Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yosi Agustin

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia

Tugas 1.4 Argumentasi Kritis tentang Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hajar
Dewantara

Sebagai calon guru profesional. Saya menyoroti pemikiran Ki Hajar Dewantara yang relevan
terhadap implementasi pembelajaran. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntunan
di dalam hidup tumbuh kembangnya peserta didik. Apa yang dituntun dari peserta didik ? Yang
dituntun adalah potensi yang ada pada peserta didik ( kodrat alam ) agar mereka menjadi mahluk
individu dan mahluk sosial yang mampu menyesuaikan perkembangan zaman ( kodrat zaman )
untuk mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya. Pemikiran Ki Hajar
Dewantara saat menanggapi pidato Prof. Sardjito mengungkapkan bahwa “sifat” dan “bentuk”
adalah unsur-unsur yang terbentuk karena pengaruh kodrat alam, sedangkan “isi” dan “irama”
sangat erat kaitannya dengan zaman dan kepribadian seseorang. Sifat, bentuk,isi, dan irama
memiliki peran yang penting untuk mendapatkan sesuatu nilai yang lengkap dan benar.

Pola pembelajaran yang memberi perintah, sanksi sepihak, dan paksaan dari seorang pendidik
mulai saat ini harus diubah dengan pola system among. Pendidik harus bisa memerankan
perannya sebagai Tut Wuri Handayani, yakni tetap mempengaruhi peserta didik namun dengan
memberikan kemerdekaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya.
Kemerdekaan yang dimaksud adalah kemerdekaan berpikir, berinisiatif, bertindak, dan
mengambil keputusannya sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut peran guru lebih
menitikberatkan perannya sebagai penuntun dan fasilitator, tanpa meninggalkan peran lainnya
sebagai mentor dan konselor.

Sejarah perjalanan pendidikan Indonesia dari zaman colonial hingga saat ini dijelaskan sebagai
berikut:

 Tahun 1854 menginisiasi pendirian sekolah kabupaten yang hanya mendidik calon
pegawai.
 Tahun 1854 lahirlah sekolah Bumiputra dan hanya mempunya 3 kelas rakyat dan hanya
diajari membaca, menulis dan menghitung seperlunya.
 Tahun 1920 lahirlah cita-cita baru untuk perubahan radikal dalam pendidikan dan
pengajaran
 Tahun 1922 lahirlah Taman Siswa di Yogyakarta, sebagai gerbang emas kemerdekaan
dan kebangsaan kebudayaan bangsa. Taman siswa ada sebagai jiwa rakyat dan bebas.

Pada masa kolonial Belanda, pendidikan hanya diperuntukkan khusus anak turun orang
Belanda dan juga warga pribumi selektif. Disebut selektif karena pendidikan bagi manusia
pribumi hanya difungsikan sebagai bentuk persiapan tenaga kerja untuk kepentingan orang
Belanda. Menanggapi hal itu, Ki Hadjar Dewantara tidak sepakat karena baginya pendidikan
merupakan kodrat semua anak. Beliau memiliki konsep bahwa pendidikan bertujuan untuk
memerdekakan manusia.

Ki Hadjar Dewantara memutuskan untuk mewariskan semangat pendidikan kepada generasi


muda. Bagi Ki Hadjar Dewantara, pendidikan generasi muda merupakan prasyarat terpenting
untuk pembebasan dari cengkeraman penjajah. Pendidikan berdasarkan budaya bangsa dapat
memberantas kebodohan. Keinginan untuk merdeka harus dimulai dengan menyiapkan putra-
putri bumi yang sadar akan kemerdekaan untuk melaksanakan pendidikan sehingga
kemerdekaan menjadi milik orang-orang terpelajar dan mandiri.

Dengan demikian maka proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sejatinya
merupakan cermin dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Memaknai hal ini, seorang guru
ketika memasuki ruang kelas harus sudah merancang pembelajaran sedemikian rupa agar
peserta didik menggali informasi sendiri, mengamati sendiri, mempraktikkan sendiri, dan
mengambil buah pikirannya sendiri serta mengkomunikasikannya sendiri. Konsep
memerdekaan ini diadaptasi sebagai Kurikulum Merdeka yang memberikan keleluasaan pada
guru untuk mendesain pembelajaran di kelas dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik.

Refensi :

Nurhijannah, Arum Sekar. 2023. Merespon Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan
Pendidikan Indonesia. https://www.kompasiana.com/arumsekarn/63b508ea08a8b50e86605592/merespon-
gerakan-transformasi-ki-hadjar-dewantara-dalam-perkembangan-pendidikan-indonesia. [diakses 22 September
2023]

Anda mungkin juga menyukai