Anda di halaman 1dari 1

Nama : Samuel Tom Walbraight Padang

Kelas : PPG PRAJAB 2 Pendidikan Fisika Unimed

ARGUMENTASI KRITIS TENTANG “GERAKAN TRANSFORMASI KI HADJAR DEWANTARA


DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN”
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang diberi julukan sebagai
bapak pendidikan nasional. Bahkan hari lahirnya digunakan sebagai hari pendidikan nasional.
Sebagai seseorang dengan latar belakang keluarga bangsawan Ki Hajar Dewantara berusaha turut
andil dalam mengupayakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara memiliki perhatian
terhadap pendidikan karakter bangsa. Setelah masa pengasingannya dan kembali ke Indonesia Ki
Hajar Dewantara mencurahkan perhatiannya dalam bidang pendidikan sebagai bentuk perjuangan
meraih kemerdekaan. Dengan teman-temannya beliau membangun Taman Siswa dan aktif sebagai
penulis di berbagai surat kabar.
Terbelenggu dari tirani penjajahan Belanda mendorongnya untuk memaknai pendidikan
secara filosofi dengan tujuan untuk memerdekakan manusia dalam aspek lahiriah (kemiskinan dan
kebodohan), dan batiniah (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas
demokratik). Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam
kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga
menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang
diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figure
keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar (Sugiarta,.Dkk, 2019). Artinya sistem
pendidikan itu mampu menjadikan setiap individu hidup mandiri dan berpikir sendiri.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa; Pendidikan ialah usaha kebudayaan yang
bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak agar dalam kodrat
pribadinya serta pengaruh lingkunganannya, mereka memperoleh kemajuan lahir batin menuju ke
arah adab kemanusiaan (Ki Suratman, 1987: 12). terdapat dua kalimat kunci yaitu; “tumbuhnya jiwa
raga anak‟ dan “kemajuan anak lahir-batin‟ dapat dimaknai bahwa manusia bereksistensi ragawi
dan rohani. Adapun pengertian jiwa dalam budaya bangsa meliputi “ngerti, ngrasa, lan nglakoni”
(cipta, rasa, dan karsa). Kalau digunakan dalam istilah psikologi, ada kesesuaiannya dengan aspek
atau domain kognitif, domain emosi, dan domain psikomotorik atau konatif.
Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya
dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki laku hidupnya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Menurut Ki Hajar Dewantara,
pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan
dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan
Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar
ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Merdeka belajar adalah pendidikan yang memerdekakan lahir dan batin peserta didik dan
tidak bergantung kepada orang lain. Pendidikan yang memerdekakan merupakan pendidikan yang
bertujuan untuk membuat semuas siswa dapat belajar tanpa adanya paksaan. Tujuan pendidikan ini
agar siswa tidak hanya menjadi pembelajar yang mandiri tetapi mempunyai tujuan membangun
kemandirian dan kemerdekaan dari masyarakat. Tantangan yanag dihadapi anak-anak adalah
mereka tidak terbiasa untuk menyuarakan pendapatnya secara pribadi akibat dari sistem pendidikan
sebelumnnya yang tidak memerdekakan kebebasan siswa hingga membelenggu pemikiran mereka
dan membuat mereka terbiasa disuapi pelajaran yang mereka tidak tahu apa yang mereka pelajari.

Anda mungkin juga menyukai