Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Joni Bungai, M.Pd


Prof. Dr. Demitra, M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : ELYA PRISKA
NIM : 2362002190185

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN


GELOMBANG 1
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Tahun 2023
Topik 1 – Eksplorasi Konsep
Tugas 1.4 Argumentasi Kritis
Argumentasi kritis tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan
pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan :
Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang diberi julukan sebagai
bapak pendidikan nasional. Bahkan hari lahirnya digunakan sebagai hari pendidikan nasional. Ki
Hadjar Dewantara memiliki latar belakang keluarga bangsawan. Ki Hadjar Dewantara berusaha
turut andil dalam mengupayakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ki Hadjar Dewantara memiliki
perhatian terhadap pendidikan karakter bangsa. Setelah masa pengasingannya dan kembali ke
Indonesia Ki Hadjar Dewantara fokus pada perhatiannya dalam bidang pendidikan sebagai bentuk
perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama teman-temannya, beliau membangun Taman Siswa dan
aktif sebagai penulis di berbagai surat kabar. Terbelenggu dari tirani penjajahan Belanda
mendorongnya untuk memaknai pendidikan secara filosofi dengan tujuan untuk memerdekakan
manusia dalam aspek lahiriah (kemiskinan dan kebodohan), dan batiniah (otonomi berpikir dan
mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik). Bagi Ki Hadjar Dewantara, para guru
hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian
menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi
pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai pendidik pertama-tama
adalah fungsinya sebagai model atau figure keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau
pengajar (Sugiarta,.Dkk, 2019). Artinya sistem pendidikan itu mampu menjadikan setiap individu
hidup mandiri dan berpikir sendiri. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa; Pendidikan ialah
usaha kebudayaan yang bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak
agar dalam kodrat pribadinya serta pengaruh lingkunganannya, mereka memperoleh kemajuan
lahir batin menuju ke arah adab kemanusiaan (Soeratman Ki, 1975).
Terdapat dua kalimat kunci yaitu; “tumbuhnya jiwa raga anak‟ dan “kemajuan anak lahir-
batin‟ dapat dimaknai bahwa manusia bereksistensi ragawi dan rohani. Adapun pengertian jiwa
dalam budaya bangsa meliputi “ngerti, ngrasa, lan nglakoni” (cipta, rasa, dan karsa). Kalau
digunakan dalam istilah psikologi, ada kesesuaiannya dengan aspek atau domain kognitif, domain
emosi, dan domain psikomotorik atau konatif. Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki laku hidupnya dan tumbuhnya kekuatan kodrat
anak. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan.
Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan
hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan, pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap
segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Merdeka belajar adalah pendidikan yang memerdekakan lahir dan batin peserta didik dan
tidak bergantung kepada orang lain. Pendidikan yang memerdekakan merupakan pendidikan yang
bertujuan untuk membuat semua peserta didik dapat belajar tanpa adanya paksaan. Tujuan
pendidikan ini agar tidak hanya menjadi pembelajar yang mandiri tetapi mempunyai tujuan
membangun kemandirian dan kemerdekaan dari masyarakat. Tantangan yanag dihadapi peserta
didik adalah mereka tidak terbiasa untuk menyuarakan pendapatnya secara pribadi akibat dari
sistem pendidikan sebelumnnya yang tidak memerdekakan kebebasan peserta didik sehingga
membelenggu pemikiran mereka dan membuat mereka terbiasa disuapi pelajaran yang mereka
tidak tahu apa yang mereka pelajari.

DAFTAR PUSTAKA
Made Sugiarta dkk, 2019. Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Tokoh Timur. Jurnal Filsafat
Indonesia, Vol 2, No 3, ISSN: E-SSN 2620-7982, P-ISSN: 2620- 7990.
Soeratman, Ki. 1975. Sumbangan Taman Siswa Dalam Pembinaan Pendidikan Nasional,
Ceramah Pada Konperensi Daerah Taman Siswa. Jogjakarta: Madjelis Luhur Persatuan Taman
Siswa.

Anda mungkin juga menyukai