Pembelajar merdeka tidak semata dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dengan berbagai skill
agar siap bekerja di masyarakat. Tetapi para mereka juga harus memiliki kemampuan sosial, sehingga
bisa bersimpati, berempati kepada masyarakat. Pembelajar yang merdeka harus peka dengan
kehidupan sosial, menjadi solusi terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat. Pembelajar merdeka
seharusnya menjelma menjadi kelompok intelektual kritis, menjadi motor penggerak untuk perubahan
ke arah yang lebih baik. Berupaya untuk meningkatkan kemampuan diri dan masyarakatnya secara
berimbang
Ilustrasi sebagai Pembelajar Merdeka yang dapat menginternalisasi semboyan Ing Ngarso Sung
tulodo , Ing Madyo Mangun karso ,Tut Wuri Handayani
Siswa dapat memberikan pendapat, sanggahan, saran dan masukan dari pendapat pendapat siswa
yang lain atau bahkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebagai pemantik pada
tema yang kami bahas selama proses pembelajaran berlangsung .
Sebagai fasilitator , guru memberikan stimulus atau rangsangan kegiatan pembelajaran yang dapat
memotivasi siswa untuk membangkitkan semangat belajar dan menimbulkan rasa ingin tahu yang
lebih sehingga siswa akan tertantang untuk mendapatkan konsep baru yang bisa membuka wawasan
dan menarik dalam pendidikan.
Hal ini akan mendorong siswa juga untuk belajar lebih baik dalam tema yang dibahas stimulus bisa
berupa cerita tentang diri saya atau tokoh sesuai tema. Hal ini mencerminkan Ing Ngarso Sung tulodo
yang kita gunakan cerita apa saja di situ, cerita bisa berupa dari kesiapan kita dalam memberikan
materi atau penerimaan konsep yang akan diterima oleh siswa.
Kemudian motivasi-motivasi yang ada di situ, solusi-solusi praktis yang muncul ketika persiapan
selama proses pembelajaran akan memberikan penguatan penguatan kepada siswa dalam
pemahaman materi serta memotivasi siswa dalam mencari solusi-solusi yang muncul. Hal ini
menggambarkan Ing Madyo Mangun Karso.
Nah dari solusi yang didapat itu siswa akan naik tingkat yang artinya akan memperoleh kemampuan
atau kompetensi baru dan saya akan memberikan penguatan-penguatan sebagai wujud setelah
proses KB yang selesai sebagai guru saya tetap motivasi untuk penerapan dari ilmu atau materi yang
diterima sehingga menjadi sikap yang nyata dan menunjukkan wujud seperti yang baik atau bisa
berupa produk atau jasa yang bermanfaat bagi siswa yang dapat memberikan cash atau pendapatan
yang meningkatkan kesejahteraannya Hal inilah internalisasi dari Tut Wuri Handayani. Terima kasih
Nomor 2
1854 menginisiasi pendirian sekolah kabupaten yang hanya mendidik calon pegawai
Sekolah bumiputera yang hanya mempunyai 3 kelas rakyat hanya diberikan pembelajaran calistung
seperlunya untuk orang2 yang bekerja dalam membantu usaha dagang merdeka
Organisasi bodi utomo 1908 1920 cita2 baru menginginkan perubahan radikal dalam pendidikan dan
pengajaran 1922 lahir tamsis sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan budaya bangsa ada
untuk kebebasan rakyat
1988-1959
2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman
Kolonial?
3. Apa persamaan dan perbedaan antara proses pembelajaran pada zaman
Kolonial dengan proses pembelajaran saat ini?
1. Bagian menarik dari video yang telah saya tonton adalah bagian berdirinya Taman Siswa
merupakan gerbang emas bagi rakyat yang belum tersentuh pendidikan untuk dapat
memperoleh pendidikan yang layak karena Pendidikan jaman kolonial hanya digunakan
untuk orang tertentu dan pengetahuan yang terbatas.
2. Tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial tersebut hanya
digunakan untuk pengembangan diri seperlunya rakyat indonesia yang membantu
perdagangan di jaman kolonial. Mereka dimanfaatkan untuk menjajah bangsa mereka sendiri
hanya sebagai pegawai yang diperalat. Tetapi dampak positif yang didapat sebagian rakyat
yang mendapatkan pengajaran banyak sudah dapat membaca, menulis, dan berhitung.
3. Persamaan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yaitu menjadikan penduduk dan
rakyat Indonesia untuk menjadi rakyat yang maju dalam pengetahuan. Perbedaan yaitu pada
tujuan, visi dan misi sekolah pendidikan, kurikulum pendidikan yang telah disusun, kualitas
pendidikan dan kuantitas siswa serta juga fasilitas siswa yang telah memadai atau tidak.
Kita patut bersyukur dengan kebebasan menuntut ilmu di jaman sekarang, ruang dan sumber belajar
dapat didapatkan dari mana saja tidak seperti di jaman kolonial untuk mendapat pendidikan terbatas
dan hanya orang tertentu saja yang bisa menuntut ilmu itupun dengan ilmu seadanya yang
diperlukan pada saat itu. Dengan pemikiran filosofi pendidikan KHD guru bukan hanya tugasnya
memberikan ilmu pengetahuan saja, tapi juga menuntun siswa untuk dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan diri dan masyarakat
Pendidikan merupakan salah satu pintu masuk untuk mewujudkan manusia yang merdeka.
Baik bemerdekaan lahiriah maupun batiniah manusia, baik sebagai makhluk individual
maupun sebagai anggota masyarakat dan warga dunia.
Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk
kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedang pendidikan memberi tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak. Agar mampu mencapai keselamatan
dan kebahagian setinggi-tingginya baik sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
Bagi pendidikan KH Dewantara, tujuan dari dilakukannya proses pendidikan adalah untuk “menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya”Menurut KHD
ada lima asas pendidikan yang dikenal dengan sebutan panca dharma (kodrat alam, kemerdekaan,
kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan)
Menurut KHD Filosofi menuntun bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi lebih pada membentuk
karakter dan membantu murid mengembangkan potensi maksimal mereka. Menuntun
adalah mendampingi dan mengantar anak ke sebuah tujuan dengan bimbingan. Menuntun dalam
proses pendidikan yaitu, berkolaborasi dengan anak, memberikan ruang berfikir kritis, anak
melakukan refleksi dengan komunikasi yang kreatif dan inovatif. Dalam proses “menuntun”, anak
diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak
tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’
agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami
bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan
seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia
dan anggota masyarakat)
Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada,
sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama” melihat dari kodrat zaman,
pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan
Abad ke-21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya
murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di
Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar
tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia.
Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten
pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan
dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia.
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan nilai yang menjadi
landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Budi pekerti harus ditanamkan kepada siswa
sejak dini didalam proses pembelajaran agar dapat menjadi pondasi yang kokoh untuk
membangun kepribadian yang lebih baik.
3 juli 1922
Benih2 kebudayaan adalah satu kesatuan, untuk mencapai peradaban yang dicita-citakan Pendidikan
adalah pondasinya
Pekerjaan untuk menjemput kebudayaan yang dicita citakan pendidikan dan kebudayaan
Perubahan dalam hal ini analoginya seperti tata surya bergerak dan tidak berhenti atau terus
beregerak tak boleh statis tergantung kodrat zaman berubah menjawab kebutuhan jaman jika
berhenti akan terjadi kekacauan adalah perunbahan adalah kekal
Dua anak tifak sama persis biarkanlah berkembang sesuai dengan keunikannya sendiri tidak bisa
dipaksakan kewajiban kita sebagai guru sebagai penuntun
Kontinu perubahan
Keharusan memandang anak dengan rasa hormat, dengan tujuan semua yang dilakukan dibidang
pendidikan berorientasi murid, murid
Jawaban:
Untuk menjadi seorang guru jika dikaitkan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara maka
guru harus selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Guru harus menempatkan diri sebagai among atau pembimbing, penasehat, pemberi
motivasi dan penuntun segala kodrat anak.
Selair itu guru juga harus tulus ikhlas mendidik anak sehingga anak menguasai
kompetensinya untuk bekal hidupnya di masyarakat.
Kemudian sebagai pemelajar murid jika dikaitkan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara
bahwa guru itu harus terus belajar mengikuti perubahan zaman, berkarya dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat, yang harus terus berkontribusi terhadap masyarakat dan
lingkungan.
- Pendidik bertindak sebagai fasilitator yang memberikan bimbingan dan dukungan yang
penuh untuk membentuk pribadi peserta didik agar mandiri dan berbudi pekerti yang luhur
- Selain sebagai fasilitator, pendidik juga berperan sebagai mitra bagi siswa, yang harus
kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik agar
mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira. penuh semangat, tidak
cemas dan berani mengungkapkan pendapat secara terbuka.
Dari konsep pemikiran KHD tersebut, hal yang sudah saya terapkan. diantaranya :