Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MK. PENDIDIKAN MULTI KULTURAL

1. Bagaimana cara mengenalkan fondasi Pendidikan Multikultural, serta


bagaimana cara merancang Pendidikan Multikultural di Pendidikan Dasar?
Jelaskan dengan singkat!
Jawab:
Cara untuk mengenalkan fondasi pendidikan pendidikan multicultural adalah dengan
membangun pemahaman kita terlebih dahulu tentang karakteristik kultur agar tidak
terjebak hanya sebatas budaya dan kebiasaan semata, karena munculnya perbedaan
pada setiap definisi tentu tidak terlepas dari ketidakmampuan moral untuk
mengelaborasi kenyataan duniawi yang kompleks. Dalam perspektif yang Iebih luas
memberikan pemahaman untuk menentukan definisi mana yang mau dijadikan
pijakan, karena tercapainya suatu tujuan apabila terjadi kesesuaian antara fokus kajian
dan kerangka teoritis yang digunakan.
Cara merancang pendidikan multikultural di Pendidikan Dasar adalah dengan
memberikan perilaku yang baik kepada siswa, mengenalkan kepada siswa tentang
hal-hal kecil tentang contoh perbedaan dalam lingkup sekolah. Lalu dengan
mengaitkan materi pelajaran dengan muatan pendidikan multikultural. Dengan
demikian muatan pendidikan multikultural dapat diterima siswa tanpa paksaan.

2. Jelaskan fokus domain Pendidikan Multikultural pada jengjang Pendidikan


Dasar, seta jelaskan dengan singkat tentang kontekstualisasi Pendidikan
Multikultural diPendidikan Dasar!
Jawab:
Fokus domain pendidikan multikultural pada jenjang pendidikan dasar adalah
kebudayaan, yang tercakup dalam definisi budaya sangat luas. Istilah budaya dapat
diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayan, kelembagaan, dan
semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan suatu
masyarakat yang ditransmisikan bersama. Selain itu kebudayaan juga diartikan
sebagai norma-norma perilaku yang disepakati oleh sekelompok orang untuk bertahan
hidup. Kultur adalah sebuah cara yang dipakai semua anggota dalam sebuah
kelompok masyarakat untuk memahami siapa diri mereka dan untuk memberi arti
pada kehidupan mereka.
Kontekstualisasi pendidikan multtikultural di pendidikan dasar berimplikasi bahwa,
secara operasional pendidikan multikultural pada dasarnya adalah program
pendidikan yang menyediakan sumber belajar yang beragam bagi peserta didik
(multiple learning environment) yang penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan
perserta didik. Multicultural education adalah suatu proses pendidikan yang
memungkinkan individu untuk mengembangkan diri dengan cara merasa, menilai,
dan berperilaku dalam sistem budaya yang berbeda dengan budaya mereka.

3. Menurut saudara adakah hubungan/korelasi antara agama dengan Pendidikan


multikultural? Berikan penjelasan?
Jawab:
Geertz memandang agama sebagai salah satu unsur kebudayaan. Menurutnya,
manusia mempunyai akal-pikiran dan sistem pengetahuan yang digunakan untuk
menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Sementara pemahaman
manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapai hakikat dari ayat-ayat dalam
kitab suci masing-masing agama. Manusia hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci
sesuai dengan kemampuan yang ada.
Agama merupakan media untuk bersosialisasi, hal ini tidak menemukan permasalahan
pelik ketika berhadapan dengan orang-orang satu ideologi, permasalahan pelik
muncul ketika berhadapan dengan orang-orang yang beda ideologi, karena masing-
masing agama mempunyai prinsip-prinsip ajaran yang berbeda satu sama lain. Maka
diperlukan pendidikan yang dapat menumbuhkan sikap saling menghormati antara
pemeluk agama satu dengan yang lain. Dalam istilah teknisnya dikenal dengan
toleransi terhadap keyakinan, tingkah laku, dan adat istiadat yang berbeda. Maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara agama dan Pendidikan
multikultural.

4. Bagaimana cara memberi penegasan hubungan agama dengan Pendidikan


Multikultural di Pendidikan Dasar serta jelaskan dengan singkat tentang cara
pandang Islam terhadap Pendidikan Multikultural di SD!
Jawab:
Cara memberi penegasan hubungan agama dengan pendidikan multikultural di
Pendidikan Dasar adalah dengan memberikan pemahaman terhadap siswa bahwa
agama juga berkaitan dengan pengalaman hidup individu dan masyarakat dan juga
agama adalah media untuk bersosialisasi dengan orang lain, karena disetiap agama
memiliki prinsip dan ajaran yang berbeda maka kita juga harus menghargai dan
toleransi terhadap perbedaan itu. Nah ajaran sikap seperti ini juga termuat dalam
pendidikan multikultural yaitu tentang cara menghargai dan memahami sebuah
perbedaan, maka dari itu kegiatan pembelajaran baik dalam bidang agama ataupun
bukan penanaman pendidikan multikultural tetap ada.
Bowker dan Sonhaji yang menyatakan bahwa wilayah agama adalah merupakan
persoalan yang paling sensitif bagi setiap kelompok keagamaan, Ini yang
menyebabkan adanya kekhawatiran ketika wilayah multikultural merambah pada
wilayah agama, akan menyebabkan adanya konfrontasi dan toleransi berkembang
majadi intoleransi. Menurut Sonhaji, untuk menggulirkan gagasan pendidikan
multikultural dalam konteks Indonesia, Iebih aman difokuskan pada unsur etnis dan
derivasinya seperti komposisi etnis komunitas setempat, filosofi hidup masing-masing
etnis, bahasa dan tradisi yang digunakan dengan tanpa melibatkan unsur agama.

5. Jelaskan dengan singkat tentang pembelajaran berwawasan Pendidikan


Multikultural di SD serta jelaskan tentang pendekatan-pendekatan dalam
pembelajaran Multikultural di SD!
Jawab:
Pembelajaran berwawasan Pendidikan multikultural di SD adalah pembelajaran yang
penerapan dan implementasi pelajarannya menerapkan pembelajaran multikultural
namun masih memiliki konteks materi lain didalamnya. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan karakter peserta didik dan
memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya toleransi dan
menghargai perbedaan. Banks dalam Suryana (2015:211), menjelaskan empat
pendekatan untuk mengintegrasikan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum
atau materi pembelajaran di sekolah, berikut empat pendekatan pendidikan
multikultural :
a) Pendekatan Kontribusi (The Contributions Approach)
Pendekatan ini memiliki ciri memasukkan pahlawan/pahlawan dari suku
bangsa/etnis dan benda-benda budaya ke dalam pelajaran yang sesuai.
b) Pendekatan Aditif (Aditif Approach)
Pendekatan ini memiliki ciri yaitu penambahan materi, konsep, tema, perspektif
terhadap kurikulum tanpa mengubah struktur, tujuan, dan karakteristik dasarnya
serta dilengkapi dengan kurikulum tanpa mengubah subtantif, modul, dan buku.
c) Pendekatan Transformasi (The Transformation Approach)
Pendekatan transformasi mengubah pemikiran dasar kurikulum serta
menumbuhkan kompetensi dasar siswa dalam melihat isu, tema, konsep, dan
masalah dari beberapa perspektif dan sudut pandang etnis.
d) Pendekatan Aksi Sosial (The Social Action Approach)
Pendekatan yang telah mencakup semua elemen yang ada pada pendekatan
transformasi, namun ada penambahan komponen yang mempersyaratkan siswa
membuat aksi yang berkaitan dengan konsep, isu, ataupun masalah yang
dipelajari.

6. Jelaskan tentang penilaian berwawasan Pendidikan Multikultural pada jenjang


SD dan jelaskan dengan singkat proses penyemaian nilai-nilai Pendidikan
Multikultural pada jenjang SD!
Jawab:
Pada pemelajaran di SD terdapat 3 penilaian yang termuat dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu penilaian sikap(akfektif), penilaian pemahaman (kognitif) dan
penilaian keterampilan (psikomotorik). Dalam penilaian sikiap inilah biasanya guru
menekankan penilaian karakter siswa yang merujuk pada penilaian berwawasan
pendidikan multikultural. Pada penilian ini guru menilai siswa dalam kegiatan
pembelajaran yaitu bagimana siswa bersikap terhadap diri sendiri, teman sebaya dan
guru. Dalam proses pembelajaran guru menanamkan sikap yang berdasarkan
pendidikan multikultural yaitu sikap menghargai perbedaan pendapat antar teman,
bagaimana ia harus bersikap, dll. Nah diakhir pembelajaran guru harus tahu
bagaimana perubahan sikap siswa apakah berubah menjadi lebih baik atau tidak.
Mulai dari sikap menghargai perbedaan, sikap dalam kegiatan berkelompok dan sikap
siswa terhadap gurunya.
7. Adakah perbedaan antara pembelajaran multikultural dengan pembelajaran
berbasis multikultural? Berikan alasan!
Jawab:
Pembelajaran multikultural merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan
keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu
kekuatan untuk membentuk sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat,
sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk
pemahaman bersama atas konsep kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan
demokrasi dalam arti yang luas (Liliweri, 2005). Menurut Hilda Hernandez dalam
Mahfud (2010:168), mengartikan pendidikan multikultural sebagai pengakuan
terhadap realitas ekonomi, sosial, dan politik yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat secara kultur dan kompleks serta merefleksikan pentingnya etnisitas,
budaya, agama, ras, seksualitas dan gender, status sosial, ekonomi, dan pengecualian
dalam proses pendidikan.Dengan kata lain pendidikan sebagai media transformasi
pengetahuan yang mampu memberikan nilai-nilai multikultur dengan cara saling
menghormati dan menghargai atas adanya keberagaman, baik dari latar belakang
maupun sosio budaya yang melingkupinya. Sedangkan pembelajaran berbasis
multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentang kebebasan, keadilan,
kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia. Pembelajaran berbasis
multikultural berusaha memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat
kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama
dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung.

8. Menurut saudara apakah di sekolah dasar terdapat pembelajaran


multikultural? berikan alasan!
Jawab:
Dalam pendidikan sekolah dasar sudah terdapat pembelajaran multikultural.
Pengenalan pendidikan multikulturan di tingakat sekolah dasar sangat di perlukan,
dimana agara anak-anak dapat mengenal keberagaman yang ada di sekelilingnya, baik
itu kebragaman suku, etnis, agama, ras, budaya dan lain sebagainya. Penerapan
pendidikan multikultural tidak masuk dalam mata pelajaran tersendiri, guru dapat
mengkaitkan atau memasukkan materi pendidikan multikultural kedalam mata
pelajaran yang laiannya. Muatan pembelajaran multikultural banyak terdapat dalam
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

9. Berikan minimal 1 contoh perilaku multikultural yang kebablasan dan


alasannya tentang perilaku multikultural yang kebablasan (malampaui batas).
Jawab:
Perilaku multikultural adalah hal yang baik namun kadang ada saja pemahaman orang
yang berlebihan yang cenderung hal tersebut adalah hal yang salah.
Contoh perilaku multikultural yang keblabasan/melampaui batas dalam bidang agama
adalah, dewasa ini banyak orang dalam satu keluarga menganut beragam agama dan
mereka tetap hidup dalam satu atap dan tetap rukun dan saling toleransi terhadap
sudut pandang tiap agamanya, namun kadang sikap toleransinya seringkali
keblabasan. Contohnya saja seorang anak yang beragama islam ikut neneknya ke
gereja untuk ibadah dan juga ikut merayakan natal bersama keluarganya yang
beragama kristen, hal ini cenderung keblabasan karena anak ini sudah ikut dalam
kegiatan ibadah dan perayaan agama lain. Sebenarya toleransi cukup memahami dan
saling menghargai pendapat dan kepercayaan orang lain tidak harus ikut dalam
kegiatan agama-agama lain, hal ini cenderung keblabasan namun saat ini dianggap hal
yang wajar oleh sebagian orang.

10. Apakah Pendidikan multikultural perlu diberikan? Berikan alasan!


Jawab:
Pendidikan multikultural sangat perlu diberikan kepada siswa apalagi siswa sekolah
dasar karena pendidikan multikultural memiliki tujuan sebagai berikut:
• Mengembangkan literasi etnis dan budaya yang berkaitan dengan latar belakang
sejarah, bahasa, karakteristik budaya, peristiwa kritis, serta kondisi sosial, politik,
dan ekonomi dari berbagai kelompok entis, baik mayoritas maupun minoritas.
• Mengembangkan pribadi siswa agar mempunyai konsep diri yang lebih positif dan
bangga pada identitas pribadinya.
• Mengembangkan sikap menghargai dan menerima pluralisme etnis, serta
memberikan pemahaman bahwa konflik-konflik nilai yang terjadi di masyarakat
tidak berlaku dalam lingkup pluralisme budaya.
• Mengajarkan keterampilan dalam komunikasi lintas budaya, hubungan antar
pribadi, pengambilan perspektif, serta membantu siswa dalam memahami
perbedaan budaya.
• Memfasilitasi pembelajaran keterampilan dasar bagi siswa berbagai etnis dalam
penguasaan kemampuan membaca, menulis, materi pelajaran, kemampuan
memecahkan masalah, dan berpikir kritis.
• Mengembangkan keterampilan siswa sebagai agen perubahan sosial untuk
memberantas perbedaan etnis dan rasial yang ada di masyarakat.
• Memberikan wawasan tentang kekayaan budaya bangsa sehingga akan tumbuh
rasa kebangsaan kuat dan kokoh.
• Mengembangkan wawasan lintas budaya dan kemampuan berpikir untuk tetap
peduli dengan situasi di sekitarnya.
• Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan mengembangkan sikap toleran terhadap
kelompok lain untuk menciptakan hidup yang damai berdampingan.

Anda mungkin juga menyukai