Anda di halaman 1dari 4

DESAIN INVENSI/INOVASI PEMBELAJARAN DAN RENCANA TINDAK

LANJUT

Pengalaman Pengalaman yang bermakna ketika saya memplajari mata kuliah pada PPG
yang paling ini, yaitu berbagai macam pengalaman yang saya dapat baik teori maupun
bermakna (best praktik yang membuat saya semakin memahami tentang dunia Pendidikan.
practise) Pengalaman ini tergambar melalui alur MERDEKA di setiap topik,di mana
pada alur tersebut diberikan berbagai kegiatan yang mengasah kemampuan
dalam berpikir kritis, berkolaborasi, mendemosnstrasikan,
mengkoneksikan,serta merealisasikan berupa aksi nyata.

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, terdapat mata kuliah yang


menawarkan pengalaman yang benar-benar bermakna, yaitu mata kuliah
inti Filosofi Pendidikan Indonesia. Matakuliah ini sangat berarti karena
melalui kajian kita dapat mempelajari cara pendidikan Indonesia dan
mempelajari dasar-dasar pemikiran pedagogik menurut bapak pedagogik
kita Ki Hajar Dewantara. Banyak pelajaran bermakna melalui beliau yang
bisa saya jadikan pedoman untuk mengajar peserta didik. 

Dalam mata kuliah Filososfi Pendidikan Indonesia terdapat 5 topik yang


dipelajari yaitu:

1. Perjalanan pendidikan Nasional sebelum dan sesudah kemerdekaan


menurut Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara sangat vokal tentang pentingnya memberikan akses
pendidikan kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang
ekonomi, suku, atau agama. Ia memandang pendidikan sebagai sarana
pembebasan dan pemberdayaan, yang harus diterapkan secara merata di
seluruh Indonesia. Ia juga mengadvokasi pendidikan yang menghormati
keanekaragaman budaya dan bahasa di Indonesia. Ki Hajar Dewantara
menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam sistem pendidikan
nasional. Ia berpendapat bahwa pendidikan tidak hanya berkaitan
dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dengan
pembentukan karakter yang baik. Ia mengajukan konsep "ing ngarsa
sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" yang berarti
"dalam berbuat, berpikir, dan berusaha, kita harus mengutamakan
kepentingan bersama dan mengorbankan diri sendiri untuk kebaikan
masyarakat". Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan
nasional ini memainkan peran penting dalam perkembangan sistem
pendidikan di Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan. Ia diakui
sebagai salah satu pendiri pendidikan nasional Indonesia dan dipandang
sebagai tokoh inspiratif dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas
pendidikan di negara ini. Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan
manusia agar dapat berproses menjadi seorang individu yang merdeka.
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dengan adanya perjalan pendidikan nasional, kita akan mempelajari
bahwa perkembangan pendidikan Indonesia tidak dapat lepas dari peran
Ki Hadjar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan di Indonesia.
2. Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara,
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak
berkaitan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam membesarkan
anak harus diperhatikan sifat dan karakter zamannya karena kebutuhan
dan perkembangan setiap generasi berbeda. Tentu saja, tawaran
pendidikan zaman modern harus disesuaikan dengan zaman, yakni
pendidikan abad ke-21. Pendidikan modern menuntut setiap peserta
didik memiliki keterampilan dan potensi yang paling tidak dapat
diadaptasi untuk kehidupan masa depan. Penting bagi guru untuk
mendekatkan teknologi kepada siswa agar siswa dapat menggunakan
teknologi secara benar dan positif serta tidak terpengaruh oleh efek
negatif dari perkembangan teknologi saat ini. Menafsirkan hakikat
alam, konteks sosial budaya lokal siswa di daerah Trenggalek
menunjukkan budaya yang berbeda, maka sebagai seorang guru perlu
memahami karakteristik dan keadaan masing-masing siswa. Hal ini
tentu berdampak pada definisi metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan segala aspek pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan.
3. Identitas manusia Indonesia berdasarkan nilai kemanusiaan, nilai Pa
ncasila, nilai religius dan Pendidikan Indonesia
Identitas seseorang merupakan karakteristik unik yang membedakannya
dengan orang lain. Kajian tentang identitas manusia Indonesia menjadi
penting karena setiap orang memiliki identitas pribadinya masing-
masing dan tidak sama dengan identitas orang lain. Identitas manusia
Indonesia adalah identitas manusia yang mewujudkan nilai-nilai
kemanusiaan Indonesia yang unik. Setidaknya ada tiga hal esensial yang
patut ditonjolkan sebagai nilai-nilai khas manusia Indonesia, yaitu nilai
kebhinekaan, nilai pancasila dan religiusitas. Identitas manusia
Indonesia dapat menjadi ciri dan keunikan yang dapat membedakan kita
dengan bangsa lain di duinia.
4. Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia.
Dasar-dasar pendidikan Indonesia terkait dengan profil pelajar Pancasila
berdasarkan Pancasila, yaitu beriman, kepercayaan kepada Yang Maha
Esa, dan akhlak mulia; Kebhinekaan global, gotong royong, kreativitas,
berpikir kritis dan kemandirian adalah profil lulusan pelajar dalam
pendidikan Indonesia. Pancasila sebagai identitas nasional yang menjadi
kepribadian suatu bangsa dapat memotivasi bangsa Indonesia untuk terus
mengikuti perkembangan globalisasi sehingga dapat lebih cerdas sebagai
masyarakat dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadapi
bangsa Indonesia. Alasan Pancasila sebagai identitas nasional adalah
bahwa bangsa Indonesia memiliki sejarah dan prinsip yang berbeda dari
bangsa lain.
5. Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan
Pendidikan yang memerdekakan menganggap peserta didik sebagai
individu aktif sehinggaperan guru membimbing dan menuntun peserta
didik untuk mengembangkan potensi-potensi positifnya. Siswa diberi
kebebasan untuk bereksplorasi tanpa tekanan, tetapi guru tetap
membimbing siswa melalui pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang sedang dibahas. Guru diharapkan menjadi contoh bagaimana
ia terus mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebutpada dirinya,
kemudian meneruskannya dalam membantu siswa untuk menguasainya.
Dan pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang merdeka,
artinya peserta didik harus diberi kebebasan dalam berkreasi ataupun
berpikir guna mengembangkan karakteristiknya sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila. Pemahaman ini dapat saya gunakan untuk acuan
dalam penegmbangan pembelajaran dalam kelas
Desain invensi atau Terdapat beberapa hal yang dapat saya tarik sebagai pembelajaran yang
inovasi bermakna, yaitu dimana saya menerapkan hal yang telah saya pelajari
dalam pembelajaran. Pada mata kuliah filososfi Pendidikan Indonesia topik
5 “Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan”
artinya Pendidikan tersebut harus berpusat pada siswa, siswa bebas
mengekspresikan pemikirannya yang kreatif dan inovatif dan guru hanya
bertugas sebagai fasilitator utuk membenarkan pemikiran siswa. Salah satu
contoh desain invensi atau inovasi pendidikan yang berpihak pada peserta
didik dan memerdekakan adalah pendekatan pembelajaran berbasis proyek.
Pendekatan ini menggabungkan pembelajaran aktif, kolaboratif, dan
aplikatif, yang memberikan peserta didik kebebasan untuk menggali minat
dan bakat mereka, serta mengembangkan keterampilan yang relevan
dengan kehidupan nyata.
1. Proyek Kolaboratif: Peserta didik diberikan tugas atau proyek yang
memerlukan kerja tim dan kolaborasi. Mereka bekerja dalam
kelompok untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
proyek tersebut. Proyek ini dapat melibatkan penelitian, eksplorasi,
presentasi, atau pembuatan produk.
2. Pengembangan Keterampilan: Peserta didik diberikan kesempatan
untuk mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis,
berkomunikasi, berkolaborasi, memecahkan masalah, dan mengambil
inisiatif. Mereka belajar dengan melakukan, mencoba, dan beradaptasi
di sepanjang proses proyek.

Rencana tindak 1. Peningkatan kebebasan peserta didik : Memberikan fleksibilitas


lanjut dalam pemilihan metode pembelajaran, seperti menggunakan
multimedia, teknologi, atau pendekatan eksperimen.
2. Pengembangan ketrampilan : Mengintegrasikan keterampilan abad
ke-21, seperti keterampilan kolaborasi, kreativitas, pemecahan
masalah, dan kecakapan digital, dalam kurikulum.
3. Meningkatkan partisipasi peserta didik : Membangun budaya
partisipasi aktif di dalam kelas, dengan mendorong peserta didik
untuk berbagi pendapat, mengajukan pertanyaan, dan berkontribusi
dalam pembelajaran.
4. Penguatan keadilan dan inklusi : Memastikan akses yang adil dan
merata terhadap pendidikan bagi semua peserta didik, termasuk
mereka yang berasal dari latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya
yang beragam.
5. Evaluasi Formatif dan Pemantauan Proses : Melibatkan peserta didik
dalam proses evaluasi, dengan memberikan kesempatan untuk
merefleksikan kemajuan, mengidentifikasi kekuatan dan area yang
perlu diperbaiki, serta merencanakan tindakan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai