan Karya (SAKA) dibentuk dalam Gerakan
Pramuka sebagai upaya melengkapi kegiatan yang diselenggarakan dalam
satuan-satuan di Gugus Depan dengan kegiatan dibidang Iptek yang menjadi
minat peserta didik dalam menghasilkan pengalaman, tambahan
pengetahuan dan teknologi, ketrampilan dan kecakapan, khususnya bagi
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sebagai bekal hidup dan
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan Gerakan
gerakan pramuka adalah untuk membentuk setiap Pramuka agar menjadi
pribadi yang beriman, bertakwa, memiliki akhlak yang mulia, mempunyai
jiwa patriotik, taat terhadap hukum, dan disiplin. Selain itu juga pribadi
yang menjunjung tinggi nilai keluhuran bangsa Indonesia, serta memiliki
dan menguasai kecakapan hidup. Dengan itu semua diharapkan menjadi
kader bangsa yang mampu menjaga dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia, sekaligus mengamalkan Pancasila, dan melestarikan
lingkungan hidup.

2.3 Peranan Majelis Pembimbing Organisasi Gerakan Pramuka

Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka adalah suatu badan dalam


Gerakan Pramuka yangmemberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris,
material dan finansial kepada Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir
Cabang, Kwartir Ranting, dan Gugus Depan Gerakan Pramuka. Gerakan
Pramuka yang memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material
dan finansial, serta konsultasi kepada gudep, satuan dan kwartir yang
bersangkutan. Dalam menjalankan tugasnya, majelis pembimbing Gerakan
pramuka memiliki tugas pokok dan juga fungsi.

2.3.1. Tugas pokok Majelis Pembimbing Organisasi Gerakan Pramuka

Tugas Pokok Mabi adalah memberi bimbingan dan bantuan yang


bersifat moral, organisatoris, materiil, finansial dan konsultasi kepada
gudep, satuan dan kwartir yang bersangkutan: a). Kata-kata “memberi
bimbingan” yang dimaksud di atas mengandung makna memberi arahan,
saran, nasehat, dan dukungan moral; b). Kata-kata “memberi bantuan” yang
dimaksud di atas mengandung makna membuka jalan, mengusahakan
kesempatan, fasilitas, dana serta memberi peluang agar Gerakan Pramuka
mendapat akses untuk memperoleh bantuan dari pemerintah dan
masyarakat; c). Kata-kata “konsultasi” yang dimaksud di atas mengandung
makna bahwa gudep, satuan, dan kwartir dapat berkonsultasi mengenai
permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan citra Gerakan
Pramuka.

2.3.2. Fungsi Dari Majelis Pembimbing Organisasi Gerakan Pramuka


Fungsi Mabi adalah memberi bimbingan, bantuan konsultasi kepada
gudep, satuan dan kwartir yang bersangkutan agar dapat: a). Memecahkan
masalah-masalah moral, mental, dan psikologis; b). Memecahkan masalah-
masalah organisatoris, termasuk meningkatkan jumlah dan mutu anggota
Gerakan Pramuka; c). Memecahkan masalah-masalah material, termasuk
usaha memperoleh fasilitas, dana dan sarana; d). Menjalankan segenap
usaha yang berkaitan dengan masalah-masalah finansial, terutama usaha
untuk mengumpulkan dana, agar dapat memperoleh subsidi dan pemberian
lain dari masyarakat yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka; e). Menyampaikan aspirasi
masyarakat untuk pengembangan pendidikan Gerakan Pramuka.

1) Majelis pembimbing (mabi) adalah majelis yang memberikan


bimbingan, dukungan dan memfasilitasi penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan.
2) Majelis Pembimbing memberikan bantuan ketersediaan tenaga,
dana, dan fasilitas yang diperlukan untuk pendidikan kepramukaan.
3) Mabi dapat terdiri atas unsur: a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah; c. tokoh masyarakat; dan d. orangtua peserta
didik.
4) a. Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas) diketuai oleh Presiden
Republik Indonesia; b. Majelis pembimbing daerah (mabida)
diketuai oleh gubernur; c. Majelis pembimbing cabang (mabicab)
diketuai oleh bupati/walikota; d. Majelis pembimbing ranting
(mabiran) diketuai oleh camat/kepala distrik; e. Majelis pembimbing
satuan karya pramuka (mabisaka) dan gugus depan (mabigus)
diketuai seorang ketua yang dipilih oleh dan dari antara anggota
mabi yang bersangkutan, atau dijabat oleh pimpinan tertinggi dari
institusi/lembaga tempat gugusdepan dan satuan karya pramuka
berpangkalan; f. Majelis pembimbing satuan komunitas pramuka
(mabisako) diketuai tokoh yang dipilih oleh dan dari komunitas yang
bersangkutan.
5) Ketua mabi menyusun kepengurusan yang terdiri atas: a. Ketua;
b. wakil ketua; c. Sekretaris; d. ketua harian (apabila diperlukan); e.
anggota.
6) Majelis pembimbing haruslah memiliki komitmen yang tinggi
terhadap Gerakan Pramuka yang di bimbingnya.
7) Majelis pembimbing menyelenggarakan rapat sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu tahun.

2.4 Kwartir-Kwartir Dalam Organisasi Gerakan Pramuka

Kwartir adalah pusat pengelolaan Gerakan Pramuka yang dipimpin


secara mandiri kolektif oleh pengurus kwartir yang terdiri atas para
Andalan. Seperti susunanya adalah sebagai berikut: 1. Seorang Ketua; 2.
Beberapa orang Wakil Ketua yang diangkat menjadi Ketua Bidang; 3.
Seorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau seorang Sekretaris
untuk jajaran kwartir yang lain; 4. Seorang Bendahara Jenjang pelatihan
teknis kepramukaan dalam Gerakan Pramuka.

Pengelolaan Kwartir didesentralisasi sesuai struktur kewilayahan


administratif pemerintah, yaitu dari pusat (Kwarnas), provinsi (Kwarda)
kabupaten (Kwarcab) sampai kecamatan (Kwarran). Dalam mengelola
personel. materiel dan keuangan, Kwartir merupakan suatu organisasi
otonom yang bertanggung jawab jawab kepada musyawarah tingkat masing-
masing. Bagaimanapun demikian, dalam hal pelatihan teknis
penyelenggaraan kepramukaan, fungsi- fungsi Kwartir berjenjang mulai dari
tingkat Nasional, Daerah, Cabang, sampai Rantingnya adalah sebagai
berikut:

1. Kwarnas: Kebijakan dan strategi perencanaan pada tingkat Nasional.


Kwamas menetapkan kebijakan-kebijakan penyelenggaraan kepramukaan,
termasuk penentuan perencanaan strategis untuk jangka waktu tertentu.
2. Kwarda: Pengendalian Manajemen pada tingkat Provinsi Kwarda
mengkoordinasikan penerapan kebijakan-kebijakan tersebut di wilayahnya,
dengan menyesuaikan pada kondisi daerahnya.

3. Kwarran: membantu Kwarcab dalam pengendalian operasional Kwartir


Ranting berfungsi membantu Kwarcab dalam pembinaan Gudep dan Saka di
wilayahnya.

Penyusunan struktur organisasi Kwartir suatu organisasi pada


hakikatnya adalah pengelompokan fungsi-fungsinya, agar organisasi dapat
melaksanakannya tugas pokoknya dengan efektif dan efisien.

2.5 Gugus depan

2.5.1. Pengertian gugus depan

Gugus depan (gudep) adalah suatu kesatuan organik dalam gerakan


pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota gerakan
pramuka sebagai peserta didik dalam pembina pramuka, serta berfungsi
sebagai peangkalan anggota peserta didik. Anggota putra dan putri di
himpun dalam gudep y ang terpisah, masing-masing masing-masing
merupakan gudep yang berdiri sendiri. Gudep luar biasa adalah gudep yang
anggotanya menyandang cacat jasmani atauu mental dan dapat
Menyelenggarakan kegiatan dalam gudep sendiri.

Gudep lengkap terdiri atas satu perindukan siaga, satu pasukan


penggalang satu ambalan, penegak dan satu racana pandega, dengan
pengertian sebagai berikut: a). Istilah perindukan digunakan untuk
menyebut satuan pramuka siaga yang di bagi dalam satuan-satuan kecilyang
disebut barung; b). Satuan pramuka penggalang disebut pasukan yang di
bagi dalam satuan kecil di sebut regu; c). Satuan pramuka penegak di sebut
ambalan yang di bagi dalam beberapa satuan kecil yang disebut sangga; d).
Satuan pramuka pandega di sebut rancana yang tidak di bagi dalam satuan
kecil; e). Sangga kerja adalah satuan pramuka penegak setingkat regu yang
di bentuk atas dasar suatu tugas atau pekerjaan; f). Pemimpin adalah sebutan
bagi peserta didik yang memimpin satuan tingakat regu ke bawah; g).
Pembina adalah sebutan bagi anggota dewasa yang memimpin dan membina
pramuka ditingkat pasukan ke atas.

2.5.2. Tujuan Gugus Depan

Tujuan gadep adalah untuk melaksanakan pendidikan kepramukan


yang pada hakekatnya bertujuan: 1). Membentuk sikap dan perilaku ke arah
yang positif; 2). Menambah pengetahuan dan pengalaman; 3). Menguasai
keterampilan pramuka dan kecakapan. Sehingga para anggota gerkan
pramuka menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, berwatak dan
berbudi luhur, percaya kepada kemampuan diri sendiri, mampu dan mampu
membangun dirinya, serta bersama bertanggung jawab jawab atas
pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

2.5.3. Sasaran Gugus Depan

A. Dalam mencapai tujuan gudep tersebut, maka para pembina pramuka


yang bertugas di gudep berusaha mencapai sasaran antara lain: 1.
Menanamkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2.Menanamkan
rasa cinta dan setia di tanah air; 3. Menanamkan rasa percaya diru sendiri,
tanggung jawab dan disiplin; 4. Melatih panca indera, hastra karya dan
berbagai kejuruan agar peserta didik dapat menggunakan perasaan, masuk
akal dan keterampilan secara seimbang Melatih dalam hal kebersihan dan
kesehatan jasmani dan mental, dengan menggunakan sistem Among dan
prinsip dasar pendidikan kepramukan, terutama sistem beregu. Satuan
terpisah antara putera dan putri serta penyesuaian dan perkembangan
jasmani mental.

B) Sistem Among dan prinsip dasar pendidikan kepramukaan tersebut,


dimaksudkan untuk: 1. Memelihara norma-norma kesusilan; 2.
Menyebarkan karya kreasi; 3. Memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk belajar; 4. Memimpin dan dipimpin mengelola suatu kegiatan; 5.
Bertanggung jawab dan disiplin mengatur diri sendiri kerjasama dan lain-
lain.

2.6 Fungsi Gerakan Pramuka


Gerakan pramuka sendiri memiliki fungsi sebagai penyelenggara
pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga. Pendidikan
tersebut menjadi wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda dengan
ciri khusus. Ciri khususnya adalah penerapan Prinsip dasar Kepramukaan
dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among dalam pendidikan yang
dilakukan Gerakan Pramuka.

Selain sebagai penyelenggara pendidikan nonformal, Gerakan


pramuka juga berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan Gerakan
Pramuka. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha yang
meliputi : 1). Pendidikan dan pelatihan Pramuka; 2). Pengembangan
Pramuka; 3). Pengabdian masyarakat dan orang tua; 4). Permainan yang
berorientasi pada pendidikan.

2.7 Prinsip Dasar Gerakan Pramuka

Prinsip Dasar Kepramukaan bersama Nilai-Nilai Kepramukaan


adalah norma hidup setiap anggota Gerakan Pramuka yang ditanamkan dan
ditumbuh kembangkan kepada peserta didik melalui proses penghayatan
oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan tenaga pendidik atau anggota
yang akan dididik, sehingga pengamalannya dapat dilakukan dengan
inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab
serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat. Anggota pramukaan harus menguatkan fisik. Selain itu anggota
Gerakan Pramuka juga harus memberanikan diri, saling tolong menolong,
harus cepat memahami dan lain sebagainya. Setiap anggota Gerakan
Pramuka wajib menerima Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama sebuah organisasi


pendidikan nonformal. Organisasi pendidikan kepanduan di Indonesia. Kata
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang artinya
Generasi Muda Yang Penuh Kasih. Gerakan pramuka sendiri memiliki
fungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di
luar keluarga. Pendidikan tersebut menjadi wadah pembinaan dan
pengembangan kaum muda dengan ciri khusus. Dalam organisasi pramuka
terdapa majelis pembimbing, gugus depan dan kwartir yang terkandung di
dalamnya.

3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun dengan judul “Organisasi


Gerakan Pramuka”. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih
perlu disempurnakan, oleh karena itu kami berharap penulis selanjutnya
agar dapat memasukkan beberapa point yang tidak kami masukkan karena
sudah saling berkaitan dengan point lainnya. Kami sebagai penulis berharap
agar penulis selanjutnya dapat menjadikan makalah ini sebagai topik
Administrasi & Teknik Kepramukaan.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Amin. 2008. Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka Surabaya: Halim


Jaya.

Dalut, Adhyaksa. 2015. Gerakan Pramuka Indonesia.

Intan Kusumawati, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan


Kepramukaan, Education Jurnal Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. 2012

Samsul Hidayat (2002), Upaya Organisasi Gerakan Pramuka Dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, Malang

Supono, 2012, Panduan Lengkap Pramuka, Yogyakarta: Pustaka Mahardika


Grafika.

Anda mungkin juga menyukai