Anda di halaman 1dari 2

KONEKSI ANTAR MATERI

FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL

KESIMPULAN PENGUASAAN MATERI “PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL”

Filosofi pendidikan nasional adalah salah satu mata kuliah yang saya ambil pada
semester pertama. Mata kuliah ini menurut saya sangat penting karena memberikan
dasar untuk memahami hakikat dan tujuan pendidikan. Hal tersebut memungkinkan
saya untuk dapat mempertimbangkan pemahaman inti pendidikan, seperti misalnya
tujuan utama dilakukan pendidikan serta bagaimana seharusnya siswa diajar. Saya
percaya bahwa dengan mempelajari filosofi pendidikan nasional, seorang guru akan
mampu melihat dan menganalisis dari sudut pandang siswanya. Selain memahami
mengapa siswa berperilaku tertentu, guru juga dapat mengetahui bagaimana siswa
memandang tindakan mereka. Motivasi saya mengikuti mata kuliah filosofi pendidikan
nasional adalah krena saya ingin menjadi seorang guru professional seperti Ki Hajar
Dewantara yang merupakan Bapak pendidikan Indonesia.

Meskipun muncul beberapa argumen kritis terhadap gerakan transformasi Ki Hajar


Dewantara, tidak dapat dipungkiri bahwa sumbangsihnya terhadap pendidikan
Indonesia sangat berharga. Gerakan ini telah membawa perubahan signifikan dalam
membebaskan pendidikan dari penjajahan dan membantu mengidentifikasi identitas
pendidikan nasional Indonesia. Dengan menggabungkan nilai-nilai budaya lokal dalam
pendidikan, Ki Hajar Dewantara membantu menciptakan pendekatan yang lebih inklusif
dan merangkul beragam identitas budaya di seluruh negeri.

Sebelum kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara berjuang melawan ketidaksetaraan


pendidikan dan mengangkat isu hak pendidikan untuk semua warga Indonesia. Setelah
kemerdekaan, visinya untuk pendidikan inklusif dan berpusat pada anak diperkuat oleh
Undang-Undang Dasar 1945, dan Taman Siswa yang ia dirikan menjadi perwujudan
dari pendekatan pendidikan yang lebih holistik.

Pengalaman baru yang saya peroleh dari pelajaran perjalanan pendidikan nasional
adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pendidikan inklusif dan
berpusat pada siswa. Saya belajar bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik dan
berhak mendapatkan pendidikan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan
potensi tersebut. Saya juga dapat memahami pentingnya penggunaan bahasa nasional
sebagai alat untuk membangun identitas nasional dan kultural. Selain itu, ada beberapa
hal penting juga yang telah saya pahami dari pelajaran perjalanan pendidikan nasional
diantaranya adalah sebagai berikut:

 Kemandirian Pendidikan: Zaman penjajahan Belanda dan Jepang menekankan


kontrol atas sistem pendidikan, tetapi setelah kemerdekaan pada tahun 1945,
Indonesia mendorong kemandirian pendidikan. Ki Hajar Dewantara, pendiri
Taman Siswa, memainkan peran penting dalam mengembangkan pendidikan
yang berbasis budaya Indonesia.

 Demokratisasi Pendidikan: Setelah penjajahan, pendidikan menjadi lebih inklusif


dan terbuka untuk semua lapisan masyarakat. Pendidikan dasar dan menengah
diwajibkan, dan akses ke pendidikan tinggi diperluas.

 Teknologi Pendidikan: Era digital membawa perubahan signifikan dalam


pembelajaran. Teknologi seperti internet dan perangkat pintar telah mengubah
cara kita mengakses dan menyampaikan informasi, memungkinkan
pembelajaran jarak jauh, dan menghadirkan berbagai metode pembelajaran
baru.

Berdasarkan pelajaran tersebut, ada beberapa hal yang nantinya ingin saya
implementasikan untuk diri saya, untuk kelas dan sekolah saya di masa mendatang.
Hal tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

 Saya ingin terus meningkatkan kualitas diri melalui pelatihan dan pendidikan
tambahan. Salah satunya yaitu mengikuti perkuliahan PPG prajbatan ini dengan
sungguh-sungguh.

 Turut berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang lebih inklusif dan


berbasis teknologi di sekolah nantinya.

 Turut berperan aktif dalam mendukung akses pendidikan bagi semua lapisan
masyarakat, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

 Menerpakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga


saya dapat memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan mengembangkan potensi mereka.

 Saya ingin menciptakan suasana kelas yang inklusif, di mana setiap siswa,
termasuk mereka dengan kebutuhan khusus, memperoleh akses pendidikan
yang berkualitas. Mendukung keragaman dan memastikan bahwa setiap siswa
merasa diterima.

Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam kegiatan pembelajaran, saya


berharap dapat berperan dalam mewujudkan visi Ki Hajar Dewantara untuk pendidikan
yang inklusif, berpusat pada siswa, dan berkontribusi pada pembangunan nasional
yang kuat dan berdaya saing.

Anda mungkin juga menyukai