Anda di halaman 1dari 8

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL DI SMP IT SYUHADA


Miani Khoirun Nisa
mianikhoirun.2020@student.uny.ac.id
Eka yeni Safitri
ekayeni.2020@student.uny.ac.id
Tantri Dewi Aprilia
tantridewi.2020@student.uny.ac.id
Rifki Ramadhan
rifkiramadhan.2020@student.uny.ac.id

Abstrak
Dalam kehidupan, pendidikan memilki peranan yang penting sebagai sarana untuk
mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang baik akan
berdampak dalam kehidupan yang mana salah satunya yaitu dalam aspek pendidikan. Salah satu
konsep pendidikan yang mengedepankan kualitas sumber daya manusia adalah konsep pendidikan
multikultural. Pendidikan multikultural merupakan suatu sistem pendidikan yang menanamkan
sikap saling menghargai perbedaan, sikap toleransi, dan menyatukan unsur-unsur perbedaan dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peran guru dalam penerapan pendidikan multikultural dalam proses pembelajaran. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus/case study. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan melibatkan guru IPS di SMP IT Syuhada. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan peran guru dalam penerapan pendidikan multikultutural akan
berdampak terhadap siswa dalam menumbuhkan sikap toleransi, saling menghargai dalam
kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Kata kunci: Pendidikan, Multikultural, Peran Guru

Pendahuluan
Pendidikan multikultural merupakan suatu konsep pendidikan yang menghargai
keragaman budaya dan latar belakang yang berbeda-beda di dalam sebuah masyarakat. Pendidikan
multikultural bertujuan untuk memupuk sikap toleransi, menghargai perbedaan, dan membangun
kebersamaan dalam masyarakat yang beragam.
Dalam konteks pendidikan, peran guru sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai
pendidikan multikultural pada siswa. Guru memiliki posisi yang strategis dalam proses
pembelajaran dan pembentukan karakter siswa. Guru yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai
pendidikan multikultural dalam proses pembelajaran akan mampu membentuk siswa yang
memiliki sikap toleransi, menghargai perbedaan, dan membangun kebersamaan.
SMP IT Syuhada adalah salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan multikultural
dalam kurikulumnya. Guru-guru di SMP IT Syuhada memiliki peran penting dalam menanamkan
nilai-nilai pendidikan multikultural pada siswa. Melalui pendekatan yang tepat dan penggunaan
metode pembelajaran yang inovatif, guru-guru di SMP IT Syuhada mampu membentuk siswa yang
memiliki sikap toleransi dan menghargai perbedaan.
Peran guru sangat penting dalam pendidikan multikulturalisme karena guru memiliki posisi
yang strategis dalam membentuk karakter siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran dan pembentukan sikap siswa terhadap perbedaan budaya, latar belakang, agama,
dan ras. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru dalam
menanamkan nilai-nilai pendidikan multikultural di SMP IT Syuhada.

Metode

Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode studi kasus/case study. Studi kasus
merupakan sebuah eksplorasi dari suatu kasus yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan
data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber informasi yang banyak dalam suatu
konteks (Kusmani, 2012: 2). Penelitian ini akan berusaha menjawab pertanyaan penelitian tentang
bagaimana peran guru IPS dalam menanamkan nilai Pendidikan Multikultural di SMP IT Syuhada.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam (Agusta, 2003:
4). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan melalui pertanyaan yang diajukan, dipersiapkan
sebelum melakukan wawancara dan pertanyaan yang diajukan berpedoman pada pertanyaan yang
telah disiapkan sebelumnya yang berdasarkan indikator nilai multikultural. Pengumpulan data
dalam penelitian ini telah mendapat izin dari pihak informan.
Data tersebut kemudian dikumpulkan dan dianalisis, dengan model analisis Miles &
Huberman. Terdapat empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Pertama, pada saat pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara
dengan sumber penelitian hingga mendapatkan data dari wawancara yang dilakukan dengan 2 guru
IPS SMP IT Syuhada untuk dikumpulkan. Kedua, reduksi data dengan merangkum, memilih hal
pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting. Reduksi data dalam penelitian ini saat peneliti
mendapatkan data dari guru IPS tentang peranannya dalam menanamkan nilai multikultural.
Ketiga, penyajian data dilakukan setelah data direduksi kemudian data disajikan dalam bentuk
uraian singkat dan mendeskripsikan peran yang dilakukan guru IPS dalam pembelajaran nilai
multikultural. Sehingga dapat diketahui bagaimana peran guru dalam menanamkan dalam nilai
Pendidikan Multikultural di lingkungan sekolah. Terakhir, penarikan kesimpulan dilakukan
setelah data disajikan kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan wawancara yang telah dirangkum
dalam catatan lapangan.

Hasil dan Pembahasan

Secara etimologis, pendidikan multikultural dibentuk dari dua kata yakni pendidikan dan
multikultural. Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya
mengembangkan diri seseorang dalam berbagai aspek kehidupan. Sedangkan multikultural berasal
dari dua kata yakni 'multi' dan 'kultural’. Secara umum, kata 'multi' berarti banyak, ragam, dan atau
aneka. Sedangkan kata 'kultural' berarti kebudayaan. Sedangkan secara terminologi, pengertian
multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa
memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama. Atas dasar ini,
multikultural dapat diartikan sebagai keragaman budaya. Pendidikan multikultural adalah
pendidikan untuk mengakui dan menghormati orang lain yang berbeda budaya, dengan memberi
kesempatan berinteraksi untuk pertukaran langsung ide-ide, prinsip dan perilaku, sehingga
mengurangi prasangka. Jadi, pendidikan multikultural yaitu pendidikan yang memerhatikan
keragaman budaya peserta didik.

Kondisi masyarakat yang sangat plural memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap
perkembangan dan dinamika dalam masyarakat. Bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan
keberagaman yang terdiri atas masyarakat majemuk dari sisi ras, etnis, agama, dan budaya.
Keragaman ini dapat menjadi sebuah potensi apabila dapat dikembangkan dengan maksimal
sebagai modal membangun bangsa, tetapi di sisi lain juga dapat menimbulkan potensi untuk
terjadinya konflik. Terjadinya konflik akibat keberagaman menjadi semakin nyata dengan
terjadinya berbagai aksi kekerasan yang disebabkan oleh masalah etnis, agama, ras, ketidakadilan
politik, ekonomi, dan berbagai perbedaan lainnya.

Dalam kondisi masyarakat yang beragam seperti Indonesia, wacana tentang pendidikan
multikultural menjadi penting untuk membekali peserta didik memiliki kepekaan dalam
menghadapi gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang berakar pada perbedaan karena suku,
ras, agama dan tata nilai yang terjadi pada lingkungan masyarakatnya. Pemerintah dan masyarakat
harus mulai usaha-usaha penanaman kesadaran bahwa masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai
ras, etnis, agama, dan budaya yang berbeda-beda sehingga tercipta sikap menghargai perbedaan.
Instrumen paling memungkinkan untuk membumikan pemikiran multikulturalisme untuk
membangun kesadaran akan realitas kebangsaan salah satunya adalah melalui pendidikan.

Pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentang kebebasan,


keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia. Implementasi pendidikan
multikultural dalam pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa mengerti, menerima, dan
menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, dan nilai kepribadian. Penanaman pendidikan
multikultural bagi siswa dapat menjadi sarana pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk
menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis, dan kebutuhan di antara sesama dan mau hidup
bersama secara damai dan saling menghormati. Pada konteks ini dapat dikatakan, tujuan utama
dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan
empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Lebih jauh lagi, penganut agama dan
budaya yang berbeda dapat belajar untuk melawan atau setidaknya tidak setuju dengan sikap
ketidaktoleranan.

Secara lebih rinci tujuan pendidikan berbasis multikultural dapat diidentifikasi:

1. Memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka


ragam.
2. Membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan kultural,
ras, etnik, kelompok keagamaan.
3. Memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan
dan keterampilan sosialnya.
4. Membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi
gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok.

Berdasarkan tujuan pendidikan multikultural tersebut, pendidikan multikultural berupaya


mengajak warga pendidikan untuk menerima perbedaan yang ada pada sesama manusia sebagai
hal-hal yang alamiah. Selain itu, pendidikan multikultural menanamkan kesadaran kepada peserta
didik akan kesetaraan (equality), keadilan (justice), kemajemukan (plurality), kebangsaan
(nasionality), kemanusiaan (humanity), dan nilai-nilai demokrasi (democration values) yang
diperlukan dalam beragam aktivitas sosial.

Kehidupan sekolah adalah sebuah masyarakat mini, merupakan lahan yang tepat untuk
menanamkan pendidikan multikultural. Pelaksanaan pendidikan multikultural di sekolah sangat
ditentukan oleh pemikiran dan praktik warga sekolah, meliputi: kepala sekolah, guru, murid, dan
lingkungan sekolah. Pemahaman mengenai masyarakat multikultural diperlukan dari seluruh
warga sekolah. Pemahaman ini yang kemudian menjadi modal dasar dalam implementasi
pendidikan multikultural melalui pembaruan pemahaman kepala sekolah, guru dan siswa tentang
pendidikan multikultural, reformasi dalam kurikulum, proses pembelajaran, bentuk interaksi
dalam kehidupan di sekolah, dan proses internalisasi nilai-nilai multikultur dalam bentuk tindakan
sehari-hari dalam institusi pendidikan.

Pendidikan merupakan sarana untuk penjagaan nilai-nilai yang dirasakan mampu


mendorong perkembangan dan keberlangsungan hidup di masyarakat. Guru adalah tenaga
pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam pendidikan multikultural
diharapkan seorang guru dituntut profesional, akan tetapi juga harus mampu menanamkan nilai-
nilai seperti demokrasi, humanisme dan pluralisme. Dengan penanaman nilai-nilai tersebut
diharapkan peserta didik akan menjunjung tinggi prinsip-prinsip moralitas, kedisiplinan,
kepedulian, humanistik dan kejujuran dalam perilaku keseharian.

