Anda di halaman 1dari 2

Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hadjar Dewantara

Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum


dan sesudah kemerdekaan Indonesia adalah sebuah perjalanan intelektual dan moral yang
mempengaruhi fundamental cara pendidikan dikelola dan dipahami dalam sejarah pendidikan
Indonesia. Ki Hadjar Dewantara, atau nama aslinya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah
seorang tokoh pendidikan yang tak terbantahkan dalam upayanya membebaskan pendidikan dari
belenggu kolonialisme dan memberikan kemerdekaan pikiran kepada peserta didik.

1. Sebelum Kemerdekaan:
Sebelum kemerdekaan Indonesia, pendidikan di bawah pemerintahan kolonial Belanda
sangat dipengaruhi oleh pandangan Eropa. Sistem pendidikan yang ada bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kerja terampil yang dapat mengabdi kepada kepentingan kolonial. Ki
Hadjar Dewantara merasa bahwa sistem ini sangat membatasi potensi pendidikan dan
berkembangnya pemikiran kritis.
Ki Hadjar Dewantara merintis pendidikan alternatif yang berfokus pada pengembangan
individu secara holistik. Dia mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah sekolah
yang mempromosikan pendidikan yang lebih bebas, kreatif, dan menghargai budaya lokal.
Taman Siswa menekankan pendidikan berbasis karakter, seni, dan kebebasan berpikir.
Gerakan ini adalah transformasi signifikan dari pendidikan kolonial yang bersifat otoriter
dan berorientasi pada kepentingan kolonial.
Ki Hadjar Dewantara juga menyoroti pentingnya pendidikan bagi perempuan, yang
sering diabaikan dalam sistem pendidikan kolonial. Dia memperjuangkan hak-hak
perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki, dan dengan
demikian, mengubah pandangan masyarakat terhadap peran perempuan dalam
perkembangan bangsa.
2. Sesudah Kemerdekaan:
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemikiran dan gagasan Ki Hadjar
Dewantara memiliki dampak yang lebih besar dalam mengubah sistem pendidikan nasional.
Dia dipercayakan oleh pemerintahan Indonesia untuk menjadi Menteri Pendidikan dalam
Kabinet Hatta I. Salah satu langkah terpenting yang diambilnya adalah menyusun Undang-
Undang Dasar 1945, yang mengamanatkan pendidikan sebagai hak dasar setiap warga
negara dan menekankan pada kebebasan berpikir, keadilan, dan kesetaraan dalam
pendidikan.
Ki Hadjar Dewantara juga mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar dalam pendidikan nasional, menggantikan bahasa Belanda yang telah menjadi
bahasa pendidikan selama masa kolonial. Hal ini memungkinkan akses yang lebih luas ke
pendidikan bagi masyarakat Indonesia.
Selain itu, pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan karakter dan
pengembangan individu terus memengaruhi pandangan pendidikan Indonesia pasca-
kemerdekaan. Konsep Pendidikan Pancasila, yang menggabungkan nilai-nilai kebangsaan
dengan pendidikan moral, menjadi dasar pendidikan nasional.
Namun, transformasi pendidikan pasca-kemerdekaan juga dihadapkan pada berbagai
tantangan, termasuk kurangnya sumber daya, ketidaksetaraan akses, dan tantangan dalam
menerapkan visi pendidikan yang ideal. Meskipun Ki Hadjar Dewantara telah membuka
pintu menuju pendidikan yang lebih inklusif dan berorientasi pada karakter, masih ada
pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai visi ini sepenuhnya.
Dalam kesimpulannya, gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan
pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia memiliki dampak yang signifikan. Dia
memerdekakan pendidikan dari belenggu kolonialisme, mempromosikan pendidikan yang lebih
berorientasi pada karakter dan pengembangan individu, serta berjuang untuk kesetaraan
pendidikan. Warisan pemikiran dan nilai-nilai pendidikan yang diperjuangkan oleh Ki Hadjar
Dewantara tetap relevan dalam pembentukan sistem pendidikan Indonesia yang lebih baik di
masa depan

3. Pendidikan di Abad ke-21:

Pendidikan pada abad 21 lebih mengacu pada Pendidikan Teknologi dan Informasi.
Dengan perkembangan teknologi informasi, pendidikan di Indonesia mulai memasukkan
teknologi dalam proses pembelajaran. E-learning, pembelajaran online, dan penggunaan
perangkat digital menjadi lebih umum.

Pendidikan di abad ini juga lebih mengedepankan Program beasiswa dan bantuan
pendidikan yang diperkenalkan untuk meningkatkan akses pendidikan, terutama bagi
kelompok ekonomi lemah. Pendidikan di abad ini juga mulai beralih ke pembelajaran yang
lebih berbasis kompetensi, yang menekankan pengembangan keterampilan dan pengetahuan
yang relevan dengan dunia kerja.

Namun, perjalanan pendidikan Indonesia juga dihadapkan pada berbagai tantangan.


Masih ada ketidaksetaraan akses ke pendidikan, terutama antara perkotaan dan pedesaan.
Masalah kualitas pendidikan juga menjadi isu penting, dengan perluasan dan peningkatan
jumlah sekolah dan perguruan tinggi yang belum selalu diikuti oleh peningkatan kualitas
pengajaran.

Selain itu, pandemi COVID-19 pada awal abad ke-21 juga menghadirkan tantangan baru
bagi pendidikan di Indonesia, dengan peralihan mendadak ke pembelajaran jarak jauh dan
berbagai masalah terkait dengan ketidaksetaraan akses dan kualitas pendidikan.

Di tengah perubahan dan tantangan ini, pendidikan Indonesia terus berusaha untuk
memenuhi tuntutan global, menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten, kreatif, dan
inovatif untuk menghadapi masa depan yang semakin kompleks. Dengan komitmen terus-
menerus untuk perbaikan, pendidikan Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang dan
menghadapi tantangan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai