1. Apa yang membuat faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik penting dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran?
Pembelajaran yang efektif tidak dapat terlepas dari perspektif sosial, budaya,
ekonomi, dan politik. Melihat pembelajaran dalam konteks yang lebih luas membantu
menciptakan lingkungan yang relevan, dan berdampak positif bagi peserta didik.
Perspektif-perspektif ini juga memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman yang mendalam tentang lingkungan di sekitar mereka serta membentuk
pandangan yang terbuka. Dengan memperhatikan perspektif sosial, budaya, ekonomi,
dan politik pada pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk mengakui bahwa
Indonesia memiliki budaya yang beragam, menyadarkan peserta didik bahwa konflik
nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat.
Sehingga, diharapkan dengan memperhatikan perspektif tersebut dalam
pembelajaran dapat menciptakan pribadi peseta didik yang kritis dalam berfikir dengan
perspektif mereka sendiri, menghormati perbedaan, dan melatih peserta didik untuk
mendengarkan sudut pandang yang berbeda. Selain itu, diharapkan dengan adanya
pembelajaran perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat memperluas
pemahaman kami sebagai guru nantinya untuk bagaimana meciptakan pendekatan yang
tepat dengan latar belakang peserta didik yang berbeda, memilih metode dan teknik
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik yang
tentunya berbeda.
3. Apa yang bisa dilakukan oleh guru/pendidik untuk mendapatkan informasi dan
mempelajari faktor sosial budaya ekonomi dan politik dari peserta didik/i dan
masyarakat tempatnya bertugas?
Guru dapat melakukan beberapa hal berikut untuk mendapatkan informasi dan
mempelajari faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari peserta didik dan
masyarakat dengan melakukan, Pertama yakni Observasi, guru dapat mengobservasi
interaksi sosial peserta didik di dalam kelas dan lingkungan sekolah untuk memahami
dinamika sosial yang ada. Observasi juga dapat dilakukan di luar kelas, seperti saat
kegiatan ekstrakurikuler atau acara komunitas, untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang latar belakang budaya dan kehidupan peserta didik. Kedua adalah
melakukan Komunikasi, guru dapat berkomunikasi dengan peserta didik secara terbuka
dan mendengarkan pengalaman serta perspektif mereka tentang faktor sosial, budaya,
ekonomi, dan politik yang memengaruhi kehidupan mereka. Mengadakan diskusi
kelompok atau wawancara individu dapat membantu guru memperoleh informasi yang
lebih mendalam dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang peserta didik
dan masyarakat tempat tinggal mereka. Selanjutnya yaitu Kolaborasi, guru dapat
bekerja sama dengan rekan sejawat, orang tua peserta didik, dan anggota masyarakat
lokal untuk mempelajari lebih lanjut tentang faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik
yang memengaruhi peserta didik dan masyarakat. Mengadakan pertemuan, diskusi,
atau lokakarya dengan pihak-pihak terkait dapat memberikan perspektif yang beragam
dan mendalam tentang konteks sosial dan budaya yang kompleks.
Dengan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan ini, guru dapat memperoleh
informasi yang berharga dan mempelajari lebih lanjut tentang faktor-faktor yang
memengaruhi peserta didik dan masyarakat. Hal ini akan membantu guru merancang
pengalaman pembelajaran yang relevan, memahami kebutuhan peserta didik dengan
lebih baik, dan menciptakan iklim kelas yang inklusif dan mendukung.
4. Pertanyaan apa yang ingin Anda ajukan terkait konsep dasar perspektif sosio
kultural dalam pendidikan?
Bagaimana jika perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam
pendidikan di Indonesia tidak dapat menyatukan peserta didik yang memiliki beragam
perbedaan dan justru menimbulkan kasus diskriminasi dan bullying yang saat ini masih
sering terjadi di sekolah-sekolah, tindakan apa yang tepat untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut?