Anda di halaman 1dari 4

1. Alasan ingin menjadi seorang guru!

Menjadi guru menurut saya adalah profesi yang sangat penting karena menjadi agen
perubahan bagi kehidupan peserta didik bangsa dan negara. Guru juga merupakan
pemegang kunci perubahan dunia, ujung tombak pendidikan karena segala profesi yang
ada tak lepas dari peran seorang guru. Saya ingin menjadi salah satu orang yang ikut
andil mengambil peran tersebut. Saya gemar membantu orang lain menjadi mengerti.
Saya merasa sangat puas apabila membuat orang lain yang awalnya tidak tau atau tidak
bisa, kemudian menjadi bisa. selain karena saya menyukai berbaur dengan peserta didik-
peserta didik menjadi guru juga salah satu tempat meraup ladang pahala amal jariah.
Saya berusaha agar dapat menyampaikan nilai-nilai positif sederhana dalam
pembelajaran. Ingin menjadikan murid saya sebagai "manusia" yang tidak hanya pintar,
tapi juga memiliki sikap dan etika yang baik. Mendidik peserta didik bukan berarti
mengajarkan kepada mereka sekumpulan ilmu pengetahuan semata. mendidik berarti
mengajarkan kepada peserta didik, kemampuan untuk siap dan mampu menghadapi
tantangan dunia masa depan yang akan menjadi ajang hidup mereka nantinya.
Namun, saya sadar bahwa untuk mencapai sesuatu pasti tidaklah mudah butuh kerja
keras dan perjuangan yang harus dilakukan. Seperti halnya ketika ingin menjadi guru
pasti ada tantangan yang harus kita hadapi, Guru dituntut dapat menyiapkan peserta didik
yang memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif di abad 21 ini
juga memiliki karakter berjiwa Pancasila dan berpihak kepada peserta didik.

2. Bagaimana sosok Ki Hadjar Demantara dan pemikirannya?


Ki Hadjar Dewantara merupakan sosok bapak pendidikan yang sangat
menginspirasi saya dengan pemikiran-pemikirannya dalam dunia Pendidikan yang luar
biasa. Beliau adalah sosok yang cerdas, yang mendidik dan mengajar adalah
proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan
manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental ,
jasmani dan rohani.
Pada masa penjajahan Ki Hadjar Dewantara dengan berani mengkritisi dunia
pendidikan dan memperjuangkan kemajuan pendidikan anak bagi dalam negeri yang
menjadi awal perubahan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
Ki Hadjar Dewantara membuka sekolah pertamanya yang dinamai “Taman Siswa”
Sesuai dengan makna "Taman Siswa" saya juga terinspirasi menciptakan pembelajaran
di kelas dengan memperhatikan kodrati anak yang masih suka bermain dan menimbulkan
rasa ‘kegembiraan’. Hal tersebut tentunya akan membuat pembelajaran yang bermakna,
berkesan, dan membekas di hati serta pikirannya.
Saya juga sangat terinspirasi oleh pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang
memasukkan unsur kebudayaan lokal ke dalam pendidikan yang diterapkan pada sekolah
yang dibentuknya seperti memasukkan kebudayaan Jawa. Ki Hadjar Dewntara
menginspirasi saya sebagai pendidik bahwa tetap diperlukan sikap terbuka dan mengikuti
perkembangan zaman yang ada namun tidak semua yang baru itu baik, sehingga
perlu diselaraskan dulu, terlebih lagi bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi
kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Terlebih di masa pasca kemerdekaan saat ini, saya bangga dengan sistem
pendidikan yang menjadikan nilai-nilai kebudayaan (profil pelajar pancasila dan
merdeka belajar) sebagai dasar pelaksanaan pendidikan sesuai dengan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara.

3. Membuat golden circle tentang :


a. Mengapa mempelajari filosofi pendidikan nasional?
Saya merasa perlu mempelajari filosofi pendidikan karena setelah mempelajari
beberapa materi pembuka saya merasakan bahwa mata kuliah ini sangat menarik dan
akan sangat bermanfaat. Filosofi pendidikan menjadi landasan dan penunjang bagi
saya sebagai seorang calon guru serta akan membantu saya untuk memahami dan
memberikan dasar tentang hakikat praktik pembelajaran di sekolah sehingga saya
dapat menerapkan teori-teori pendidikan nasional. Memberikan petunjuk tentang apa
yang dicita-citakan dan menjadi titik tolak dalam pendidikan nasional.
b. Bagaimana strategi yang akan dilakukan untuk mempelajari filosofi pendidikan
nasional?
Strategi yang akan saya terapkan yaitu alur merdeka sesuai yang digunakan saat ini.
Melakukan refleksi melalui pertanyaan pemantik maupun pertanyaan dari diri
sendiri.
Eksplorasi konsep dengan mencari dan memperbanyak bahan bacaan dan materi
terkait topik.
Ruang kolaborasi dengan berbagi informasi dan pendapat dengan teman atau orang
lain.
Demonstrasi kontekstual dengan simulasi atau presentasi.
Elaborasi pemahaman dengan memberikan pendapat atau pertanyaan kepada dosen
atau orang yang ahli di bidangnya.
Koneksi antar materi yaitu menghubungkan topik tersebut dengan kehidupan ataupun
materi lainnya.
Aksi nyata dengan melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi terhadap topik
tersebut.
c. Apa langkah konkrit mempraktekkan filosofi pendidikan?
Saya akan berupaya mencari dan memperbanyak sumber bacaan dan referensi saya
terkait materi-materi filosofi pendidikan nasional, berdiskusi, melihat bagaimana
implementasi dan pengaruh teori filosofi pendidikan dalam proses pendidikan di
sekolah-sekolah saat ini baik itu melalui internet maupun kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL). Saya juga akan berusaha merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang berlandaskan filosofi pendidikan khususnya dari tokoh-
tokoh pendidikan nasional Indonesia serta melalukan refleksi.

4. Bagaimana argumentasi kritis tentang pendidikan di zaman kolonial :


a. Tentang pergerakan Indonesia di Belanda (Budi Utomo)
Menurut saya semangat dan keberanian gerakan Budi Utomo sebagai gerakan
kebangkitan nasional di masa lalu sampai saat ini masih diilhami dan dirasakan
dalam dunia pendidikan. Kehadiran organisasi tersebut memfasilitasi masyarakat
Indonesia khususnya pemuda untuk menyalurkan dan mengolah bakat serta
membuka wawasan mereka tentang arti kemerdekaan. Pendiri Budi Utomo
merupakan pemuda-pemuda yang menempuh pendidikan kolonial. Gerakan tersebut
tentunya sangat berperan penting pada perkembangan bangsa Indonesia sampai saat
ini.
b. Tentang pergerakan R.A. Kartini
Saya sangat kagum dengan pejuangan R.A. Kartini agar perempuan Indonesia juga
berhak mendapatkan pendidikan. Mungkin pada saat itu, mimpi Kartini agar semua
perempuan Indonesia juga dapat bersekolah merupakan mimpi yang sulit untuk
diwujudkan dan ditentang oleh banyak pihak.
Salah satu pemikiran RA Kartini yaitu pendidikan dapat membawa bangsanya dari
alam kegelapan menuju zaman terang benderang. Dalam hal ini, semua manusia baik
laki-laki maupun perempuan berhak mengenyaman pendidikan yang layak karena
semua masyarakat haruslah ikut berkontribusi agar bangsa Indonesia dapat maju.
c. Tentang Gerakan kebudayaan oleh Ki Hadjar Dewantara di Belanda
Ki Hadjar Dewantara merupakan produk pendidikan barat. Pada 1913 Ki Hadjar
Dewantara tertarik dan belajar sistem pendidikan kolonial saat dibuang ke Belanda
dan mendapatkan gelar guru. Ki Hadjar Dewantara merasa bahwa sistem pendidikan
tidak berpihak bagi pribumi. Ki Hadjar Dewantara mengusulkan pendidikan nasional
bagi orang-orang Indonesia pada kongres pendidikan kolonial.
Sepulang dari pengasingan, Ki Hadjar Dewantara membuka sekolah Taman Siswa
yang sistemnya mengusung pemikiran Ki Hadjar Dewantara menjadikan sejarah
kebudayaan bangsa Indonesia khususnya kebudayaan Jawa sebagai pangkal untuk
mencapai kemajuan bangsa Indonesia. Dalam perjalanannya sekolah Taman Siswa
mendapat banyak desakan dan tidak mendapat biaya dari pemerintah karena
dianggap tidak sesuai dengan pendidikan Belanda.
Gerakan kebudayaan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara merupakan suatu
gerakan semangat yang besar dalam pendidikan nasional terlebih lagi gagasannya
menitikberatkan kebudayaan sebagai sumber belajar. Ki Hadjar Dewantara dapat
melihat potensi-potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bukan hanya potensi
alamnya saja. Melalui pemikiran-pemikirannya, Ki Hadjar Dewantara sampai saat ini
juga menjadi tokoh pendidikan yang menginspirasi saya dan banyak masyarakat
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai