Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

UPAYA GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI NILAI


MULTIKULTURAL MELALUI PEMBELAJARAN PAI

DI SMP NEGERI 1 MANGGARAI

Disususn Oleh:

Nama : Fahrulrozi

Nim : 19104010127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 ,
dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
menciptakan suasana belajar dan proses belajar bagi peserta didik untuk
secara aktif mengembangkan potensi dirinya, agar memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiannya, kecerdasan,
akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan bagi diri sendiri,
masyarakat, bangsa, dan negara.1
Dari undang-undang tersebut menyatakan bahwa perlunya suasana
belajar yang mendukung dalam proses belajar bagi peserta didik dalam
mengembangkan potensinya Sehingga nantinya dapat menciptakan peserta
didik yang cerdas, cerdas dalam spiritual, cerdas dalam emosional, cerdas
dalam sosial dan cerdas dalam intelektual. Pendidikan nasional mempunyai
misi mulia (Missions acre) bagi peserta didik, yaitu mencerdaskan manusia
yang berilmu, meningkatkan kemampuan teknis, mengembangkan
kepribadian yang tangguh, dan membangun karakter yang tangguh. 2
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan segala perubahan sosial,
khususnya pendidikan agama, yang lebih komprehensif, baik berupa
dinamika perkembangan individu maupun proses kemasyarakatan yang
lebih komprehensif.3
Guru sebagai orang yang berada dalam komponen manusia memiliki
posisi sentral. Keberadaan guru yang berkualitas sangat penting bagi suatu
bangsa, apalagi bagi suatu bangsa yang berusaha membangun kemajuan
dari waktu ke waktu dengan teknologi yang semakin canggih dan segala

1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hal. 1-2.
2
Nasution, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional, Studi Multidisipliner:
Jurnal Kajian Keislaman (2017), h. 127-146.
3
Ngainun Naim &Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural Konsep dan
Aplikasi,(Yogyakarta:Ar-ruzz Media, 2011), hal. 35
perubahan nilai untuk mampu beradaptasi. 4 Guru merupakan sumber daya
yang dapat mengantarkan siswa mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini
Sesuai dengan apa yang dijelaskan mengenai guru dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 , Pasal 1 tentang Guru dan
Dosen, yang di maksud guru adalah pendidik profesional dan tugas
utamanya mendidik, mengajar , membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, dari pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 5
Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat besar, karena guru
tidak lagi hanya sebagai pengajar, tetapi juga menjadi mentor, coach dan
motivator yang berguna bagi masa depan siswa. Selain itu, guru harus
memiliki sikap yang baik, karena siswa akan meniru sikap guru secara tidak
langsung.6
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan macam
adat istiadat dengan berbagai ras, suku, agama dan bahasa. Keberagaman
agama, suku, dan budaya yang ada merupakan harta karun yang tidak boleh
diperbincangkan. Keberagaman ini, disadari atau tidak, akan menimbulkan
berbagai persoalan seperti yang sering dihadapi bangsa ini. Korupsi, kolusi,
nepotisme, bandit, permusuhan politik, kemiskinan, kekerasan,
separatisme, degradasi lingkungan, dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk
selalu menghormati hak orang lain adalah cara nyata sebagai bagian dari
multikulturalisme ini. Minimnya pemahaman multikulturalisme yang
komprehensif nantinya akan berujung pada kemerosotan moral generasi
muda .Sikap sikap seperti persatuan, menghargai orang lain, gotong royong
akan hilang karena pemahaman yang tidak menyeluruh. Adanya arogansi
akibat dominasi budaya secara mayoritas menyebabkan kurangnya

4Ali Mufron, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013), hal. 27-28
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
hal.2.
6 Rinda Kurnianingrum, Penanaman Sikap Sosial Melalui Pembelajaran IPS Kelas V di
SD Negeri Pengkol, (Pengkol : UNY, 2018), Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi
23 Tahun ke-7, h. 3
pemahaman dalam menghadapi budaya dan orang lain,7 bahkan sikap dan
perilaku sering kali tidak simpatik, bertolak belakang dengan nilai-nilai
budaya luhur yang dijunjung Leluhur dan yang dicontohkan pemimpin
terdahulu.
Pendidikan Multikultural menawarkan alternatif melalui penerapan
strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman
dalam masyarakat, terutama yang ada pada peserta didik seperti keragaman
suku, budaya, bahasa, keragaman agama, kondisi sosial, jenis kelamin,
kemampuan, usia dan ras. . Dan yang terpenting, strategi pendidikan ini
bertujuan tidak hanya agar siswa mudah memahami pelajaran yang
mereka pelajari, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran siswa agar
selalu berperilaku humanistik, pluralistik, dan demokratis. 8
SMP Negeri 1 Manggarai merupakan salah satu sekolah Menengah
Pertama yang berada di kota Manggarai provinsi Nusa Tenggara Timur,
sekolah itu memiliki siswa yang beraneka ragam seperti asal kultur siswa,
perbedaan agama, strata sosial, kebiasaan dan asal kelahiran siswa. Suatu
ketika pernah terjadi Fenomena adanya perkelahian yang berawal dari
perdebatan dan pengolokan antara agama dan pembulian terkait latar
belakang keluarganya. Melalui pendidikan agama Islam ini yang
mengedepankan -nilai perbedaan dan Melalui pembelajaran yang secara
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler diharapkan tidak adanya sikap
perselisihan/ pembulian baik itu antara yang minoritas dengan yang
mayoritas ataupun sebaliknya terhadap perbedaan budaya, Agama, strata
sosial ataupun kebiasaan dari setiap siswa tersebut.
Berhubungan dengan masalah ini, ini merupakan sebuah ujian atau
tantangan dan pengalaman bagi guru PAI SMP Negeri 1 Manggarai
nantinya dalam menumbuhkan dan menanamkan nilai-nilai multikultural
juga semangat siswa dalam saling menghargai atau toleransi kebersamaan,

7 Rosita Endang, Kusmaryani, Pendidikan Multikultural sebagai Alteratif' Penanaman


Nilai Moral dalam Keberagaman. Jurnal Paradigma, edisi. 2. Tahun. 2006, 50.
8 James A. Banks, Race, Culture and Education, (New York: Roudledge, 2006), 202.
dan persaudaraan sehingga siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai
multikultural tersebut di lembaga pendidikan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah. Karena keragaman yang ada inilah yang menjadi
ketertarikan penelitian untuk mengetahui bagaimana upaya dan juga strategi
guru PAI yang berada di SMP Negeri 1 Manggarai dalam menanamkan
nilai-nilai multikultural Melalui pembelajaran PAI, dari perbedaan-
perbedaan yang telah disebutkan di atas tadi.
Berawal dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti
mengangkat judul:" Upaya Guru dalam Menanamkan Nilai-nilai
Multikultural Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Negeri 1 Manggarai".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang tersebut, peneliti merusmuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Upaya yang dilakukan Guru PAI dalam Menanamkan
Nilai-nilai Multikultural pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1
Manggarai?
2. Strategi apa yang digunakan Guru PAI dalam menanamkan Nilai-
nilai Multikultural pada pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Manggarai?
C. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut, tujuan penelitian ini yaitu
:
1) Mengetahui upaya yang dilakukan Guru PAI dalam
menanamkan Nilai-nilai Multikultural pada pelajaran PAI di
SMP Negeri 1 Manggarai.
2) Mengetahui strategi yang digunakan dalam menanamkan
Nilai-nilai Multikultural pada pelajaran PAI di SMP Negeri
1 Manggarai.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
Dari Hasil penelitian ini di harapkan Dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya pengetahuan
pendidikan multikultural.
b. Secara praktis
1. Sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan di bidang PAI khususnya dan
berkontribusi dalam dunia pendidikan umumnya dan
dapat di jadikan Rujukan bagi penelitian selanjutnya
2. Guru dan Siswa
Bagi Guru, Dari penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dan dapat dijadikan bahan
bagi guru PAI khususnya dalam menambah wawasan
tentang upaya ya dan metode dalam menanamkan
nilai-nilai multikultural pada pembelajaran PAI
Bagi Siswa, hasil penelitian ini diharapkan bagi
siswa nantinya bisa menerapkan nilai-nilai
multikultural yang ada pada pembelajaran PAI

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka atau literature review ialah suatu tindakan atau
kegiatan untuk meninjau atau mengkaji kembali literatur yang sudah di
paparkan oleh akademisi atau peneliti - Peneliti sebelumnya, terkait tema
yang akan diteliti. 9
Berdasarkan hasil research terhadap berbagai karya ilmiah yang telah
dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa karya ilmiah yang dapat saya
jadikan tinjauan pada penelitian ini, diantaranya yaitu:

9
Eva Latipah, Metode Penelitian Pskologis Pendidikan, (Yogyakarta: Budi Utama,
), Hal. 25.
Pertama, tesis dengan judul “ Penanaman Nilai-nilai Multikultural
melalui Pendidikan Agama Islam di SMK Triatma Jaya Semarang “ yang
disusun oleh Hasan Basri mahasiswa magister pendidikan Islam,
Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017.10
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari
Narasumber. hasil penelitian ini menjelaskan bahwa penanaman Nilai-nilai
Multikultural melalui pendidikan agama Islam di SMK Triatma Jaya
Semarang yakni pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi
multikulturalisme ( toleransi dan kerukunan) siswa memberikan respon
yang positif terhadap penyampaian guru di dalam kelas, dan juga di luar
kelas siswa menunjukkan sikap-sikap multikulturalisme. Adapun
persamaan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-
sama meneliti tentang Penanaman Nilai-nilai Multikultural melalui
pelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan perbedaannya yaitu, pada
penelitian ini peneliti meneliti tentang Proses Penanaman Nilai-nilai
Multikultural melalui Pendidikan Agama Islam di SMK Triatma Jaya
Semarang, sementara penelitian yang akan saya lakukan yaitu itu tentang
Upaya Guru dalam Menanamkan Nilai-nilai Multikultural melalui
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Manggarai.
Kedua, skripsi dengan judul “ penanaman nilai-nilai multikultural
dalam pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Mertoyudan Kabupaten
Magelang” yang disusun oleh Azizah Salma Kumala mahasiswi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia,
2018.11
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif, hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat nilai-nilai

10
Hasan Basri, “ penanaman Nilai-nilai Multikultural melalui Pendidikan Agama Islam
di SMK Triatma Jaya Semarang “, Tesis, prodi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri
Walisongo, 2017.
11
Azizah Elma Kumala, “ Penanaman Nilai-nilai Multikultural dalam Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Mertoyudan Kabupaten Magelang “, skripsi, program studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, 2018.
multikultural pada buku pelajaran pendidikan agama Islam diantaranya
yaitu: nilai toleransi, nilai kesetaraan, nilai keadilan dan nilai persaudaraan.
Metode yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai multikultural dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Mertoyudan
Kabupaten Magelang yaitu metode keteladanan dan pembiasaan dengan
pendekatan historis, kultural dan perspektif gender. Sehingga penelitian ini
berhasil dengan terciptanya keharmonisan dan kerukunan di luar ataupun
dalam kelas serta besarnya sikap toleransi yang ada pada diri siswa dan
anggota sekolah lainnya. Adapun persamaan dari penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang penanaman nilai-
nilai multikultural dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, sedangkan
perbedaannya pada penelitian ini meneliti Tentang Penanaman Nilai-nilai
multikultural dalam Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Mertoyudan
Kabupaten Magelang, sementara penelitian yang akan saya lakukan yaitu
tentang Upaya Guru dalam menanamkan Nilai-nilai multikultural melalui
pembelajaran PAI di SMP negeri 1 Manggarai.
Ketiga skripsi dengan judul “ penanaman nilai-nilai multikultural
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai upaya menangkal
fanatisme di SMK Nurul Islam Semarang” yang disusun oleh Diar Khilala
mahasiswi pendidikan agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan,
Universitas Islam Negeri Walisongo, 2019.12
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
penanaman nilai-nilai multikultural melalui materi yang terkandung dalam
pendidikan agama Islam mampu memberikan pengaruh terhadap siswa
melalui sikap moderat sebagai upaya menangkal fanatisme golongan
dengan dukungan materi melalui madrasah diniyah berupa Aqidah
Akhlak/kepribadian, Fiqh Amaliyah, Ushul Fiqh, Sejarah Peradaban Islam,

12
Diar Khilala, “ Penanaman Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran Agama Islam
sebagai Upaya menangkal Fanatisme di SMK Nurul Islam Semarang “, skripsi, program studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Walisongo, 2019.
al-Qur’an Hadis keNU-an. Adapun persamaan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang Penanaman Nilai-nilai
Multikultural dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan
perbedaannya yaitu pada penelitian ini meneliti tentang Penanaman Nilai-
nilai Multikultural dalam Pembelajaran PAI sebagai Upaya menangkal
Fanatisme di SMK Nurul Islam Semarang, sementara itu penelitian yang
akan saya lakukan yaitu itu tentang Upaya Guru dalam Menanamkan Nilai-
nilai Multikultural dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Manggarai.
Keempat skripsi dengan judul “ penanaman nilai-nilai multikultural
melalui pendidikan agama Islam di SMP Negeri 22 Bengkulu Selatan” yang
disusun oleh Anita Sari mahasiswi pendidikan agama Islam fakultas
Tarbiyah dan Tadris, Institut Agama Islam Negeri ( IAIN) Bengkulu,
2020.13
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
proses penanaman nilai-nilai multikultural melalui pendidikan agama Islam
dilakukan melalui pembiasaan yang baik pada lingkungan sekolah, dan juga
dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap dan
nilai-nilai sosial siswa. Sehingga pada SMP Negeri 22 Bengkulu ini sudah
dapat dikatakan baik dalam menanamkan nilai-nilai religius dan
multikultural. Adapun persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang nilai Nilai-nilai multikultural
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan perbedaannya
pada penelitian ini ini meneliti tentang Nilai-nilai multikultural dalam
pembelajaran PAI di SMP Negeri 22 Bengkulu Selatan sementara itu
penelitian yang akan saya lakukan yaitu tentang upaya guru dalam
menanamkan Nilai-nilai multikultural Melalui pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 1 Manggarai.

13
Anita Sari, “ Penanaman Nilai-nilai Multikultural melalui Pendidikan Agama Islam di
SMP Negeri 22 Bengkulu Selatan “ , skripsi, program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Tadris, Institut Agama Islam Negeri ( IAIN) Bengkulu, 2020.
E. Landasan Teori
1. Multikulturalisme
Multikulturalisme memiliki dua makna yang sangat
kompleks, yakni multi yang berarti plural, kulturalisme yang berarti
budaya. Berasal dari kata multi ( plural ) dan kultural (tentang
budaya) multikulturalisme menunjukkan atas realitas keragaman
budaya, dengan arti mencakup baik keragaman tradisional, seperti;
keragaman suku, ras, kepercayaan agama, adat istiadat ataupun
keragaman sosial kehidupan yang selalu ternampak di setiap tahap
sejarah kehidupan masyarakat. Sedangkan hakikatnya terkandung
makna pengakuan pada martabat manusia dengan keragaman
budayanya masing-masing yang unik.14
Menurut para ahli, multikulturalisme memiliki pengertian
yang beragam, tapi dalam konteks ini, kebudayaan dipandang dalam
perspektif fungsinya itu sebagai acuan bagi kehidupan manusia.
Dalam konteks perspektif kebudayaan multikulturalisme ialah
sebuah ideologi yang menjadi alat dalam meningkatkan derajat
15
manusia dan kemanusiaannya. Multikulturalisme merupakan
paham tentang keberagaman budaya dan pada keragaman inilah
pemahaman-pemahaman tentang toleransi itu lahir, pemahaman
tentang kesetaraan, keadilan, kebersamaan, perdamaian, ataupun
sejenisnya. 16
Pendidikan multikultural menurut bahasa itu terdiri dari 2
kata, yaitu pendidikan dan multikultural. Pendidikan yaitu proses
pengembangan sikap dan perilaku manusia atau kelompok dalam
usaha mendewasakan melalui pengajaran, pelatihan, cara dan proses
dalam mendidik. Multikultural diterjemahkan dengan keragaman

14
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 75
15
Rustam Ibrahim, Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, Dan Relevansinya
Dengan Tujuan Pendidikan Islam, (Surakarta: Universitas Nahdlatul Ulama, Jawa Tengah, 2013),
h.132
16
Achmad Rois, Pendidikan Islam Multikultural Telaah Pemikiran Muhammad Amin
Abdullah, Epistemé, Vol. 8, No. 2, Desember 2013, h. 307-308.
budaya, sedangkan secara istilah pendidikan multikultural yaitu
proses pengembangan potensi seseorang yang menghargai pluralitas
dan heterogenitas nya sebagai konsekuensi keberagaman suku,
etnis, aliran dan budaya. Dari Pengertian tersebut memiliki pengaruh
besar dalam pendidikan, karena pendidikan itu dipahami sebagai
suatu proses yang panjang artinya tanpa berhenti. Oleh karena itu
pendidikan multikultural itu dapat diartikan sebagai pendidikan
yang menginginkan adanya penghargaan dan penghormatan pada
harkat dan martabat manusia. 17
Multikulturalisme merupakan suatu gerakan Sosio-
intelektual yang menawarkan nilai-nilai serta prinsip-prinsip
perbedaan dan juga ga menekankan pada pentingnya sebuah
apresiasi pada masing-masing kelompok yang memiliki perbedaan
kultur. Tujuannya yaitu untuk mengirim masyarakat pada suatu
kerukunan, kedamaian, egaliter ( Kesamaan) toleransi, saling
menghargai, saling menghormati, tanpa harus ada konflik dan
kekerasan serta tidak harus menghilangkan kompleksitas perbedaan
yang ada. 18
Multikulturalisme merupakan sebuah konsep kerukunan dan
perdamaian pada masyarakat, tanpa ada konflik, kekerasan dan
perpecahan. 19
Conrad P. Kottak menjelaskan bahwa kultur mempunyai
beberapa karakter khusus sebagai berikut:
1.) Kultur adalah sesuatu yang general dan spesifik
sekaligus;
2.) kultur adalah sesuatu yang dipelajari;
3.) kultur adalah sebuah simbol;

17
Erlan Muliadi, “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural
di Sekolah”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1 No. 1 (2012), hal. 55-68.
18
Zubaedi, Islam Dan Benturan Antar Peradaban, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007)
h. 54
19
Zubaedi, Islam Dan Benturan Antar Peradaban, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007) h.
58.
4.) kultur dapat membentuk dan melengkapi sesuatu yang
alami;
5.) kultur adalah sesuatu yang dilakukan secara bersama-
sama yang menjadi atribut bagi individu sebagai
anggota dari kelompok masyarakat;
6.) kultur adalah sebuah model; dan
7.) kultur adalah sesuatu yang bersifat adaptif
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam berasal dari dua makna yaitu
“pendidikan” dan “agama Islam”. Menurut Plato pengertian
pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
moral dan juga intelektual mereka berkembang sampai mereka
menemukan kebenaran sebenarnya, dan disini pendidik berada di
posisi yang penting untuk memotivasi dan dan menciptakan
lingkungannya. 20
Al Ghazali dalam pandangannya tentang pendidikan yaitu
pendidikan adalah upaya pendidik dalam mengubah akhlak buruk
siswa menjadi di akhlak baik dengan menanamkan akhlak yang baik
kepada siswa sehingga Siswa lebih dekat kepada Allah dan
kebahagiaan dunia akhirat. 21
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun pendidikan itu
mempunyai cakupan makna yang luas menurutnya pendidikan itu
tidak terbatas pada proses belajar dengan ruang dan waktu sebagai
batasannya, akan tetapi bermakna sebagai proses kesadaran manusia
dalam menangkap, menyerap, dan menghayati fenomena alam
sepanjang zaman. 22

20
Fathoni A. B. Musyafa. (2010). Idealisme pendidikan Plato. Tadris STAIN Pamekasan, 5 no.1.
21
Hamim, N. (2014). Pendidikan Akhlak: Komparasi Konsep Pendidikan Ibnu Miskawaih dan Al-
Ghazali. Ulumuna, 18(1), 21-40.
22
Akbar, T. S. (2015). Manusia dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn Khaldun dan John Dewey.
JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 15(2), 222-243.
Pendidikan bagi John dewey adalah suatu pertumbuhan
perkembangan dan hidup itu sendiri Jangan memandang secara
progresif dan beliau optimis mengenai kemajuan peserta didik Pada
proses pendidikannya23 oleh eh Ki Hajar Dewantara cara mengenai
pendidikan bahwa pendidikan kan itu sebagai tuntunan untuk
tumbuhnya suatu potensi siswa demi menjadi pribadi dan dan bagian
dari masyarakat yang merdeka sehingga mendapatkan keselamatan
dan kebahagiaan24
Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 55
tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
bab 1 Pasal 1 dan2 dijelaskan : “ Pendidikan agama dan keagamaan
itu merupakan pendidikan yang dilakukan melalui mata pelajaran
atau kuliah pada semua jenjang pendidikan dengan tujuan untuk
memberikan pengetahuan serta membentuk sikap, kepribadian
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
juga keterampilan dan kemampuan siswa dalam menyikapi nilai-
nilai agama, serta untuk mempersiapkan siswa menjadi di manusia
yang bisa menjalankan dan mengamalkan ajaran agamanya”.25
Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam ialah
suatu usaha dalam bentuk bimbingan dan asuhan kepada peserta
didik untuk nantinya setelah selesai pendidikan peserta didik dapat
memahami juga mengamalkan ajaran agama serta ta dapat dijadikan
sebagai pedoman pandangan hidup. 26
H. M. Arifin berpendapat menurutnya pendidikan agama
Islam ialah suatu sistem pendidikan yang bisa memberikan potensi
seseorang untuk dapat memimpin kehidupannya nya Selaras dengan
cita-cita Islam karena nilai-nilai Islam telah tertanam dan mewarnai

23
Mualifah, I. (2013). Progresivisme John Dewey dan Pendidikan Partisipatif Perspektif Pendidikan
Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 1(1), 101-121.
24
Yanuarti, E. (2017). Pemikiran pendidikan ki. Hajar dewantara dan relevansinya Dengan
kurikulum 13. Jurnal Penelitian, 11(2), 237-265.
25
Kementerian Hukum, H. A. M. (2015). PP Nomor 55 Tahun 2007.
26
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hal. 86
corak kepribadiannya dengan kata lain n' Roses seorang yang telah
mendapatkan pendidikan Islam itu harus bisa hidup upti dalam
kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana cita-cita Islam. 27
Berdasarkan Permendikbud 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 dari Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
mengatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah pendidikan
yang menanamkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kepribadian dari siswa dalam praktik pendidikan agama.
Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan
kepribadian atau perubahan tingkah laku dengan petunjuk dan
ajaran Islam.28
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat
kita tarik benang merah bahwa Pendidikan Agama Islam ialah suatu
usaha pendidik secara sadar untuk mengajar, mendidik, dan
membimbing peserta didik agar mampu mengembangkan aqidah
melalui pengajaran, penanaman, pengalaman, dan juga pembiasaan
dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mewujudkan manusia
yang berakhlak mulia dan juga yang taat beragama.
Tujuan pendidikan agama Islam menurut Imam al-ghazali
yaitu:
a) Mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri
pada Tuhan
b) mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalankan
kehidupan guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam buku Yaya Suryana Arifin mengatakan terdapat tiga
aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam yang hendak
direalisasikan yaitu:

27
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 13.
28 Robiatul Awaliyah, “Pendidikan Islam dalam SISDIKNAS”, Jurnal Ilmiah Didaktika, 2018, hal. 35.
a) membentuk siswa untuk menjadi hamba Allah yang
mengabdi kepadanya
b) bernilai edukatif Jang mengacu pada petunjuk Alquran dan
hadis
c) berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan
ajaran Alquran yang disebut pahala dan siksaan. 29
Menurut para ulama/ulama, dikemukakan bahwa tujuan
akhir pendidikan Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ibnu Khalfun yang dikutip dari Ramayulis (1994:25) menyatakan
bahwa ada dua tujuan pendidikan Islam, yaitu 1) tujuan agama;
yaitu beramal untuk akhirat agar ia bertemu dengan Tuhannya dan
menemukan hak Allah yang diharuskan atasnya, 2) tujuan ilmiah
bersifat duniawi, yaitu apa yang diturunkan melalui pendidikan
modern dengan tujuan kemaslahatan atau persiapan hidup. 30
Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam di sekolah adalah untuk
memantapkan dan menumbuhkan keimanan dengan menanamkan
dan memupuk ilmu, penghayatan, pengalaman dan pengalaman
peserta didik dengan agama Islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang akan maju dalam keimanan, ketakwaan, berbangsa
dan negara serta bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. 31
3. Nilai-nilai Multikultural
Nilai merupakan inti dari setiap budaya, dalam hal ini
meliputi nilai moral yang mengatur aturan hidup
32
bersama. Moralitas sendiri mengalami perkembangan yang
dimulai sejak dini. Perkembangan moral seseorang sangat penting
bagi kepribadian dan perkembangan sosial anak, untuk itu

29
Yaya Suryana dan Rusdiana, Pendidikan Multikultural..., hal. 321
30
Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 47-48
31
Siti Rukhayati, Strategi Guru PAI dalam Membina Karakter Peserta Didik SMK Al Falah
Salatiga, (Salatiga: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga,
2020), hal. 13.
32
S.R, Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2002), 168.
pendidikan moral sedikit banyak mempengaruhi sikap atau perilaku
ketika berhadapan dengan orang lain.
Menurut H. Syamun Yusuf LN dalam bukunya Dr.Popi
Sopiatin (2011:118) Masa remaja adalah masa dimana fase
perkembangan spiritual Telah mempunyai kesadaran beragama
dimana pada saat itu kemampuan abstrak memungkinkannya untuk
mengubah keyakinan agamanya.33
Menurut Baidhawi, Standar Nilai Multikultural Dalam
Konteks Pendidikan Agama, ada beberapa karakteristik yaitu :
belajar hidup dengan perbedaan, membangun rasa saling percaya.
Menjaga saling pengertian, menjaga saling menghormati, saling
Terbuka dalam Berpikir, apresiasi dan saling ketergantungan,
resolusi konflik, rekonsiliasi Tanpa kekerasan. 34
a) Nilai Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa latin “tolerate” yang
berarti menahan diri, sabar, menghargai pendapat orang
lain, terbuka hati dan peduli terhadap orang yang berbeda
35
keyakinan atau agama. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menjelaskan bahwa Toleransi adalah bersikap toleran
(menghormati, mengakui, mengizinkan) terhadap posisi
(pendapat, pandangan, keyakinan, kebiasaan, dan perilaku)
yang berbeda atau bertentangan dengan Pendirian sendiri. 36
Toleransi adalah elemen mendasar yang diperlukan
untuk mempromosikan saling pengertian dan menghormati
perbedaan yang tidak menyimpang dari aturan, sehingga
setiap tindakan yang dilakukan orang lain dapat dihormati

33
Sopiatin, Dkk, Psikologi Belajar Dalam Perpektif Islam Cet. I, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),
211.
34
Baidhawy, Zakiyudin, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, (Jakarta: PT.Gelora Aksara
Pratama, 2005), 78.
35
Abdullah bin Nuh, Kamus Baru (Jakarta: Pustaka Islam, 1993), Cet ke-1, 199.
36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1996), Cet. Ke-2, 1065.
atau dihargai. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan
karena manusia adalah makhluk sosial dan dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis. 37
b) Nilai Kesetaraan dan keadilan
Kesetaraan dan keadilan adalah suatu keadaan
dimana bagian dan siklus sosial perempuan dan laki-laki
adalah sama, serasi, seimbang dan harmoni.38 Keadaan ini
dapat tercapai ketika perempuan dan laki-laki diperlakukan
secara adil . Penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus
menjawab persoalan kontekstual dan situasional yang tidak
berdasarkan perhitungan matematis dan tidak universal.
Dengan demikian, konsep kesetaraan adalah konsep filosofis
yang bersifat kualitatif, tidak harus kuantitatif.
F. Metode penelitian
Metode penelitian ialah cara-cara yang dilakukan oleh peneliti
dalam mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menganalisis data yang ada
pada lokasi penelitian dengan menggunakan pengukuran dan pengetahuan
untuk mengungkap kebenaran yang ada. 39 Metode yang dipakai dalam
penelitian ini adalah
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini ialah
penelitian lapangan atau ( field research). Penelitian lapangan ialah
Penelitian yang dilakukan langsung di lokasi tempat penelitian
dalam rangka meneliti gejala objektif juga ini dilakukan guna
penulisan karya ilmiah. 40 Lokasi akan menjadi Tempat penelitian
saya yaitu di sekolah SMP Negeri 1 Manggarai.

37
Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antarumat Beragama dalam AlQur’an (Telaah Konsep
Pendidikan Islam), (Depok:PT Rajagrafindo Persada, 2018), hlm. 21.
38
Herien Puspitawati, Pengenalan Konsep Gender, Kesetaraan Dan Keadilan Gende, Jurnal Pusat
Kajian Gender dan Anak-LPPM-IPB dan Tim Pakar Gender Pusat Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 22 Maret 2012, diakses 12 Juni 2017.
39
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, ( Jakarta: PT. Gramedia, 1991), hal.13.
40
Asep Kurniawan, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), Hal. 42.
Penelitian ini juga merupakan penelitian deskriptif kualitatif
yaitu Penelitian yang dilakukan dengan suatu kepentingan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu keadaan secara
objektif. 41Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa penelitian ini
dengan tujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
bagaimana upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai multikultural
Melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Manggarai.
2. Subjek Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai upaya
guru dalam menanamkan nilai-nilai multikultural Melalui
pembelajaran PAI di sekolah SMP Negeri 1 Manggaraimak. Maka
subjek penelitiannya adalah :
a. Guru PAI SMP Negeri 1 Manggarai
Guru PAI menjadi informan primer untuk
memperoleh data dan informasi mengenai kondisi siswa
dan kegiatan proses belajar mengajar di kelas
b. Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Manggarai
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Manggarai sebagai
Informan primen untuk mendapatkan informasi dan data
mengenai Upaya dan strategi Guru dalam menanamkan
Nilai-nilai multikultural melalui pembelajaran PAI di SMP
Negeri 1 Manggarai.
c. Kepala sekolah
Kepalah sekolah sebagai informan sekunder
melalui tugasnya sebagai Leader atau pemimpin di sekolah
memastikan bahwa siswa terkontrol dan terlayani dengan
baik walau dengan latar belakang yang berbeda-beda
dengan KBM yang baik dan berkualitas.

41
Ibid., hal. 37.
3. Metode pengumpulan data
a. Observasi
Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk
menyajikan deskripsi realistis tentang perilaku atau
peristiwa, untuk menjawab pertanyaan, untuk berkontribusi
pada pemahaman perilaku manusia, dan mengevaluasi untuk
memberikan umpan balik pada pengukuran tersebut. 42Para
peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 1 Manggarai
menggunakan Guideline Observation/ Pedoman Observasi
untuk mengamati proses pembelajaran
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah Percakapan yang
dilakukan oleh pewawancara kepada narasumber untuk
memperoleh informasi dari narasumber. 43
Dalam hal ini peneliti mewawancarai informan diantaranya
yaitu guru PAI di SMP Negeri 1 Manggarai, siswa kelas 7
SMP Negeri 1 Manggarai, dan kepala sekolah SMP Negeri
1 Manggarai.
c. Dokumentasi
Dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan
cara mengumpulkan dan menganalisis dokumen, baik
dokumen tertulis seperti buku, surat kabar, artikel dan
majalah, dokumen bergambar seperti film dan video yang
berkaitan dengan penelitian maupun dokumen elektronik
seperti internet.44

42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabet, 2011), hal. 308.
43
Asep Kurniawan, Metode Penelitian…, hal. 168.
44
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), hal. 216
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
dokumentasi untuk mendapatkan gambaran tentang
madrasah, jumlah guru, siswa, pegawai, sarana dan
prasarana, struktur administrasi di SMP Negeri 1 Manggarai,
dan hal yang mendukung penelitian ini.
4. Tekhnik analisis Data
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak,
untuk itu perlu dilakukan pencatatan secara cermat dan
rinci. Seperti dikatakan sebelumnya, semakin lama peneliti
berada di lapangan, maka kumpulan data tersebut akan
semakin kompleks dan rumit, sehingga perlu dilakukan
analisis data melalui reduksi data. 45
Mereduksi data berarti meringkas, memilih yang
esensial. berfokus pada hal-hal penting, mencari tema dan
pola dengan untuk data yang direduksi untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang dan untuk memudahkan
peneliti mengumpulkan data untuk lebih dan mencarinya
saat diperlukan
Setelah pengumpulan data, dilakukan Reduksi data
atau merangkum data, data yang di rangkum yaitu mengenai
Upaya Guru dalam menanamkan Nilai-nilai multikultural
melalui pembelajaran PAI di SMP negeri 1 Manggarai.
b. Penyajian Data
Setelah reduksi data, data disajikan dalam bentuk
deskripsi dan narasi yang lengkap (dengan gambar, grafik,
dll), dan data disajikan dalam bahasa yang logis dan
sistematis untuk memudahkan pemahaman. Dengan
demikian, dalam memberikan data, peneliti harus

45 Sugiyono. Metode Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2018), h. 247


mengelompokkan hal-hal yang berbeda menurut jenisnya
yang ada tergantung dari asal usul masalahnya.
c. Menarik Kesimpulan
Setelah memberikan data, langkah selanjutnya
adalah menarik kesimpulan. Interpretasi kesimpulan
merupakan interpretasi dari data yang dikumpulkan dan
dianalisis. Saat menyimpulkan , peneliti juga harus berhati-
hati agar tidak salah. Oleh karena itu, peneliti perlu
mengkaji atau memverifikasi data yang diterimanya.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam sistematika pembahasan terdiri dari tiga bagian, yaitu
pendahuluan, inti pembahasan, dan penutup. Ketiga bagian ini ini saling
berhubungan yang satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika
pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagian pendahuluan, terdiri dari halaman judul, surat pernyataan,
halaman persetujuan skripsi, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar, halaman abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan daftar lampiran.
Bagian utama terdiri dari bab I sampai bab IV. Bab 1 berisi tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab II berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu di
SMP Negeri 1 Manggarai. Pada bagian ini ini membahas mengenai letak
geografis sekolah, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan pendidik
dan peserta didik, program-program sekolah, dan sarana prasarana yang
mendukung.
Bab III berisi tentang paparan data dan analisis tentang penerapan
pembelajaran PAI dalam menanamkan nilai-nilai multikultural. Pada bagian
ini akan dijelaskan tentang bentuk upaya guru dalam menanamkan nilai-
nilai multikultural Melalui pembelajaran PAI dan dan yang digunakan guru
dalam menanamkan nilai-nilai multikultural Melalui pembelajaran PAI.
Bab IV berisi kesimpulan dan saran. Pada bagian ini berisi tentang
kata penutup, daftar pustaka, dan lampiran terkait penelitian.
Bab IV dapat di katakan Juga dengan Suatu Proses dalam penelitian
guna mendapatkan Data yang valid dan Kredibilitas nya tinggi.
Makan lama penelitian di lakukan, maka makin Valid juga
Daftar Pustaka

Asep, Kurniawan, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2016.

Akbar, T. S. (2015). Manusia dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn


Khaldun dan John Dewey. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah
Pendidikan dan Pengajaran, 15(2), 222-243.

Ali, Mufron, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013.

Azizah Elma Kumala, “ Penanaman Nilai-nilai Multikultural dalam


Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Mertoyudan Kabupaten
Magelang “, skripsi, program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, 2018.

Anita Sari, “ Penanaman Nilai-nilai Multikultural melalui Pendidikan


Agama Islam di SMP Negeri 22 Bengkulu Selatan “ , skripsi, program studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Tadris, Institut Agama
Islam Negeri ( IAIN) Bengkulu, 2020.

Abdullah bin Nuh, Kamus Baru, Jakarta: Pustaka Islam, Cet ke-1, 1993.

Achmad Rois, Pendidikan Islam Multikultural Telaah Pemikiran


Muhammad Amin Abdullah, Epistemé, Vol. 8, No. 2, Desember 2013

Arifin, H.M. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Banks, James A, Race, Culture and Education, New York: Roudledge,


2006.

Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan agama berwawasan


Multikultural. Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama.
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2009

Diar Khilala, “ Penanaman Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran


Agama Islam sebagai Upaya menangkal Fanatisme di SMK Nurul Islam
Semarang “, skripsi, program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2019.

Darajat, Zakiyah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Eva, Latipah, Metode Penelitian Pskologis Pendidikan, Yogyakarta: Budi


Utama, 2016.

Hamim, N. (2014). Pendidikan Akhlak: Komparasi Konsep Pendidikan


Ibnu Miskawaih dan Al-Ghazali. Ulumuna, 18(1), 21-40.

Hasan Basri, “ penanaman Nilai-nilai Multikultural melalui Pendidikan


Agama Islam di SMK Triatma Jaya Semarang “, Tesis, prodi Pendidikan
Agama Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017.

Haditono. S.R. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai


Bagiannya, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002.

Kementerian Hukum, H. A. M. (2015). PP Nomor 55 Tahun 2007.

Kusmaryani. Rosita Endang, Pendidikan Multikultural sebagai Altemati’


Penanaman Nilai Moral dalam Keberagaman. Jurnal Paradigma, Edisi. 2.
Tahun. 2006.

Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia,


1991.

Musyafa’Fathoni, A. B. (2010). Idealisme pendidikan Plato. Tadris STAIN


Pamekasan, 5 no. 1.

Mualifah, I. (2013). Progresivisme John Dewey dan Pendidikan Partisipatif


Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of
Islamic Education Studies), 1(1), 101-121.
Muliadi, Erlan. 2012. “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Berbasis Multikultural di Sekolah”. Dalam Jurnal Pendidikan Islam (Vol. 1
No. 1): 55-68. Lombok Tengah.

Naim, Ngainun &Achmad Sauqi. 2011. Pendidikan Multikultural Konsep


dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Nana, Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2009.

Rinda Kurnianingrum, Penanaman Sikap Sosial Melalui Pembelajaran IPS


Kelas V di SD Negeri Pengkol, (Pengkol : UNY, 2018), Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Edisi 23 Tahun ke-7.

Rudi, Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Deepublish,


2018.

Rustam Ibrahim, Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, dan


Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam, Surakarta: Universitas
Nahdlatul Ulama, Surakarta Jawa Tengah, 2013

Robiatul, Awaliyah, “Pendidikan Islam dalam SISDIKNAS”, Jurnal Ilmiah


Didaktika, 2018.

Siti, Rukhayati, Strategi Guru PAI dalam Membina Karakter Peserta Didik
SMK Al Falah Salatiga, Salatiga: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga, 2020.

Suryana, Yaya. 2015. Pendidikan Multikultural Suatu Upaya Penguatan


Jati Diri Bangsa. Bandung: Pustaka Setia.

Sopiatin, Dkk, Psikologi Belajar Dalam Perpektif Islam, Bogor: Cet. I,


Ghalia Indonesia, 2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif,


Kualitatif Dan R&D), Bandung: Alfa Beta, 2011.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru


dan Dosen.

Yanuarti, E. (2017). Pemikiran pendidikan ki. Hajar dewantara dan


relevansinya Dengan kurikulum 13. Jurnal Penelitian, 11(2), 237-265.

Zubaedi, Islam dan Benturan Antar Peradaban, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,


2007.

Anda mungkin juga menyukai