KLS : 1 A PENJASKES
NPM :230104040
2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Kepramukaan
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan
ketentuan moral yang disebut darma merupakan salah satu unsur yang terdapat
dalam Metode Kepramukaan. Satya Pramuka diucapkan secara sukarela oleh
seorang calon Anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan. Satya Pramuka juga digunakan sebagai pengikat diri pribadi
untuk secara sukarela mengamalkannya dan dipakai sebagai titik tolak
memasuki proses Pendidikan Kepramukaan guna mengembangkan mental,
moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan Darma Pramuka adalah alat
pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan mengembangkan akhlak
mulia, selain itu juga merupakan upaya memberi pengalaman praktis yang
mendorong agar anggotanya menemukan, menghayat, serta mematuhi sistem
nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota dalam
masyarakat tersebut. Sebagai landasan gerak bagi Gerakan Pramuka, Darma
Pramuka berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan Pendidikan Kepramukaan
yang kegiatannya mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat,
2
bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan
gotong royong.
Darma Pramuka dapat pula disamakan dengan Kode Etik bagi organisasi
dan Anggota Gerakan Pramuka yang berperan sebagai landasan serta ketentuan
moral dasar yang diterapkan bersama berbagai ketentuan lainnya yang
mengatur hak dan kewajiban anggotanya, pembagian tanggungjawab antar
anggota serta pengambilan keputusan oleh anggota,
3
4. Kegiatan yang Menarik dan Menantang
4
Mengembangkan kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi
tantangan, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya,
menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan,
serta membina kerjasama dan rasa memiliki.
5
8. Sistem Satuan Terpisah
B. Sistem Among
Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan
pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran Raden Mas Suwardi
Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan dan
pendiri Perguruan Taman Siswa. Sistem Among adalah suatu sistem pendidikan yang
berjiwa kekeluargaan yang bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.2
Dalam gerakan pramuka sistem Among merupakan pendidikan yang
dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat
bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghidari unsur-
unsur perintah keharusan, paksaan , dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi
peserta didik.3
Sistem among yang dirumuskan oleh ki hajar dewantara, terdiri dari 3 prinsip
kepemimpinan, berikut ini,4
1
Kwarnas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: 2014), hal. 31
2
Susetya Wawan, Dharmaning Satriya; Nilai-nilai Kepribadian dan Kepemimpinan Jawa,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019), hlm. 399.
3
Jana. T. Anggadiredja, dkk. Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka, ( Jakarta :
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011 ), hlm 81.
4
Suparto Rahardjo, “ Ki Hajar Dewantara Biografi singkat “, ( Jogjakarta : Garasi, 2009 ), hlm 74
6
a. "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan.
b. "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-tengah mereka
Pembina membangun kemauan.
c. "Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang Pembina memberi
daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah
kemandirian.
5
Rahardjo, Ki Hajar dewantara …., hlm 72
6
Kwarnas, Kusrsus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan, (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2011),
hal 24
7
Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-citanya.
Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan,
medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan bertanya. Peserta didik harus
diperlakukan dan dihargai sebagai subjek pendidikan, bukan hanya sebagai objek
pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau disuruh pembinanya tetapi mereka diberi
kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan leluasa agar tumbuh rasa percaya
diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi mereka.
8
Berikut ini cara ;penerapan Sistem Among pada golongan Gerakan Pramuka.
Sifat dasar Pramuka Siaga adalah senang meniru, suka dipuji, suka
bernyanyi, manja, dan masih senang bermain. Pada Pramuka Siaga, Pembina
lebih berperan banyak dalam memberikan prakarsa untuk memunculkan daya
kreasi peserta didik.
9
Pada Pramuka Penggalang, sifat-sifat Pramuka Siaga mmasih ada
sebagian yang terbawa. Pramuka Penggalang senang bergerak dan
mengembara, sudah mulai menyukai lawan jenis, senang mencoba-coba, dan
menyenangi hal-hal yang bersifat kepahlawanan.
10
Pada golongan Penegak, Pembina mengambil peran sbagai Pamong
dengan sikap memberikan keleluasaan dalam mengamalkan Satya dan Dharma
untuk beraktivitas dan berkreasi (tut wuri handayani).
Sebagian besar sifat Penegak ada pada Pramuka Pandega. Pandega lebih
kerkonsentrasi pada kelompok dyadic (duaan) atau triadic (tigaan). Jarang
sekali mereka melakukan kegiatan bersama-sama lebih dari 5 orang dalam satu
kelompok. Pramuka Pandega juga lebih terbuka terhadap anggota lainnya.
11
C. Hubungan Metode Kepramukaan dengan Sistem Among
Metode kepramukaan dengan menerapkan sistem Among yaitu Pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka, belajar sambil melakukan, sistem beregu, kegiatan
yang menarik dan menantang di alam terbuka yang mendukung pendidikan
karakter kepedulian sosial dan kemandirian yang disesuaikan dengan
perkembangan jasmani dan rohani anggota muda, kegiatan di alam terbuka,
kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan, sistem tanda kecakapan,
sistem satuan terpisah untuk putera puteri, kiasan dasar.
Metode kepramukaan menerapkan sistem Among yang mana menurut Ki
Hajar Dewantara adalah Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa dan
Tut wuri handayani, maksudnya adalah ketika di depan memberikan teladan,
ketika berada di tengah memberikan semangat dan ketika berada di belakang
memberikan dukungan.7 Berikut merupakan hubungan antara metode
kepramukaan dengan sistem Among:
a) Dalam golongan siaga, pembina pramuka memberikan dorongan
dengan peserta didik dengan cara menyesuaikan sifat, daya nalar, dan
suasana sigap.
b) Dalam golongan Penggalang, pembina pramuka berperan sebagai
pendorong dan membangkitkan semangat, motivasi, dan membangun
kemauan yang lebih besar dari peserta didik.
c) Pada golongan Penegak, pembina mengambil peran sebagai pamong
dengan sikap memberikan keleluasaan dalam mengamalkan Satya dan
Dharma untuk beraktifitas dan berkreasi.
d) Pada golongan Pandega, pembina mengambil peran sebagai konsultan
dengan sikap lebih memberikan keleluasaan mengamalkan Satya dan
Dharma untuk Pandega dalam membina diri, membina satuan, dan
membina masyarakat.
7
Erliani Saadah, Peran Gerakan Pramuka Untuk Membentuk Karakter Kepedulian Sosial dan
Kemandirian, Vol. 7, No. 1, 2017, hlm. 42
12
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kode kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk
mengimplementasikan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan. Setiap unsur dalam
Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-
sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan kepramukaan.
Macam-macam metode kepramukaan merupakan cara belajar interaktif
profresif melalui, Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka,Belajar Sambil praktek,
Kegiatan Berkelompok Bekerjasama dan Berkompetisi,Kegiatan yang Menarik
dan Menantang, Kegiatan di Alam Terbuka, Kehadiran Orang Dewasa yang
Memberikan Bimbingan, Dorongan, dan Dukungan, Penghargaan Berupa Tanda
Kecakapan, serta Sistem Satuan Terpisah.
Adapun sistem among yang di artikan sebagai cara pelaksanaan pendidikan di
dalam gerakan pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran Raden Mas
Suwardi Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak
pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa.aspirasi peserta didik.
Sistem Among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan sebagai berikut "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan
menjadi teladan, "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-tengah mereka
Pembina membangun kemauan, "Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang
Pembina memberi daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah
kemandirian.kepada peserta didik untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya,
kemampuannya, cita-citanya. Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah
menjaga, membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat
berkonsultasi dan bertanya.
13
Hubungan metode kepramukaan dan sistem among dapat dilihat dari cara
pembina membimbing peserta didiknya, hal ini dapat dilihat seperti pembina
Pramuka dalam golongan siaga memberikan dorongan kepada peserta didik
dengan cara menyesuaikan sifat, daya nalar, dan suasana siaga. Yang kedua
pembina Pramuka pada golongan penggalang memberikan mendorong dan
membangkitkan semangat, motivasi, dan membangun kemauan yang besar pada
peserta didik, dan seterusnya sampai ke tingkat pandega.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kwarnas, Kusrsus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan. Jakarta: Pustaka Tunas Media,
2011.
Kwarnas. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta: Pustaka Tunas
Media, 2014.
15