Anda di halaman 1dari 5

PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL

Pendidikan pada dasarnya memiliki pengertian usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003)

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat
imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau
perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan


tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan manusia agar dapat berproses menjadi


seorang individu yang merdeka. Arti kata merdeka yang dimaksud adalah manusia dapat
tumbuh dan berkembang sesuai kodrat yang dimiliki, serta menjadi manusia yang
mendapatkan kebahagaiaan setinggi-tingginya.

Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam menuntun anak agar dapat
menjadi individu yang merdeka. Oleh karena itu alangkah baiknya kita mengetahui
bagaimana perjalanan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Berikut adalah rangkuman
perjalanan pendidikan nasional di Indonesia:

A. Pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan (zaman kolonial)


Pada zaman kolonial di indoneisa tentunya mempengaruhi pendidikan yang ada di
Indonesia. Belanda datang ke Pulau Jawa Indonesia untuk berdagang dan
menciptakan kekuasaan baru. Belanda menganggap bahwa agama Katholik yang
disebarkan oleh Portugis perlu digantikan dengan agama Protestan yang dianutnya.
Berangkat dari pemahaman itulah sekolah-sekolah keagamaan didirikan terutama
di daerah yang dulunya telah terpengaruh agama Nasrani (Katholik) oleh Portugis
dan Spanyol. Sekolah pertama di Ambon didirikan oleh VOC pada tahun 1607.
Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca, menulis dan sembahyang. Guru
pendidik berasal dari Belanda dan mendapat upah.

Pendidikan yang dilakukan pada zaman kolonial terpaku terhadap ideologi bangsa
Belanda, sehingga pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan pemahaman
Belanda yang berakibat pada pendidikan yang diatur secara sistematis agar siswa
yang mengikuti pendidikan di zaman kolonial akan mengikuti serta menjadikan
pembelajaran yang didapatkan, perjalanan yang di dapatkan adalah sebuah
landasan yang akan diteruskan kezaman berikutnya. Pendidikan yang diberikan
oleh Belanda kepada masyarakat Indonesia bertujuan untuk menciptakan SDM
masyarakat Indonesia yang siap menjadi tenaga kerja untuk Belanda dan diberi
upah yang minim.

Akan tetapi, pendidikan yang diberikan oleh Belanda memberikan dampak positif
terhadap rakyat Indonesia, pejalanan Pendidikan Indonesia dari sebelum
kemerdekaan sampai sesudah kemerdekaan terus berkembang hingga saat ini
dimulai dari inisiasi bupati dalam mendirikan sekolah kabupaten yang hanya
mendidik calon pegawai pada tahun 1854 kemudian lahirlah sekolah Bumiputera
yang hanya memiliki 3 kelas di mana rakyat memperoleh ilmu untuk dapat
membaca, menulis dan berhitung, pada tahun 1920 lahirlah cita-cita baru yang
mengimpikan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Karena
pendidikan dan pengajaran yang diberikan sebelum kemerdekaan pada masa
kolonial menghasilkan lulusan yang terasing dan kehilangan dasar-dasar
nasionalnya. Untuk itu dibutuhkan upaya dalam mendidik kaum muda selain untuk
membebaskan diri dari jeratan penjajah, pendidikan akan menjadi dasar
kebudayaan nasional yang dapat mencerdaskan kehidupan masyarakat Indonesia.
Keinginan untuk merdeka harus dimulai dengan mempersiapkan kaum bumi putra
yang bebas, mandiri, dan pekerja keras.

Tokoh nasionalis yang memperjuangkan pendidikan bangsa Indonesia dengan cita-


citanya yang ingin melakukan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran
yaitu Ki Hadjar Dewantara, cita-cita itu terwujud pada tahun 1922 dengan lahirnya
Taman Siswa di Yogyakarta sebagai pintu gerbang kemerdekaan dan kebebasan
kebudayaan bangsa. Taman Siswa didirikan dengan maksud untuk meluaskan
semangat pendidikan kepada generasi muda dengan konsep Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara yang memerdekakan. Visi pendidikan Ki Hadjar Dewantara kembali
digaungkan dalam pendidikan di masa sekarang atau masa sesudah kemerdekaan
dengan slogan pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang memerdekakan. Konsep ini
termaktub dalam tiga semboyan dalam bahasa Jawa, ing ngarsa sung tulada, ing
madya mangun karya, tut wuri handayani. Artinya, di depan memberikan contoh, di
tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan. Semboyan tut wuri
handayani diabadikan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Tarigan et al., 2022).

B. Pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan

Setelah pemerintah menerima saran-saran tersebut, disusunlah struktur dan sistem


pendidikan baru. Tujuannya adalah untuk mendidik anak-anak menjadi warga
negara yang berguna, yang diharapkan kelak dapat memberikan pengetahuannya
kepada negara. Dasar-dasar pendidikan menganut prinsip demokrasi,
kemerdekaan, dan keadilan sosial. Kondisi pendidikan di Indonesia setelah
merdeka ini mengarah terhadap perubahan proses pembelajaran dan landasan
pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan di era ini, bangsa
Indonesia berusaha menghilangkan paham-paham pendidikan Belanda, sehingga
siswa Indonesia memiliki ciri khas dari siswa Indonesia. Pembelajaran didesain
sedemikian rupa agar budaya bangsa Indonesia dapat terus diwariskan kegenerasi
selanjutnya.

C. Pendidikan di Indonesia pada era Pendidikan Abad ke-21

Keberadaan Abad ke-21 ditandai dengan adanya era revolusi industri 4.0 yang
mana pada abad ke-21 menjadikan abad keterbukaan era globalisasi dan serba
digial. Pada saat ini Indonesia memasuki dan bahkan sedang berjalan era revolusi
industri 4.0. Pada pembelajaran ini tidak lagi berfokus terhadap penerapan
kebudayaan lagi namun, berfokus terhadapat kemampuan berpikir kritis dan
pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kreativitas dan inovasi, serta
kolaborasi. teknologi merupakan sarana utama dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Sebagai seorang guru, kita perlu meningkatkan kemampuan
adaptasi teknologi serta dapat memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan
pembelajaran sehingga akan membentuk siswa atau peserta didik yang memiliki
kecakapan di era serba digital.

Seorang pendidik diharapkan mampu mendidik peserta didik dengan memegang ketiga
semboyan, dapat disimpulkan bahwa perjuangan Ki Hadjar Dewantara adalah bentuk
investasi kepada generasi bangsa, dimana beliau ingin bangsa ini memiliki karakternya
sendiri yang sejalan dengan nilai positif leluhur dan norma-norma yang berlaku, jika
dikaitkan dengan konteks pendidikan sekarang maka sangat layak dan tepat saat ini
menggunakan konsep pendidikan karakter dalam merdeka belajar. Kebijakan merdeka
belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memiliki relevansi
terhadap pengembangan pendidikan karakter, selama ini pendidikan lebih menekankan
pada aspek pengetahuan, sehingga aspek karakter dan ketrampilan terabaikan.

Melalui penguasaan materi 'Perjalanan Pendidikan Nasional' saya mendapatkan ilmu


yang saya peroleh dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu menumbuhkan rasa dalam
hati saya sebagai calon pendidik bahwa menjadi guru adalah panggilan jiwa, tugas dan
pilihan hidup yang bernilai. Belajar dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai ide-ide
pendidikan dan pengorbanan yang beliau lakukan dalam mengorbarkan semangat
kerelaan dan kemurahan hati untuk mendampingi proses tumbuh kembang secara
integral para generasi penerus bangsa, saya menyadari bahwa menjadi guru adalah
pewaris semangat serta harus memiliki jiwa gotong-royong untuk saling belajar, berkarya
dan berjuang demi kemajuan bangsa lewat dunia pendidikan. Pemikiran Ki Hadjar
Dewantara diimplementasikan dalam visi mata kuliah Folosofi Pendidikan Indonesia yaitu
Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan
anggota masyarakat.

Tarigan, M., Alvindi, A., Wiranda, A., Hamdany, S., & Pardamean, P. (2022). Filsafat
Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Perkembangan Pendidikan di Indonesia. Mahaguru:
Jurnal Pendidikan Guru

UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 “ Sistem Pendidikan Nasional”

Artikel blog dapat di kunjungi melalui lnk di bawah ini

https://panggiyuono02.wordpress.com/

https://panggiyuono02.wordpress.com/2022/12/26/perjalanan-pendidikan-nasional/

Anda mungkin juga menyukai