Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok : Adelia Ayu Febriani Dhiya Haniffasary

Dinnie Miatri Fitria Gustiningrum


Isna Khairina
MK : Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia
Topik : SEL.11.2-T2-2 - Pertanyaan Refleksi

1. Apa yang membuat faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik penting dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran?
Pembelajaran yang efektif tidak dapat terlepas dari perspektif sosial, budaya,
ekonomi, dan politik. Melihat pembelajaran dalam konteks yang lebih luas membantu
menciptakan lingkungan yang relevan, dan berdampak positif bagi peserta didik.
Perspektif-perspektif ini juga memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman yang mendalam tentang lingkungan di sekitar mereka serta membentuk
pandangan yang terbuka. Dengan memperhatikan perspektif sosial, budaya, ekonomi,
dan politik pada pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk mengakui bahwa
Indonesia memiliki budaya yang beragam, menyadarkan peserta didik bahwa konflik
nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat.
Sehingga, diharapkan dengan memperhatikan perspektif tersebut dalam
pembelajaran dapat menciptakan pribadi peseta didik yang kritis dalam berfikir dengan
perspektif mereka sendiri, menghormati perbedaan, dan melatih peserta didik untuk
mendengarkan sudut pandang yang berbeda. Selain itu, diharapkan dengan adanya
pembelajaran perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat memperluas
pemahaman kami sebagai guru nantinya untuk bagaimana meciptakan pendekatan yang
tepat dengan latar belakang peserta didik yang berbeda, memilih metode dan teknik
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik yang
tentunya berbeda.

2. Apa konsep-konsep yang sudah dipelajari sebelumnya terkait faktor sosial,


budaya, ekonomi dan politik penting dalam pendidikan?
Konsep-konsep yang sudah dipelajari sebelumnya terkait faktor sosial, budaya,
ekonomi dan politik penting dalam pendidikan yakni pada teori Vygotsky berpendapat
bahwa lingkungan sosial dan budaya memiliki peran penting dalam perkembangan
seseorang. Dalam konteks pendidikan, Vygotsky menekankan pentingnya memahami
latar belakang budaya peserta didik sebagai landasan untuk merancang pengalaman
pembelajaran yang relevan dan bermakna. Vygotsky juga mengemukakan konsep zone
of proximal development (ZPD), yang menyatakan bahwa peserta didik dapat mencapai
kemampuan yang lebih tinggi melalui bantuan dan dukungan dari orang lain. Dalam
konteks pendidikan, guru dapat memanfaatkan konsep ZPD dengan memberikan
tantangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan memberikan
bantuan yang tepat untuk membantu mereka mencapai kemampuan yang lebih tinggi.
Dengan demikian, guru berperan sebagai fasilitator dalam mengembangkan potensi
belajar peserta didik. Selain itu, Vygotsky juga menekankan pentingnya interaksi sosial
dalam pembelajaran.
Menurut Vygotsky melalui interaksi dengan orang lain, peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan baru, mengembangkan pemahaman, dan memperluas
kemampuan kognitif mereka. Oleh karena itu, kolaborasi, diskusi kelompok, dan kerja
sama antar peserta didik dapat menjadi strategi efektif dalam memanfaatkan potensi
belajar nya. Selanjutnya pada Konsep multikultural dalam pendidikan mengacu pada
pengakuan dan penghargaan terhadap keberagaman budaya yang ada. Dalam hal ini
melibatkan penerimaan terhadap beragam latar belakang budaya, nilai, bahasa, dan
tradisi yang dimiliki oleh peserta didik. Penerapan konsep multikultural dalam
pendidikan memungkinkan peserta didik untuk memahami dan menghormati
keberagaman, meningkatkan kesadaran diri, serta memperluas perspektif mereka.
Dengan memahami dan menerapkan konsep multikultural dalam guruan, sebagai guru
dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, memberikan
pengetahuan terhadap keberagaman, dan mempersiapkan peserta didik untuk hidup
dalam masyarakat yang semakin global dan multikultural.
Pada konsep mediasi menurut Vygotsky, yakni proses di mana individu
memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi dengan lingkungannya.
Dalam konteks pendidikan, mediasi menjadi penting karena melibatkan peran orang
dewasa atau teman sebaya dalam membantu peserta didik memahami konsep dan
mengembangkan kemampuan kognitif. Dalam pendekatan sosiokultural Vygotsky,
mediasi terjadi melalui dua bentuk utama, yaitu mediasi simbolik dan mediasi sosial.
Mediasi simbolik melibatkan penggunaan alat-alat simbolik seperti bahasa, tulisan, dan
simbol lainnya untuk membantu peserta didik memahami dan mengartikan informasi.
Mediasi sosial, melibatkan interaksi dan bantuan dari orang dewasa atau rekan sebaya
dalam memecahkan masalah dan memperluas pemahaman peserta didik.

3. Apa yang bisa dilakukan oleh guru/pendidik untuk mendapatkan informasi dan
mempelajari faktor sosial budaya ekonomi dan politik dari peserta didik/i dan
masyarakat tempatnya bertugas?
Guru dapat melakukan beberapa hal berikut untuk mendapatkan informasi dan
mempelajari faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari peserta didik dan
masyarakat dengan melakukan, Pertama yakni Observasi, guru dapat mengobservasi
interaksi sosial peserta didik di dalam kelas dan lingkungan sekolah untuk memahami
dinamika sosial yang ada. Observasi juga dapat dilakukan di luar kelas, seperti saat
kegiatan ekstrakurikuler atau acara komunitas, untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang latar belakang budaya dan kehidupan peserta didik. Kedua adalah
melakukan Komunikasi, guru dapat berkomunikasi dengan peserta didik secara terbuka
dan mendengarkan pengalaman serta perspektif mereka tentang faktor sosial, budaya,
ekonomi, dan politik yang memengaruhi kehidupan mereka. Mengadakan diskusi
kelompok atau wawancara individu dapat membantu guru memperoleh informasi yang
lebih mendalam dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang peserta didik
dan masyarakat tempat tinggal mereka. Selanjutnya yaitu Kolaborasi, guru dapat
bekerja sama dengan rekan sejawat, orang tua peserta didik, dan anggota masyarakat
lokal untuk mempelajari lebih lanjut tentang faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik
yang memengaruhi peserta didik dan masyarakat. Mengadakan pertemuan, diskusi,
atau lokakarya dengan pihak-pihak terkait dapat memberikan perspektif yang beragam
dan mendalam tentang konteks sosial dan budaya yang kompleks.
Dengan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan ini, guru dapat memperoleh
informasi yang berharga dan mempelajari lebih lanjut tentang faktor-faktor yang
memengaruhi peserta didik dan masyarakat. Hal ini akan membantu guru merancang
pengalaman pembelajaran yang relevan, memahami kebutuhan peserta didik dengan
lebih baik, dan menciptakan iklim kelas yang inklusif dan mendukung.

4. Pertanyaan apa yang ingin Anda ajukan terkait konsep dasar perspektif sosio
kultural dalam pendidikan?
Bagaimana jika perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam
pendidikan di Indonesia tidak dapat menyatukan peserta didik yang memiliki beragam
perbedaan dan justru menimbulkan kasus diskriminasi dan bullying yang saat ini masih
sering terjadi di sekolah-sekolah, tindakan apa yang tepat untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai