BUDI PEKERTI
Menurut Ki Hadjar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan
antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.
Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif)
sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Budi Pekerti merupakan keselarasan
(keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih
melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih
mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi
sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam
kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki
kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang
lain.
SISTEM AMONG
Sistem Among menjadi salah satu kekuatan Mahasiswa untuk memahami secara mendalam
peran seorang pendidik dalam menuntun kekuatan kodrat anak. Menurut Ki Hajar Dewantara,
seorang guru semestinya mampu menjadi pamong, mendidik dengan welas asih sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan si anak. Sistem pendidikan yang terbaik adalah yang mampu
menumbuhkan disiplin dan pemahaman mengenai kesejatian hidup dari dalam diri siswa
sendiri. Hal tersebut tidak dapat dicapai melalui metode yang menekankan pada perintah,
paksaan, dan hukuman seperti yang umum dipakai oleh pendidikan kolonial Belanda. Sistem
among memberikan kesempatan seluas-luasnya pada kemandirian siswa. Peserta didik
didorong untuk mengembangkan disiplin diri yang sejati, melalui pengalaman, pemahaman,
dan upayanya sendiri. Yang terpenting adalah menjaga agar kesempatan ini tidak
membahayakan si anak atau mengancam keselamatan orang lain. Dalam sistem among, guru
memiliki tiga fungsi utama. Di depan, ia menjadi teladan atau contoh yang baik bagi para
murid. Di tengah, menjadi pendorong atau pemberi semangat. Dan, di belakang mengamati
kemajuan para murid.