SMP IT Masjid Syuhada merupakan SMP yang berlindung dalam Yayasan Masjid dan
Asrama (YASMA) Syuhada Yogyakarta bersama dengan TK Masjid Syuhada dan SD Masjid
Syuhada Yogyakarta. Lokasi SMP IT Masjid Syuhada berada di kompleks Masjid Syuhada
Yogyakarta di Jalan I Dewa Nyoman Oka No. 28 Kotabaru Yogyakarta. SMP ini
menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal dengan kurikulum intergasi antara kurikulum
Pendidikan Nasional dan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Meskipun SMP IT Masjid Syuhada
merupakan sekolah Islam namun masih terdapat keberagaman di lingkungan sekolah seperti
keberagaman suku, kelas sosial, daerah asal dan perbrdaan latar belakang siswa.

SMP IT Masjid Syuhada telah menerapkan nilai-nilai pendidikan multikultural dalam


setiap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pengumpulan data dengan metode wawancara terhadap
guru IPS di SMP IT Masjid Syuhada, terdapat beberapa peran guru dalam menguatkan nilai-nilai
multikultural pada siswa melalui pelajaran IPS, seperti:

1. Peran guru dalam pengenalan keberagaman. Guru IPS dalam kegiatan pembelajaran
menyisipkan pengenalan keberagaman yang ada di lingkungan sekolah, seperti pengenalan
terhadap adanya perbedaan antar siswa seperti perbedaan suku, daerah asal, gender, kelas
sosial dan perbedaan latar belakang masing-masing siswa. Guru IPS juga mengenalkan
adanya keragaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia yang ada di sekitar
lingkungan sekolah dimana terdapat beberapa rumah ibadah dari beberapa agama seperti
masjid, gereja, dll.
2. Peran guru dalam menguatkan nilai-nilai multikultural melalui pembelajaran IPS. IPS
merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan pemahaman kehidupan sosial
memiliki posisi strategis untuk mengembangkan kondisi pendidikan yang mencerminkan
situasi masyarakat Indonesia yang multikultural. Dalam penanaman nilai-nilai
multikultural, guru IPS di SMP IT Masjid Syuhada mengintegrasikan nilai-nilai
multikultural tersebut dengan materi pada mata pelajaran IPS.
3. Peran guru sebagai model dan pemberi teladan. Guru IPS di SMP IT Masjid Syuhada
mencerminkan seorang pendidik yang pantas untuk diteladani atau dijadikan contoh oleh
siswa dalam menghadapi keragaman yang ada. Keberagaman yang ada di lingkungan
sekolah tidak jarang menimbulkan konflik-konflik seperti perkelahian antar siswa. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan multikultural guru harus benar-benar memahami
bagaimana peran dirinya sebagai pelaksana pendidikan dan pemberi teladan dari
pendidikan multikultural.

Kesimpulan
Pendidikan multikultural merupakan suatu konsep pendidikan yang menghargai keragaman
budaya dan latar belakang yang berbeda-beda di dalam sebuah masyarakat, pendidikan
multikultural yaitu pendidikan yang memerhatikan keragaman budaya peserta didik. Implementasi
pendidikan multikultural dalam pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa mengerti,
menerima, dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, dan nilai kepribadian.
Penanaman pendidikan multikultural bagi siswa dapat menjadi sarana pelatihan dan penyadaran
bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis, dan kebutuhan di antara
sesama dan mau hidup bersama secara damai dan saling menghormati. Tujuan utama dari
pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan empati
terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Salah satu sekolah yang menerapkan
pendidikan multikultural yaitu SMP IT Masjid Syuhada. terdapat beberapa peran guru dalam
menguatkan nilai-nilai multikultural pada siswa melalui pelajaran IPS, seperti: Peran guru dalam
pengenalan keberagaman, peran guru dalam menguatkan nilai-nilai multikultural melalui
pembelajaran IPS, dan peran guru sebagai contoh model dan pemberi teladan.

Daftar Pustaka

Agusta, I. (2003). Teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif. Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi. Litbang Pertanian, Bogor, 27(10).

Agustian, M. (2019). Pendidikan Multikultural. Jakarta: Penerbit Universitas Katolik Indonesia


Atma Jaya

Amin, Muh. (2018). Pendidikan Multikultural. Jurnal Pilar, 9(2), 24-34

Hutagalung, R., & Ramadan, Z. H. (2022). Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai
Multikultural di Lingkungan Keluarga Siswa sekolah Dasar. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4967-4991.

Kusmarni, Y. (2012). Studi kasus. UGM Jurnal Edu UGM Press, 2.

Masamah, U. & M. Zamhari. (2016). Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Berkesadaran
Multikultural di Indonesia. Quality, 4(2), 271-289
Nurasmawi & Ristiliana. (2021). Pendidikan Multikultural. Riau: Asa Riau

Wulandari, Taat. (2020). Konsep dan Praksis Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: UNY Press

Anda mungkin juga menyukai