Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

RUANG KOLABORASI

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

Nama anggota Kelompok :

Anggi Lestari

Dwi Puspa Permata Sari

Elsi Natasia Pengabean

Nurul Nabila

Windi Fitrianti

Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Andahendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata(mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Andameminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
• Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Jawaban :
Menurut saya peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua
karena peserta didik sudah melakukan pelatihan pada percobaan pertama dan otaknya
mengingat bagaimana cara kerja atau langkah-langkahnya. Akan tetapi biasanya ini hanya
berlaku bila jenis tugas sama dan hanya berubah dalam angkanya saja. Karena bila sudah
berbeda wacananya maka biasanya akan sedikit membingungkan peserta didik walaupun
sebenarnya cara pengerjaan sama.
• Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban :
Kegiatan belajar yang menggunakan rumus-rumus atau hitung-hitungan serta kegiatan
yang bisa dilakukan dengan berulang namun masih menggunakan metode atau cara yang sama.
Adapula faktor-faktor mengapa peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran dengan
metode tersebut, diantaranya :
1. Pengalaman Awal: Pada percobaan pertama, peserta didik mungkin belum terbiasa
dengan format soal atau jenis materi yang diujikan. Setelah melalui pengalaman
pertama, mereka dapat lebih memahami tipe soal yang akan dihadapi pada percobaan
kedua.
2. Pemahaman Materi: Setelah melalui percobaan pertama, peserta didik dapat lebih
memahami materi yang diujikan. Hal ini memungkinkan mereka untukmempersiapkan
diri dengan lebih baik dan memahami konsep yang diperlukan untuk menjawab soal.
3. Praktik dan Latihan: Setelah percobaan pertama, peserta didik dapat menyadari
kelemahan mereka dan fokus pada area yang perlu diperbaiki. Mereka dapat melakukan
praktik dan latihan tambahan untuk memperbaiki keterampilan mereka dalam
menjawab soal.
4. Motivasi: Hasil percobaan pertama bisa menjadi motivasi bagi peserta didik untuk lebih
giat belajar dan meningkatkan performa mereka pada percobaan kedua. Motivasi ini
dapat mendorong mereka untuk bekerja lebih keras.
5. Bantuan dan Dukungan: Peserta didik mungkin mendapatkan bantuan dan dukungan
tambahan dari guru, teman sekelas, atau sumber belajar lainnya setelah percobaan
pertama. Bantuan ini dapat membantu mereka untuk memahami materi dengan lebih
baik.
Kesimpulannya : Metode diatas tidak selalu baik bagi semua peserta didik terlebih bila
dalam percobaan kedua hanya mengganti angka dan nama saja akan tetapi susunansoalnya
masih sama. Ditakutkan ketika peserta didik mendapatkan soal yang sebenarnya serupa
namun dengan narasi yang berbeda dia akan kebingungan dan menganggap apa yang
dikerjakan belum pernah dilakukan.
Kasus II:
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung
dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tantang belajarnya.

1. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Jawaban: Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta
didiknya:
• Membangun Dasar-Dasar Konsep Matematika:
Mulailah dengan membangun pemahaman dasar tentang angka, bilangan, dan operasi
matematika seperti penjumlahan dan pengurangan. Gunakan manipulatif, seperti balok kayu
atau permainan matematika, untuk membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep ini.
• Pengenalan Angka dan Bilangan:
Ajarkan anak-anak mengenal angka dan bilangan melalui berbagai aktivitas yang
menyenangkan, seperti menghitung benda-benda di sekitar kelas atau rumah, menyusunpuzzle
angka, atau bermain permainan dengan dadu.
• Penggunaan Cerita dan Gambar:
Sisipkan cerita atau gambar dalam pengajaran matematika. Misalnya, minta anak-anak
menggambar beberapa apel dan kemudian menghitung berapa banyak apel yang mereka
gambar. Ini membantu mereka memahami konsep angka dan penghitungan dengan lebih baik.
• Bermain Permainan Edukatif:
Gunakan permainan matematika yang bersifat edukatif, seperti papan permainan yang
melibatkan penjumlahan atau pengurangan. Ini bisa membuat belajar matematika menjadi
lebih menyenangkan dan interaktif.
• Kelompok Belajar:
Bentuk kelompok kecil dalam kelas, di mana anak-anak dapat bekerja sama dalam
memecahkan masalah matematika sederhana. Ini dapat membantu mereka belajar dari teman
sebaya dan mengembangkan keterampilan sosial.
• Dukungan Individu:
Berikan perhatian khusus kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam berhitung.
Bekerja dengan mereka satu-satu untuk mengidentifikasi area-area di mana mereka perlu
bantuan tambahan.
• Terapkan Pendekatan Progresif:
Mulailah dengan konsep-konsep dasar dan perlahan-lahan tingkatkan kompleksitasnya seiring
dengan kemajuan peserta didik. Jangan terlalu terburu-buru dalam memperkenalkan konsep
yang lebih rumit.
• Kreatif dalam Pembelajaran:
Cobalah pendekatan yang kreatif, seperti menyanyikan lagu-lagu angka atau membuat proyek
matematika sederhana yang melibatkan konsep-konsep matematika dasar.
• Umpan Balik Positif:
Berikan pujian dan umpan balik positif kepada peserta didik ketika mereka berhasil
menyelesaikan tugas matematika. Ini dapat meningkatkan motivasi mereka untuk terus belajar.
• Kolaborasi dengan Orang Tua:
Melibatkan orang tua dalam proses belajar anak-anak. Berbagi strategi pembelajaran dengan
orang tua dan meminta mereka untuk mendukung anak-anak dalam latihan matematika di
rumah
2. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.
Jawaban: Mengikuti tahapan perkembangan usia adalah penting karena setiap usia memiliki
karakteristik perkembangan kognitif yang berbeda. Dengan memahami tahapan ini, guru dapat
menyusun metode pengajaran yang sesuai dan efektif.
• Metode pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan usia akan membuat
pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak, sehingga mereka
lebih termotivasi untuk belajar.
• Menggunakan materi yang sesuai dan alat bantu akan membantu anak-anak
memvisualisasikan konsep matematika, yang sangat penting dalam tahap awal
pembelajaran matematika.
• Memberikan dukungan individu penting untuk membantu anak-anak yang mungkin
mengalami kesulitan dalam belajar matematika.
• Kesabaran dan umpan balik konstruktif akan menciptakan lingkungan belajar yang
positif dan mendukung perkembangan matematika yang sehat bagi peserta didik.
Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di
Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba
untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan
makanan khas di Bali.
1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Menurut saya pertimbangan dan keputusan Made sudah sangat tepat, Made memberikan contoh
teks deskripsi mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan peserta didiknya. Made
memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali karena identitas
Bali tidak lepas dari pantai dan juga makanan khasnya. Hal tersebut dapat memudahkan peserta
didik lebih memahami materi yang diajarkan Made. Berbeda halnya apabila Made tidak
memberikan contoh yang berbeda kepada peserta didiknya, mereka akan kesulitan memahami
materi teks deskripsi. Ia melakukannya karena memperhatikan latar belakang setiap peserta
didik yang berarti bahwa mungkin saja tidak semua peserta didik pernah melihat bangunan-
bangunan pencakar langit yang ada di ibu kota. Dengan memberikan Contoh mengenai hal
yang dekat dengan kehidupan peserta didik, diharapkan peserta didik dapat dengan mudah
lebih memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Selain itu, pembelajaran tersebut juga
dapat memperkuat identitas budaya daerah tersebut.
2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Prinsip yang digunakan Made adalah prinsip tanggap budaya (culturally responsive/ relevant
pedagogy. Prinsip tanggap budaya adalah model pendidikan teoritis yang tidak hanya bertujuan
meningkatkan prestasi peserta didik, tetapi juga membantu siswa menerima dan memperkokoh
identitas budayanya. Menurut Ladson-Billing (1995) terdapat tiga proposisi pendidikan
tanggap budaya, yakni:
1) Peserta didik mencapai kesuksesan akademis
2) Peserta didik mampu mengembangkan, dan memiliki kompetensi budaya (cultural
competence)
3) Peserta didik membangun kesadaran kritis (critical consciousness) sehingga mereka dapat
berpartisipasi dalam merombak tatanan sosial yang tidak adil Penekanan pada budaya dalam
pembelajara diharapkan dapat menjembatani munculnya kesadaran peserta didik terhadap
identitas budayanya sehingga dapat dilestarikan dan dijaganya.

Anda mungkin juga menyukai