Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. ASNIWATI, S.Pd., M. Pd / RAIHANAH SARI, S.Pd., M. Pd

Disusun Oleh:

NAMA : FATMAWATI
NIM : 1910125120037
NO ABSEN : 09
KELAS : 3B PGSD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG M ANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020
1. Penyelenggaraan pendidikan multicultural di dunia pendidikan di akui dapat menjadi
solusi nyata bagi konflik dan disharmonisasi yang terjadi di masyarakat, sebab
pendidikan multicultural mempunyai dua tanggung jawab besar. Apa saja tanggung
jawab tersebut !
Jawab :
Pendidikan multikultural mempunyai dua tanggung jawab besar, yaitu menyiapkan
bangsa Indonesia untuk mengahadapi arus budaya luar di era globalisasi dan
menyatukan bangsa sendiri yang terdiri dari berbagai macam budaya

2. Indonesia adalah salah satu Negara multicultural terbesar di dunia, dengan kondisi
seperti ini konflik mudah sekali terjadi apalagi jika didukung oleh kemunculan
provokator. Sebutkan dan jelaskan dua saja solusi yang bisa dilakukan dalam
mengatasi problema tersebut.
Jawab :
Solusi pertama adalah dengan menjadikan Sekolah-sekolah sampai tingkat
Universitas sebagai pusat sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai yang dicita-citakan
atau dapat disebut dengan pendidikan multikulturalisme. Inti dari multikulturalisme
adalah toleransi yang diperuntukkan untuk kepentingan bersama dan menghargai
kepercayaan serta interaksi dengan setiap anggota masyarakat serta. Menumbuhkan
sikap saling menghargai tanpa membedakan kelompok-kelompok seperti gender,
etnis, ras, budaya, strata sosial dan agama. Adapun beberapa pendekatan lainnya
dalam proses pendidikan multikulturalisme yaitu:
1) Mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan
konsep mendasar, generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu. Contoh,
guru-guru bekerja ke dalam kurikulum mereka dengan membatasi fakta tentang
semangat kepahlawanan dari berbagai kelompok. Di samping itu, rancangan
pembelajaran dan unit pembelajarannya tidak dirubah. Dengan beberapa pendekatan,
guru menambah beberapa unit atau topik secara khusus yang berkaitan dengan materi
multikultural.
2) Membawa siswa untuk memahami implikasi budaya ke dalam sebuah mata
pelajaran (disiplin). Contoh, para guru membantu siswa untuk memahami beberapa
perspektif dan merumuskan kesimpulan yang dipengaruhi oleh disiplin pengetahuan
yang mereka miliki.
3) Menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka
memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya
ataupun sosial. Contoh, ketika anak-anak masuk sekolah dengan perilaku negatif dan
memiliki kesalahpahaman terhadap ras atau etnik yang berbeda dan kelompok etnik
lainnya, pendidikan dapat membantu siswa mengembangkan perilaku intergroup yang
lebih positif, penyediaan kondisi yang mapan dan pasti.
4) Mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran
mereka. Contoh, membentuk aktifitas belajar dengan basis kerjasama (cooperative
learning), dan bukan dengan cara-cara yang kompetitif (competition learning).
Dimensi ini juga menyangkut pendidikan yang dirancang untuk membentuk
lingkungan sekolah, menjadi banyak jenis kelompok, termasuk kelompok etnik,
wanita, dan para pelajar dengan kebutuhan khusus yang akan memberikan
pengalaman pendidikan persamaan hak dan persamaan memperoleh kesempatan
belajar.
5) Pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial (empowering school culture
and social structure). Contoh, dalam melasanakan praktik kelompok siswa diajarakan
bagaimana merespon berbagai perbedaan yang ada di sekolah mengenai iklim sosial,
latihan-latihan, partisipasi ekstra kurikuler dan penghargaan.
Solusi kedua adalah Nasionalisme perlu ditegak kan namun dengan cara-cara yang
edukatif,persuasif dan manusiawi.bangsa indonesia sangat membutuhkan semangat
nasionalisme yang kokoh untuk meredam dan menghilangkan isu yang dapat
memecah persatuan.apalagi di latar belakangi oleh provokator yang ingin memecah
belah bangsa.

3. Sebutkan dan jelaskan apakah yang dimaksud identifikasi budaya local sertaberikan
contohnya !
Jawab :
Identifikasi budaya lokal adalah meneliti atau penentuan terhadap budaya yang
dimiliki oleh masyarakat local atau daerah.
Aspek yang perlu di identifikasi adalah
a. Wujud kebudayaan, merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sekelompok orang yang diturunkan atau diwariskan secara
turun temurun pada suatu daerah yang mana sifatnya tidak dapat diraba atau disentuh.
Contohnya adalah norma-norma dan peraturan daerah.
b. Unsur-unsur universal
Contohnya adalah bahasa, pengetahuan, kesenian, ekonomi, pengetahuan, organisasi
masyarakat, teknologi dan religi.
c. Symbol-simbol kebudayaan yang menonjol yaitu lambing objek atau
peristiwa apapun yang merujuk pada sesuatu hasil budi atau akal.
Contohnya adalah seni tari dan musik

4. Kemukakan pendapat anda, apa saja yang harus dilakukan seorang guru untuk dapat
menerapkan pendidikan multikultural dengan baik di dalam kelas !
Jawab :
Menurut saya yang harus dilakukan seorang guru untuk dapat menerapkan pendiidkan
multikultural dengan baik di dalam kelas yati, guru dalam konteks ini harus
mendorong kesadaran muktikuktural dengan membangun semangat
empati,equality,dan toleransi kepada pserta didik.dengan menekankan bahwa setiap
org dengan latar belakang apapun memiliki persamaan dalam hak nya sebagai warga
negara.dalam menerapkan pendidikan multikuktural dengam baik di dalam kelas kita
harus bisa memahami karakteristik siswa agar mudah dalam menyampaikan
pembelajran. Dalam penyampaian materi pendidikan muktikuktural kita buat
semenarik mungkin untuk menarik minat siswa dlaam mempelajari nya,materi yang
kita sampaikan jangan hanya terpaku pada satu objek namun kita harus bisa mencari
objek lain sebagai contoh karena pendidikan muktikuktural adalah mempelajari
tentang keberagaman.
Strategi yang perlu digunakan ada bermacam-macam seperti: diskusi, simulasi,
bermain peran, observasi, studi kasus, problem solving. Melalui diskusi guru dapat
memberikan masukan dan memperoleh informasi dari peserta didik tentang
sumbangan aneka budaya dan orang dari suku lain dalam hidup bersama sebagai
bangsa. Pembelajaran dengan diskusi ini dapat bertukar pikiran bahwa semua orang
dari budaya apapun ternyata menggunakan hasil kerja orang lain dari budaya lain.
Pembelajaran dengan simulasi dan bermain peran, peserta didik difasilitasi untuk
memerankan diri sebagai orang-orang yang memiliki agama, budaya dan etnik yang
berbeda dalam pergaulan sehari-hari.
Dalam kegiatan-kegiatan tertentu perlu dilakukan bersama dengan kepanitiaan
bersama yang melibatkan aneka macam latar belakang peserta didik dari berbagai
agama, etnik, budaya, bahasa. Melalui observasi dan studi kasus peserta didik dan
guru mengadakan kegiatan bersama di dalam realita kehidupan masyarakat kultural.
Kegiatan tersebut diharapkan untuk dapat mengamati proses sosial yang terjadi antara
individu dan kelompok yang ada, sekaligus untuk melakukan mediasi bila ada konflik
di antara warga masyarakat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai