Anda di halaman 1dari 7

“RANGKUMAN”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D / Yayuk Hartini, M.Pd

Disusun Oleh :

NAMA : FATMAWATI

NIM : 1910125120037

NO. ABSEN : 09

KELAS : 5B / PGSD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
METODE PEMBELAJARAN ACTIVE
BERPOLA STUDENT CENTERED
LEARNING DALAM PROGRAM BDR

1. SCIENTIFICT LEARNING
Adapun pendekatan saintifik yaitu :

1. Mengamati, yaitu seperti membaca,melihat,mendengar dan menyimak.


2. Menanya, Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
3. Mengumpukan informasi yaitu, Melakukan eksperimen, Membaca sumber
lain selain buku teks, Mengamati objek/kejadian Aktivitas dan Wawancara
dengan narasumber.
4. Mencoba mengolah informasi, yaitu mengembangkan sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
5. Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

2. METODE DISCOVERY LEARNING


Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik mengorganisasi sendiri.

Langkah Operasional :
1. Perencanaan, yaitu menentukan tujuan pembelajaran.
2. Pelaksanaan, seperti simulation atau pemberian rangsangan, identifikasi
masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan kesimpulan.
3. Simulation(pemberian rangsangan), yaitu Guru dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
4. Problem statement (Identifikasi masalah), yaitu guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah).
5. Data collection ( pengumpulan data), yaitu Pada saat peserta didik
melakukan eksperimen atau eksplorasi.
6. Data processing ( pengolahan data), yaitu Guru dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
7. Verification ( pembuktian), yaitu Pada tahap ini peserta didik melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.
8. Generalization ( menarik kesimpulan), yaitu proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
9. Penilaian, yaitu penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun
non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap,
atau penilaian hasil kerja peserta didik.
10. penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model pembelajaran
discovery dapat menggunakan tes tertulis.

3. METODE PROBLEM BASED LEARNING


Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan
masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat
terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun
pengetahuan baru.
Ciri PBL yaitu :
• Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran
• Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah
• Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah

Tahapan dari metode PBL yaitu


a. Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
b. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
c. Membimbing Penyelidikan Individual Maupun Kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan Hasil Karya

Demikian lah tahapan dari PBL ini yang mana guru dan murid berinteraksi dan
guru sebagai faasilitator.

4. METODE PROJECT BASED LEARNING

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah


model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Pembelajaran Berbasis Proyek memfokuskan aktivitas peserta didik untuk
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek
merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.dimana pada project based
learning ini guru melakukan penilaian dengan menggunakan table proyek
penilaian dengan catatan Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai 5,
dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses
pembuatan maka semakin tinggi nilainya.

5. STEM

STEM dimana SAINS (Kajian tentang fenomena alam yang melibatkan


observasi dan pengukuran)Teknologi(Inovasi-inovasi untuk memodifikasi alam
agar memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia) Enjiniring (engineering)
(konstruksi mesin , peralatan, sistem, material, dan proses yang bermanfaat bagi
manusia secara ekonomis dan ramah lingkungan),dan Matematika (Ilmu
tentang pola-pola,menyediakan bahasa bagi teknologi, sains, dan enjiniring).
Pendidikan STEM adalah pendekatan dalam pendidikan di mana Sains,
Teknologi, Teknik, Matematika terintegrasi dengan proses pendidikan berfokus
pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nyata serta dalam
kehidupan professional.pada metode STEM ini dimana sains dan teknologi
berperan aktif dalam pembelajaran. STEM Education menunjukan kepada
siswa bagaimana konsep, prinsip, teknik sains, teknologi, engineering dan
matematika (STEM) digunakan secara terintegrasi umtuk mengembangkan
produk, proses dan sistem yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

6. INQUIRY LEARNING (IL)


Pembelajaran Inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan
siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir
secara kritis dan mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Tujuan Model Pembelajaran Inquiry learning. Model pembelajaran
Inquiry Learning beorientasi pada siswa yang bertujuan mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian
dalam pembelajaran ini siswa tak hanya di tuntut agar menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya secara optimal (Sanjaya,2006:195)
Manfaat Model Pembelajaran Inquiry learning. Meningkatkan
kemampuan berfikir siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang
akan dipelajarinya, melatih kepekaan diri, mengurangi rasa kecemasan,
menumbuhkan rasa percaya diri, meni ngkatkan motivasi,dan partisipasi belajar,
meningkatkan tingkah laku yang positif, meningkatkan prestasi dan hasil belajar.

Langkah-langkah Model pembelajaran Inquiry Learning


1. Orientasi Membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsife.Guru
mengkondisikan agar siswa siap untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Guru mengajak siswa berpikir untuk memecahkan masalah.Langkah ini
sangat penting dan bergantung kepada kemauan siswa untuk berkreativitas
dengan menggunakan kemampuannya.
2. Merumuskan Masalah Membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah teka-teki itu.
3. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara jadi perlu diuji
kebenarannya dan bukan sembarangan perkiraan tetapi harus memiliki
landasan berpikir yang kokoh,sehingga hipotesis itu bersifat rasional dan
logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman yang dimiliki
siswa.
4. Mengumpulkan data Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi dalam belajar, akan tetapi membutuhkan ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu tugas dan peran guru sangat
penting pada tahap ini dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada
siswa yang dapat mendorong siswa untuk berpikir dan mencari informasi yang
dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis Proses menentukan jawaban sesuai dengan data dan
informasi yang didapat dari pengumpulan data. Disini kita mengembangkan
kemampuan berpikir siswa secara rasional.Artinya kebenaran jawaban bukan
hanya berdasarkan argumentasi dan opini saja tetapi harus didukung data yang
ditemukan dan bias dipertanggungjawabkan. 6. Menarik kesimpulan Proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Guru sebaiknya harus dapat menunjukkan pada siswa data mana
yang paling relevan. Penilaian Model Pembelajaran Inquiry learning.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan ,
sikap, atau penilaian berupa portopolio peserta didik.

7. MODEL BLENDED LEARNING (MBL)


Model Blended Learning adalah kegiatan pembelajaran yang
menggabungkan kegiatan belajar tatap muka dengan kegiatan belajar online. Dari
aspek teori belajar, pendekatan, serta model pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran itu sendiri.MBL merupakan pembelajaran yang memadukan
kelebihan tatap muka dan kelebihan pembelajaran online. MBL dapat
menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk terjadinya interaksi antara
sesame peserta didik, dan peserta didik dengan pendidiknya tanpa dibatasi ruang
dan waktu (dewey ,1938 dan Morore dalam Comey (2009:9) ), mengemukakan
bahwa interaksi antar siswa dan interaksi antara siswa dan guru merupakan factor
kunci dalam proses belajar siswa dan merupakan elemen penting dalam
menciptakan pengalaman belajar yang efektif. Menurut Moore dalam Comey
(2009:9-10) ada tiga tipe interaksi, yaitu : Learner-content interaction, learner
instruktur interaction, and learner learner interaction, serta learner interface
interaction. Interaksi belajar merupakan factor penting dalam pembelajaran.
Interaksi dalam MBL termasuk aksi pembelajaran aktif dalam komunikasi lisan
dan tulisan, MBL ini juga mampu memberikan interaksi yang lebih baik dan
dalam banyak kesempatan, yaitu melalui kelas tatap mika dan kelas online.
Interaksi pembelajaran dapat berlangsung lebih nyaman 13 dan lebih komunikatif.
Hal ini juga memberi gambaran pentingnya interaksi social dan penggunaan
bahasa lisan maupun tulisan dalam mendorong pembelajaran.

8. MODEL PEMBELAJARAN PROJEK BASIC LEARNING (PjBL)


PjBL adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan
sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,penilaian,interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Tujuan Proyek Basic Learning (PjBL)


1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek.
2. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata.
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat
kelompok.

Langkah-langkah PjBL
1. Penentuan Proyek
2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek yang meliputi,
(1) membuat timeline
(2) membuat deadline
(3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
(4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
brrhubungan dengan proyek
(5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alas an) tentang
pemilihan suatu cara.
4. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring oleh guru
5. Penyusunan laporan dan persentase/publikasi hasil proyek
6. Evaluasi proses dan hasil proyek.

Penilaian PjBL
1. Penilaian Proyek yaitu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam peroode/waktu tertentu. Ada empat hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu mulai dari pengelolaan,relevansi,keaslian dan inovasi
dan kreativitas.
2. Penilaian Produk penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan sampai pada tahap
penilaian produk. Untuk penilaian produk ini digunakan dua cara yaitu: (1)
cara holistic yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal, (2) cara analitik yang berdasarkan aspek-
aspek produk, biasanya dilakukan terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai