Argumentasi kritis tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam
perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan
Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang sangat berperan dalam perkembangan
Pendidikan di Indonesia. Beliau bahkan diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena perannya dalam memperjuangkan dan mengangkat martabat bangsa Indonesia melalui bidang Pendidikan. Meski merupakan sosok yang hidup di masa lalu, pengaruh Ki Hajar Dewantara tidak terbatas hanya pada masa sebelum kemerdekaan namun masih terasa hingga masa setelah kemerdekaan, bahkan sampai saat sekarang ini. Pada masa sebelum kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara berperan dalam perubahan Pendidikan di Indonesia dimana beliau berpandangan bahwa Pendidikan pada masa itu (masa colonial), tidaklah mencerdaskan tetapi hanya mendidik manusia untuk bergantung pada nasib dan bersikap pasif. Oleh karena itu, beliau berkeinginan untuk mengubah Pendidikan di Indonesia kea rah yang berdasar pada kebudayaan nasional. Selain itu, beliau juga percaya bahwa untuk terbebas dari jeratan penjajah, memberikan Pendidikan pada pemuda merupakan syarat utama. Keinginan merdeka harus dimulai dengan mempersiapka memiliki generasi muda yang bebas, mandiri, dan pekerja keras agar bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang mandiri dan sadar akan kemerdekaan (Marihandono, 2017). Hal inilah yang membuat beliau bertekad untuk menyebarkan semangat tentang Pendidikan kepada generasi muda. Ki Hajar Dewantara wafat pada tahun 1959, sekitar 14 tahun setelah kemerdekaan Indonesia. Meski begitu, pengaruh beliau tidak serta merta hilang dari perkembangan Pendidikan Indonesia. Banyak hasil pemilikan beliau yang masih terpakai sebagai pedoman dalam pengembangan pemndidikan Indonesia sampai saat ini. Salah satu contoh pemikiran baliau yang harus ditanamkan pada generasi penerus. Menurut beliau, hal ini sangatlah penting karena hanya mereka yang berjiwa merdeka yang dapat melanjutkan perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan bangs aini. Oleh karena itu, perlu adanya Pendidikan nasional yang merdeka pada anak-anak untuk memperjuangakan kemerdekaan nasional baik secara lahir maupun batin (Tuchid, 2011). Konsep tentang Pendidikan yang didasarkan pada asas kemerdekaan ini memiliki arti bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Konsep tersebut tercermin pada program Merdeka Belajar dari pemerintah dimana guru dan siswa mendapatkan kebebasan dalam menentukan system pembelajaran. Ini merupakan bukti bahwa Gerakan transformasi endidikan yang dilakukan Ki Hajar Dewantara memiliki peran penting dalam perkembangan Pendidikan di Indonesia baik itu sebelum maupun sesudah kemerdekaan.
Sebelum kemerdekaan:
Kurikulum, metode pengajaran, dan Lembaga Pendidikan diatur oleh pihak
penjajah sesuai dengan kepentingan mereka dan akses Pendidikan juga terbatas untuk pribumi. Setelah kemerdekaan:
Pendidikan menjadi hak bagi semua rakyat Indonesia. Kurikulum Pendidikan
dipengaruhi dengan penekanan pada pembanngunan nasional, pengembangan sains dan teknologi, Pendidikan kultural, dan Pendidikan karakter.
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri