Anda di halaman 1dari 2

Topik 1.

Filosofi Pendidikan Nasional

EKSPLORASI
KONSEP
oleh

Indah Rofiatussaadah

PPG PRAJABATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam
perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah
kemerdekaan
oleh: Indah Rofiatussaadah
Pendidikan berkembang sejak zaman sebelum kemerdekaan hingga zaman setelah kemerdekaan.
Pendidikan bertransformasi dari zaman ke zaman dengan perubahan yang sangat signifikan. Mari kita
mengulik lebih jauh terkait perbedaan proses pendidikan sebelum kemerdekaan dan setelah
kemerdekaan. Pada masa sebelum kemerdekaan berarti terjadi pada masa zaman kolonial. Pada masa ini
telah ada pendidikan pada masa OIC namun pendidikan ini diselenggarakan hanya untuk membaca,
menulis, dan berhitung namun hanya untuk kepentingan Belanda. Selanjutnya para Gubernur telah
diberikan kewenangan untuk mendirikan sekolah tetapi tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk
kepentingan kaum belanda untuk mengisi pos-pos pada jabatan tertentu. Selanjutnya pada tahun 1922
berdirilah Taman Siswa yang tidak terlepas dari sosok penting yang sangat berjasa dalam pendidikan di
Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Tokoh Pendidikan Nasional yang dalam hidupnya memiliki visi dan
misi untuk memerdekakan bangsanya melalui pendidikan. Taman Siswa menentang dan mengubah sistem
pendidikan kolonial menjadi sistem pendidikan Nasional yang menjadi gerbang kemerdekaan dan
kebudayaan bangsa sehingga akan muncul jiwa kemerdekaan dan kebebasan. Hal inilah yang sebenarnya
dibutuhkan oleh peserta didik dan seluruh individu yaitu pendidikan yang mengantarkan pada kebebasan
untuk mampu menentukan pilihan dan merdeka dalam menjalankan semua kehidupannya. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara yang sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan
kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh
kemerdekaan.(Bartolomeus Samho, SS & Oscar Yasunari, SS, 2013).
Selanjutnya mari membandingkan dengan pembelajaran pada masa setelah kemerdekaan. Pembelajaran
pada masa setelah kemerdekaan telah memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat Indonesia
untuk mengenyam pendidikan. Hal ini terlihat dari berbagai program yang memudahkan masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan seperti pendidikan gratis dan bahkan mewajibkan 12 Tahun pendidikan.
Ini sesuai dengan yang diungkapkan (Hasanah & Mutiani, 2019) program wajib belajar sangat berperan
dan berfungsi bagi warga negara Indonesia, yaitu dalam hal mengupayakan perluasan pemerataan
kesempatan warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Selain itu program yang sedang
trend pada tahun ini yaitu kurikulum merdeka memberikan ruang untuk peserta didik untuk
mengembang dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya melalui pembelajaran terdiferensiasi. Ini
sesungguhnya merupakan implementasi dari “Semua anak tumbuh sesuai dengan kodradnya masing-
masing”. Hal ini sesuai dengan program Merdeka belajar yang mampu membangun suasana yang
membahagiakan bagi peserta didik, guru, dan orang tua.(Bahar & Herli, Sundi, 2020). Penjelasan di atas
menjelaskan pendidikan pada masa setelah kemerdekaan berorientasi untuk mencerdaskan peserta didik
sehingga mampu berkembang sesuai dengan kodratnya. Sehingga perjuangan Ki Hajar Dewantara untuk
mentransformasikan pendidikan dari yang hanya berorientasi pada materi ke pendidikan yang
mampumemanusiakan manusia.
Rujukan:
Bahar, H., & Herli, Sundi, V. (2020). Merdeka Belajar Untuk Kembalikan Pendidikan Pada Khittahnya.
PROSIDING SAMASTA Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia, 115–122.
Bartolomeus Samho, SS, M. P., & Oscar Yasunari, SS, M. (2013). Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Dan Tantangan- Tantangan Implementasinya Di Indonesia Dewasa Ini. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Hasanah, M., & Mutiani, M. (2019). Pemahaman Wajib Belajar 12 Tahun di Sekolah Bawang Banjarmasin.
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 15.

Anda mungkin juga menyukai