Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM AMONG DAN JUGA NILAI-NILAI

YANG DI AJARKAN KEPRAMUKAAN

Nama : WIRANDA EVAN BAYUDI

KLS : 1 A PENJASKES

NPM :230104040

PROGRAM STUDI PENJASKES FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HAMZANWADI

2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah


memberikan limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang di dalamnya membahas materi
mengenai “Sistem Among dan Juga Nilai-nilai Yang diajarkan Kepramukaan”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tanda terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Selong, 20 November 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Kepramukaan ............................................................................2


B. Sistem Among.........................................................................................6
C. Hubungan Metode Kepramukaan dan Sistem Among............................12

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan luar sekolah yang
menguunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan. Gerakan Pramuka sebagai
wadah pendidikan non formal, memiliki tanggungjawab dalam rangka mendidik
dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral,
spiritual, emosional, intelektual, dan fisiknya, sehingga menjadi sosok yang
berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur serta menjadi warga negara
Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut. Gerakan Pramuka menggunakan prinsip-
prinsip dasar dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Metode kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif yang dilakukan
untuk mendapatkan tujuan semudah mungkin, salah satunya dengan
menggunakan sistem Among. Sistem Among memberi kesempatan peserta didik
untuk mengembangkan kepribadiannya, bakat, kemampuan, dan cita-citanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Kepramukaan?
2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Among?
3. Bagaimana hubungan Metode Kepramukaan dengan Sistem Among?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui tentang Metode Kepramukaan.
2) Untuk mengetahui Sistem Among.
3) Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Metode Kepramukaan
dengan Sistem Among.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Kepramukaan

Metode kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk


mengimplementasikan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan. Setiap unsur dalam
Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-
sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan kepramukaan. Macam-macam metode kepramukaan merupakan cara
belajar interaktif profresif melalui,

1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan
ketentuan moral yang disebut darma merupakan salah satu unsur yang terdapat
dalam Metode Kepramukaan. Satya Pramuka diucapkan secara sukarela oleh
seorang calon Anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan. Satya Pramuka juga digunakan sebagai pengikat diri pribadi
untuk secara sukarela mengamalkannya dan dipakai sebagai titik tolak
memasuki proses Pendidikan Kepramukaan guna mengembangkan mental,
moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan Darma Pramuka adalah alat
pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan mengembangkan akhlak
mulia, selain itu juga merupakan upaya memberi pengalaman praktis yang
mendorong agar anggotanya menemukan, menghayat, serta mematuhi sistem
nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota dalam
masyarakat tersebut. Sebagai landasan gerak bagi Gerakan Pramuka, Darma
Pramuka berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan Pendidikan Kepramukaan
yang kegiatannya mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat,

2
bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan
gotong royong.

Darma Pramuka dapat pula disamakan dengan Kode Etik bagi organisasi
dan Anggota Gerakan Pramuka yang berperan sebagai landasan serta ketentuan
moral dasar yang diterapkan bersama berbagai ketentuan lainnya yang
mengatur hak dan kewajiban anggotanya, pembagian tanggungjawab antar
anggota serta pengambilan keputusan oleh anggota,

2. Belajar Sambil praktek

Belajar sambil praktek dilaksanan dengan mengutamakan sebanyak


mungkin kegiatan praktik secara praktis pada setiap kegiatan kepramukaan
dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagai pengalaman yang
bermanfaat bagi anggota muda. Mengarahkan perhatian anggota muda untuk
selalu berbuat hal-hal nyata, merangkasang agar timbulnya keingintahuan akan
hal-hal baru, serta memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan, baik
di dalam Gerakan Pramuka maupun di dalam lingkungan kemasyarakatan
merupakan tujuan dari belajar sambil melakukan.

3. Kegiatan Berkelompok Bekerjasama dan Berkompetisi

Peserta didik dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh


peserta didik sendiri. Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan belajar
memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul
tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. Kegiatan
berkelompok memberi kesempatan untuk saling berkompetisi dalam suasana
persaudaraan guna menumbuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik.

3
4. Kegiatan yang Menarik dan Menantang

Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif,


inovatif, rekreatif, dan mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap
dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan
kecakapan hidup setiap anggota Gerakan Pramuka. Diselenggarakan dengan
memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni modern, manfaat, dan
taat asas. Penyelenggaraannya disesuaikan dengan usia dan perkembangan
rohani dan jasmani peserta didik, sehingga mudah diterima oleh yang
bersangkutan. Diutamakan pada kegiatan yang dapat mengembangkan bakat
dan minat yang mencakup ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan
fisik peserta didik, serta bermanfaat bagi perkembangan kepribadian.

5. Kegiatan di Alam Terbuka

Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreasi yang edukatif


dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan dan keamanan, dan tidak jarang
diikuti dengan kegiatan yang menarik dan menantang terutama bagi kaum muda
agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka, serta bagi anggota
Pramuka agar tetap terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan
kepramukaan.

Biasanya kegiatan di alam terbuka dapat memberikan pengalaman dengan


adanya rasa saling ketergantungan antara unsur-sunru alam dan kebutuhan
untuk melestarikannya, serta mengembangkan suatu rasa tanggungjawab akan
masa depan dengan menghormati keseimbangan alam untuk tetep menjaga serta
menanamkan pada anggota muda bahwa menjaga lingkungan adalah hal yang
utama yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan dasar dalam setiap
kegiatan yang selaras dengan alam.

4
Mengembangkan kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi
tantangan, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya,
menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan,
serta membina kerjasama dan rasa memiliki.

6. Kehadiran Orang Dewasa yang Memberikan Bimbingan, Dorongan, dan


Dukungan

Anggota dewasa berfungsi sebagai perencanaan, organisator,


pelaksanaan, pengendalian, pengawas dan penilai. Sedang Pramuka Penegak
dan Pandega berfungsi sebagai pembantu anggota dewasa dalam melaksanakan
kegiatan kepramukaan. Anggota muda yang dalam melaksanakan kegiatan yang
dimaksud, diharap dapat melakukan konsultasi dengan anggota dewasa . Dan
pada waktu pelaksanaan kegiatan tersebut, anggota dewasa diharapkan dapat
memberikan pembinaan dan pendampingan. Dikarenakan anggota dewasa
bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan kepramukaan oleh anggota muda.

7. Penghargaan Berupa Tanda Kecakapan

Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan


merangsang peserta didik agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki berbagai kompetensi
keterampilan. Tanda kecakapan merupakan pengakuan yang diberikan kepada
peserta didik yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan
serta telah memiliki berbagai kompetensi keterampilan. Setiap peserta didik
wajib berupaya memiliki keterampilan yang berguna bagi kehidupan diri dan
baktinya kepada masyarakat.

5
8. Sistem Satuan Terpisah

Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus


depan, satuan karya pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri
dibina oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra,
kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri. Kegiatan yang
diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar
tempat perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan
putri dipimpin oleh pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh
pembina putra.1

B. Sistem Among
Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan
pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran Raden Mas Suwardi
Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan dan
pendiri Perguruan Taman Siswa. Sistem Among adalah suatu sistem pendidikan yang
berjiwa kekeluargaan yang bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.2
Dalam gerakan pramuka sistem Among merupakan pendidikan yang
dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat
bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghidari unsur-
unsur perintah keharusan, paksaan , dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi
peserta didik.3
Sistem among yang dirumuskan oleh ki hajar dewantara, terdiri dari 3 prinsip
kepemimpinan, berikut ini,4

1
Kwarnas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: 2014), hal. 31
2
Susetya Wawan, Dharmaning Satriya; Nilai-nilai Kepribadian dan Kepemimpinan Jawa,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019), hlm. 399.
3
Jana. T. Anggadiredja, dkk. Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka, ( Jakarta :
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011 ), hlm 81.
4
Suparto Rahardjo, “ Ki Hajar Dewantara Biografi singkat “, ( Jogjakarta : Garasi, 2009 ), hlm 74

6
a. "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan.
b. "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-tengah mereka
Pembina membangun kemauan.
c. "Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang Pembina memberi
daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah
kemandirian.

Tujuan sistem among adalah untuk membangun anak didik menjadi


manusia beriman dan bertaqwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas
dan berketrampilan, serta sehat jasmani dan rohani agar menjadi anggota
masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta
manusia pada umumnya.5

Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan


berperilaku:

a. Cinta kasih kejujuran, keadilan, kepantasan,


keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan berkorban, dan
kesetiakawanan sosial.
b. Disiplin disertai inisiatif.
c. Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan
bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada
Tuhan yang Maha Esa.

Anggota dewasa berupaya secara bertahap menyerahkan kepemimpinan


sebanyak mungkin kepada anggota muda, untuk selanjutnya anggota dewasa secara
kemitraan memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.6

5
Rahardjo, Ki Hajar dewantara …., hlm 72
6
Kwarnas, Kusrsus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan, (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2011),
hal 24

7
Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-citanya.
Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan,
medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan bertanya. Peserta didik harus
diperlakukan dan dihargai sebagai subjek pendidikan, bukan hanya sebagai objek
pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau disuruh pembinanya tetapi mereka diberi
kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan leluasa agar tumbuh rasa percaya
diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi mereka.

Kegiatan kepramukaan dengan menggunakan sistem among dilaksanakan


dalam bentuk kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan dihayati,
atas dasar minat dan karsa para peserta didik Pembina Pramuka harus mampu
menjadi contoh/teladan peserta didiknya.

Sistem Among harus digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah satu


dengan lainnya saling berkaitan oleh karena itu bagi semua golongan peserta didik
( S, G, T, D ) diberikan keteladanan, daya kreasi dan dorongan. Peserta didik dibina
sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya, melalui proses:

1) " Learning by doing", belajar sambil bekerja.


2) " Learning by teaching", bekerja sambil mengajar.
3) "Learning to live together" belajar untuk bisa hidup bersama.
4) "Learning to earn", belajar mencari penghasilan.
5) "Earning to live", penghasilan untuk hidup.
6) " Living to serve", kehidupan untuk bekal mengabdi.
7) "Learning to be", belajar untuk menjadi dirinya sendiri.

8
Berikut ini cara ;penerapan Sistem Among pada golongan Gerakan Pramuka.

1) Sistem Among Pada Pramuka Siaga

Sifat dasar Pramuka Siaga adalah senang meniru, suka dipuji, suka
bernyanyi, manja, dan masih senang bermain. Pada Pramuka Siaga, Pembina
lebih berperan banyak dalam memberikan prakarsa untuk memunculkan daya
kreasi peserta didik.

Pembina juga memberikan dorongan dengan peserta didik dengan cara


menyesuaikan sifat, daya nalar, dan suasana Siaga. Sifat momong dengan di
depan memberikan contoh (ing ngarso sung tulodho) porsinya harus lebih besar
dibandingkan golongan Pramuka lainnya.

2) Sistem Among Pada Pramuka Penggalang

9
Pada Pramuka Penggalang, sifat-sifat Pramuka Siaga mmasih ada
sebagian yang terbawa. Pramuka Penggalang senang bergerak dan
mengembara, sudah mulai menyukai lawan jenis, senang mencoba-coba, dan
menyenangi hal-hal yang bersifat kepahlawanan.

Pembina Pramuka pada golongan Penggalang berperan dalam


mendorong dan membangkitkan semangat, motivasi, dan membangun kemauan
yang lebih besar dari peserta didik sesuai prinsip kepemimpinan ing madya
mangun karso

3) Sistem Among Pada Pramuka Penegak

Pramuka Penegak sudah mulai memasuki masa sosial dan berusaha


mencari identitas atau jati diri. Mereka juga tingkat kestabilan emosinya belum
mantap, mudan terprovokasi dan mudah berubah.

Pramuka penegak juga menyukai kenyataan dan menjunjung tingggi


realitas, memiliki kemauan yang kuat serta sulit dicegah, agresif, dan senang
menyelesaikan persoalan dengan cepat yang kadang-kadang menggunakan
kekuatan fisik mereka.

10
Pada golongan Penegak, Pembina mengambil peran sbagai Pamong
dengan sikap memberikan keleluasaan dalam mengamalkan Satya dan Dharma
untuk beraktivitas dan berkreasi (tut wuri handayani).

4) Sistem Among Pada Pramuka Pandega

Sebagian besar sifat Penegak ada pada Pramuka Pandega. Pandega lebih
kerkonsentrasi pada kelompok dyadic (duaan) atau triadic (tigaan). Jarang
sekali mereka melakukan kegiatan bersama-sama lebih dari 5 orang dalam satu
kelompok. Pramuka Pandega juga lebih terbuka terhadap anggota lainnya.

Pada golongan Pandega, Pembina mengambil peran sebagai konsultan


dengan sikap lebih memberikan keleluasaan mengamalkan Satya dan Dharma
untuk Pandega dalam membina diri, membina satuan, dan membina masyarakat
(tut wuri handayani).

11
C. Hubungan Metode Kepramukaan dengan Sistem Among
Metode kepramukaan dengan menerapkan sistem Among yaitu Pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka, belajar sambil melakukan, sistem beregu, kegiatan
yang menarik dan menantang di alam terbuka yang mendukung pendidikan
karakter kepedulian sosial dan kemandirian yang disesuaikan dengan
perkembangan jasmani dan rohani anggota muda, kegiatan di alam terbuka,
kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan, sistem tanda kecakapan,
sistem satuan terpisah untuk putera puteri, kiasan dasar.
Metode kepramukaan menerapkan sistem Among yang mana menurut Ki
Hajar Dewantara adalah Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa dan
Tut wuri handayani, maksudnya adalah ketika di depan memberikan teladan,
ketika berada di tengah memberikan semangat dan ketika berada di belakang
memberikan dukungan.7 Berikut merupakan hubungan antara metode
kepramukaan dengan sistem Among:
a) Dalam golongan siaga, pembina pramuka memberikan dorongan
dengan peserta didik dengan cara menyesuaikan sifat, daya nalar, dan
suasana sigap.
b) Dalam golongan Penggalang, pembina pramuka berperan sebagai
pendorong dan membangkitkan semangat, motivasi, dan membangun
kemauan yang lebih besar dari peserta didik.
c) Pada golongan Penegak, pembina mengambil peran sebagai pamong
dengan sikap memberikan keleluasaan dalam mengamalkan Satya dan
Dharma untuk beraktifitas dan berkreasi.
d) Pada golongan Pandega, pembina mengambil peran sebagai konsultan
dengan sikap lebih memberikan keleluasaan mengamalkan Satya dan
Dharma untuk Pandega dalam membina diri, membina satuan, dan
membina masyarakat.

7
Erliani Saadah, Peran Gerakan Pramuka Untuk Membentuk Karakter Kepedulian Sosial dan
Kemandirian, Vol. 7, No. 1, 2017, hlm. 42

12
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kode kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk
mengimplementasikan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan. Setiap unsur dalam
Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-
sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan kepramukaan.
Macam-macam metode kepramukaan merupakan cara belajar interaktif
profresif melalui, Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka,Belajar Sambil praktek,
Kegiatan Berkelompok Bekerjasama dan Berkompetisi,Kegiatan yang Menarik
dan Menantang, Kegiatan di Alam Terbuka, Kehadiran Orang Dewasa yang
Memberikan Bimbingan, Dorongan, dan Dukungan, Penghargaan Berupa Tanda
Kecakapan, serta Sistem Satuan Terpisah.
Adapun sistem among yang di artikan sebagai cara pelaksanaan pendidikan di
dalam gerakan pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran Raden Mas
Suwardi Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak
pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa.aspirasi peserta didik.
Sistem Among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan sebagai berikut "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan
menjadi teladan, "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-tengah mereka
Pembina membangun kemauan, "Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang
Pembina memberi daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah
kemandirian.kepada peserta didik untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya,
kemampuannya, cita-citanya. Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah
menjaga, membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat
berkonsultasi dan bertanya.

13
Hubungan metode kepramukaan dan sistem among dapat dilihat dari cara
pembina membimbing peserta didiknya, hal ini dapat dilihat seperti pembina
Pramuka dalam golongan siaga memberikan dorongan kepada peserta didik
dengan cara menyesuaikan sifat, daya nalar, dan suasana siaga. Yang kedua
pembina Pramuka pada golongan penggalang memberikan mendorong dan
membangkitkan semangat, motivasi, dan membangun kemauan yang besar pada
peserta didik, dan seterusnya sampai ke tingkat pandega.

14
DAFTAR PUSTAKA

Erliani Saadah, Peran Gerakan Pramuka Untuk Membentuk Karakter Kepedulian


Sosial dan Kemandirian, Vol. 7, No. 1, 2017, hlm. 42

Jana. T. Anggadiredja, dkk. Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka.


Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011.

Kwarnas, Kusrsus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan. Jakarta: Pustaka Tunas Media,
2011.

Kwarnas. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta: Pustaka Tunas
Media, 2014.

Suparto Rahardjo. Ki Hajar Dewantara Biografi singkat. Jogjakarta : Garasi, 2009.


Susetya Wawan. Dharmaning Satriya; Nilai-nilai Kepribadian dan Kepemimpinan
Jawa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai