Anda di halaman 1dari 2

Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan

sebelum dan sesudah kemerdekaan

Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang diberi julukan


sebagai bapak pendidikan nasional. Bahkan hari lahirnya digunakan sebagai hari
pendidikan nasional. Sebagai seseorang dengan latar belakang keluarga bangsawan Ki
Hajar Dewantara berusaha turut andil dalam mengupayakan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Ki Hajar Dewantara memiliki perhatian terhadap pendidikan karakter bangsa.
Setelah masa pengasingannya dan kembali ke Indonesia Ki Hajar Dewantara mencurahkan
perhatiannya dalam bidang pendidikan sebagai bentuk perjuangan meraih kemerdekaan.
Dengan teman-temannya beliau membangun Taman Siswa dan aktif sebagai penulis di
berbagai surat kabar.

Terbelenggu dari tirani penjajahan Belanda mendorongnya untuk memaknai


pendidikan secara filosofi dengan tujuan untuk memerdekakan manusia dalam aspek
lahiriah (kemiskinan dan kebodohan), dan batiniah (otonomi berpikir dan mengambil
keputusan, martabat, mentalitas demokratik). Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru
hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru
kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta
didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan
sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figure keteladanan,
baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar (Sugiarta, Dkk, 2019) Artinya sistem
pendidikan itu mampu menjadikan setiap individu hidup mandiri dan berpikir sendiri.

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa; Pendidikan ialah usaha kebudayaan yang


bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak agar dalam
kodrat pribadinya serta pengaruh lingkunganannya, mereka memperoleh kemajuan lahir
batin menuju ke arah adab kemanusiaan (Ki Suratman, 1987: 12), terdapat dua kalimat
kunci yaitu; "tumbuhnya jiwa raga anak" dan "kemajuan anak lahir-batin" dapat dimaknai
bahwa manusia bereksistensi ragawi dan rohani. Adapun pengertian jiwa dalam budaya
bangsa meliputi "ngerti, ngrasa, lan nglakoni (cipta, rasa, dan karsa). Kalau digunakan
dalam istilah psikolog, ada kesesuaiannya dengan aspek atau domain kognitif, domain
emosi, dan domain psikomotorik atau konatif.

Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar dapat memperbaiki laku hidupnya dan tumbuhnya kekuatan kodrat
anak. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan.
Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk
kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia
maupun sebagai anggota masyarakat.
Merdeka belajar adalah pendidikan yang memerdekakan lahir dan batin peserta
didik dan tidak bergantung kepada orang lain. Pendidikan yang memerdekakan
merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membuat semua siswa dapat belajar tanpa
adanya paksaan. Tujuan pendidikan ini agar siswa tidak hanya menjadi pembelajar yang
mandiri tetapi mempunyai tujuan membangun kemandirian dan kemerdekaan dari
masyarakat. Tantangan yanag dihadapi anak-anak adalah mereka tidak terbiasa untuk
menyuarakan pendapatnya secara pribadi akibat dari sistem pendidikan sebelumnya yang
tidak memerdekakan kebebasan siswa hingga membelenggu pemikiran mereka dan
membuat mereka terbiasa disuapi pelajaran yang mereka tidak tahu apa yang mereka
pelajari.

Anda mungkin juga menyukai