Anda di halaman 1dari 3

AKSI NYATA TOPIK 1

Nama: Siti Imroatus Sa’adah


LPTK: Universitas Riau
Asal: Provinsi Riau
PPG Prajabatan 2

Tugas 1
Tuliskan rancangan / rencana aksi nyata bagaimana Anda mengaplikasikan topik belajar dan teori
pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas!
Jawab:
Rencana aksi nyata bagaimana cara saya mengaplikasikan teori belajar dan teori pembelajaran
konstruktivisme dalam proses pembelajaran dikelas dilakukan dalam tiap tahapan pendekatan
konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan yang memandang siswa
sebagai individu aktif membangun pengetahuannya sendiri dengan cara mengalami dan
mengerjakannya, dalam proses masuk ke dunia nyata secara terus menerus. Sehingga, dalam
pembelajaran materi disekolah khususnya kimia untuk mempelajari materi kimia kesetimbangan
kimia pengalaman belajar yang lalu (konsepsi awal) pada materi lau reaksi sebagai pengetahuan
prasyarat dari siswa akan mempengaruhi terjadinya proses belajar kimia tersebut, maka langkah
pertama yang harus dilakukan kita sebagai aksi nyata sebagai guru yaitu ketika akan mengajarkan
materi baru sebelumnya dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur
pengetahuan siswa. Aksi nyata saya tertuang dalam tiap tahapan-tahapan pendekatan
konstruktivisme menurut Hamzah (2001):
1. Tahap Apersepsi
Tahapan ini rancangan dalam mengaplikasikan teori konstruktivsime dengan cara guru
memancing dengan pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari
oleh siswa dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas, selanjutnya siswa diberi
kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahamannya tentang konsep
tersebut.
Misalnya memberikan apersepsi pengaruh katalis dalam materi kesetimbangan kimia dan
mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada proses pembuatan tapai.
2. Tahap eksplorasi
Tahapan ini dilakukan dengan guru memberikan siswa kesempatan menyelidiki dan
menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan pengintrpretasian data
dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Tahapan eksplorasi ini banyak terkait
dengan rasa keingintahuan yang besar oleh siswa tentang fenomena dalam lingkungannya.
Misalnya banyak beragam fenomena materi kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-
hari ini meningkatkan rasa keingintahuan siswa dalam proses menyelidiki dan menemukan
konsep misalnya fenomena pengaturan pH darah, siklus oksigen dalam tubuh, dan proses
fotosintesis.

3. Tahap diskusi dan penjelasan konsep


Pada tahapan ini siswa nanti memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil
observasi siswa, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya, siswa membangun
pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
Saat siswa memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinnya
ditambah dengan penguatan dari guru, maka siswa membangun pemahaman baru tentang
konsep yang dipelajari. Sehingga siswa tidak ragu-ragu lagi tentang konsepsinya.
Misalnya: siswa melakukan praktikum kesetimbangan kimia tentang pengaruh konsentrasi
dan suhu terhadap kesetimbangan kimia, setelah siswa berdiskusi dan presentasi diakhir guru
memberikan penguatan kepada siswa sehingga semua siswa mendapat pemahaman konsep
yang sedang dipelajari.

4. Tahap pengembangan dan aplikasi konsep


Tahapan ini kita sebagai guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan maupun
munculkan beragam masalah yang berkaitan dengan isu-isu dalam lingkungan siswa.
Misalnya: setelah siswa belajar kesetimbangan kimia dapat mengaitkan pemahaman konsep
tentang kesetimbangan yang terjadi dalam diri manusia baik itu kesetimbangan pada darah dan
oksigen.
Penerapan teori sosial kognitif dalam pembelajaran di sekolah.
1) Memberikan kesempatan siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka yang disajikan
bentuk output pembuatan jurnal atau laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka
lakukan kemudian dipresentasikan sehingga berbagi pengalaman kepada teman-teman
sekelas sekaligus melatih kemampuan sosial siswa.
2) Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa untuk
menjelaskan materi pembelajaran didepan kelas dan ajak siswa lainnya untuk mengajukan
pertanyaan. Sehingga terbentuk kemampuan kolaborasi dan kerja sama.
3) Membantu siswa menemukan solusi baru untuk suatu masalah dalam mengembangkan cara
berpikir kritis.
4) Minta siswa untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang mereka miliki.
5) Membantu siswa dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide dapat terhubung
sehingga terbentuk antar koneksi materi.
6) Meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa melalui penggunaan visualisasi dan
permainan dalam menyampaikan materi. Terutama pada materi yang bersifat abstrak
misalnya pada kimia bantuan penggunaan molimod sangat membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman terutama materi geometri molekul pada ikatan kimia.

Anda mungkin juga menyukai