Anda di halaman 1dari 3

1.

Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)
mengenai pendidikan dan pengajaran?
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti(kekuatan batin,karakter), pikiran (intellek)dan tubuh anak. Dalam pengertian
taman siswa tidakboleh dipisah-pisahkan bagian itu, agar supaya kita dapat
memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang
kita didik selaras dengan dunianya. Maka dari itu harus memperhatikan hal-hal
berikut ini :Segala alat, usaha, dan cara Pendidikan harus sesuai dengan kodrat atau
keadaanyaKodratnya keadaan itu tersimpan dalam adat istiadat setiap rakyat yang
oleh karenanya bergolonggolong merupakan kesatuan dengan sifat perikehidupan
sendiri-sendiri, bercampurnya usaha untuk mencapai hidup tertib-damai/adat istiadat
sebagai sifat peri kehidupan atau sifat percampuran usaha dan daya upaya akan hidup.
Tidak luput dari pengaruh jaman dan tempat. Maka dari itu, tidak tetap dan senantiasa
berubahUntuk mengetahui garis hidup. Dari mempelajari jaman yang telah lalu,
sekarang, sehingga dapat membayangkan jaman yang akan datangPercampuran
Karena percampuran bangsa. Hal ini terjadi oleh adanya hubungan modern maka dari
itu, kita harus waspada dalam memilihmana yang baik untuk menambah kemuliaan
hidup atau malah merugikan.hal ini, harus dilandasi dengan senantiasa mengingat
bahw semua kemajuan ini merupakan anugerah dari Tuhan untuk segenap seluruh
manusia di dunia.
Perkataan “Pendidikan”dan “pengajaran”” seringkali dipakai Bersama. Sebenarnya
gabungan dari kedua perkataan itu dapat mengeruhkan pengeriannya yang asli. Perlu
kita ketahui bahwa pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Maka dari itu,
pengajaran adalah Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan, serta juga
memberikan keterampilan kecakapan kepada anak-anak yang keduanya dapat
memberikan manfaat bagi anak-anak baik secara lahir maupun batin. Sedangkan
Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
sebagai manusia, dan sebagai masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.
“…. Pengajaran harus bersifat kebangsaan…. Kalua pengajaran bagi anak-anak tidak
berdasarkan kenasionalan, anak-anak tak mungkin mempunyai rasa cinta bangsa dan
makin lama terpisah dari bangsanya,kemudian barangkali menjadi lawan kita…..
pengajaran Nasional itulah hak dan kewajiban kita….” Ki Hajar Dewantara, 1928
Melihat uraian diatas, kita dapat menangkap pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai
Pendidikan yakni upaya yang konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan
penuh. Menurut beliau, Pendidikan merupakan salah satu pintu masuk untuk
mewujudkan manusia yang merdeka. Baik bemerdekaan lahiriah maupun batiniah
manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sebagai anggota masyarakat dan
warga dunia. Dengan demikian, pendidikan menjadi wadah untuk membangun
otonomi intelektual, otonomi eksistensial, dan otonomi sosial. Pendidikan adalah cara
untuk sampai pada kesadaran akan pentingnya memiliki ketiga otonomi diri di atas.
Dengan demikian, kemerdekaan badaniah dan batiniah yang dimaksudkan Ki Hadjar
Dewantara adalah keadaan dimana manusia di Indonesia mampu menegaskan secara
serentak otonomi eksistensi dirinya sebagai warga Indonesia dan warga dunia.
Pendidikan menghantar seseorang memiliki otonomi diri secara utuh dan penuh dalam
wilayah kognisi, afeksi, spiritual, sosial sehingga eksistensinya mampu berdiri sendiri,
tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri.Manusia yang
terdidik mampu menyikapi tuntutan -tuntutan dan tantangan kehidupan dengan sikap
yang bijakasan, dan bersahaja. Smanusia tersebut, tidak terperangkap lagi dalam
kepentingankepentngan diri dan golongan yang temporal dan duniawi sifatnya.
Manusia yang merdeka batiniyahnya adalah manusia yang bukan hanya pintar secara
akal maupun kognitifya tetapi juga benar dalam tindakannya. Maju penalaran akalnya
dan sekaligus maju moralnya. Sehingga tindakan yangdilakukan berdasarkan beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa (dihayati dan sebagai prioritas dalam tuntunan
hidupnya) serta hormat kepada martabat.

2. Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini
dan konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus?
Terdapat kesesuaian antara kurikulum merdeka dengan konsepsi Ki Hadjar
Dewantara mengenai pendidikan. Kesesuaian konsep tersebut ditinjau dari aspek
filosofis maupun pedagogis. Dalam aspek filosofis, keselarasan konsep kurikulum
merdeka dengan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara diantaranya
1) konsep kurikulum merdeka mengutamakan pada pengembangan karakter sejalan
dengan konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara sebagai proses
pembentukan karakter;
2) Kurikulum merdeka memiliki landasan filosofis berbasis budaya lokal selaras
dengan salah satu gagasan Ki Hadjar Dewantara yakni asas Trikon dimana dalam
aspek kontinuitas diharapkan sikap peserta didik memiliki unsur budaya atau
pelestarian kebudayaan;
3) Konsep kurikulum merdeka juga muncul didasarkan atas keinginan untuk
menciptakan kebahagian dan budi pekerti pada anak. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan dengan asas Tri rahayu
yang menekankan pada konsep pendidikan yang bahagia (kebahagiaan pada
anak);
4) konsep kurikulum merdeka juga memiliki ciri khas yakni aspek kemandirian,
kemerdekaan, dan kesamaan hak yang sesuai dengan konsepsi Ki Hadjar
Dewantara dalam gagasannya yang dikenal dengan sistem among yakni mendidik
anak menjadi individu yang merdeka.
Selain memiliki keselarasan dalam aspek filosofis antara konsep kurikulum
merdeka dengan konsepsi Ki Hadjar Dewantara, juga memiliki keselarasan dalam
aspek pedagogis. Pada aspek pedagogis konsep kurikulum merdeka menekankan
adanya kemerdekaan dan keleluasaan dalam memaksimalkan kemampuan yang
dimiliki oleh guru dan peserta didik. Hal ini mengandung makna jiwa yang
merdeka antara guru dan peserta didik. Dalam arti peserta didik harus bebas serta
berkembang secara natural sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Guru juga harus
mampu membimbing dan menjadi fasilitator bagi peserta didik. Salah satu contoh
adalah dengan munculnya pembelajaran berdiferensiasi pada kurikulum merdeka
yang relevan dengan visi pedagogis Ki Hadjar Dewantara dimana pembelajaran
dikelola berdasarkan latar belakang peserta didik meliputi minat, kesiapan, dan
profil belajar peserta didik.
3. Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki
kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?

4. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang
pendidik setelah mempelajari modul ini?
5. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada murid-murid Anda setelah
mempelajari modul ini?
6. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?

https://www.imrantululi.net/berita/detail/tulisan-reflektif-kritis-harapan-dan-
ekspektasi-cgp-angkatan-9-bgp-gorontalo

Anda mungkin juga menyukai