Jawaban :
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan sendiri dapat dipandang sebagai upaya untuk
membimbing seluruh kekuatan kodrati atau fundamental yang ada pada diri anak sebagai
individu maupun anggota masyarakat. Konsep pendidikan berdasarkan pandangan Ki Hadjar
Dewantara juga merupakan pendidikan menyeluruh, dimana peserta didik menjadi manusia
yang berkembang seutuhnya, meliputi latihan rasional, latihan emosi dan olah raga melalui
proses belajar dan kegiatan lainnya yang berpusat pada siswa dan dilaksanakan dalam
suasana yang utuh. Pembukaan UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa salah satu tujuan
didirikannya negara kesatuan Republik Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Menurut ketentuan Pasal 3 Undang-undang Nomor 20, Keppres Nomor 20 Tahun
2003, tujuan pendidikan nasional adalah sebagai wadah pengembangan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Mengingat banyaknya tujuan yang diharapkan dalam terbentuknya
negara pendidikan, maka pengembangan pendidikan di Indonesia tidak ada kaitannya dengan
UUD 1945. Pendidikan dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan kapasitas dan
membentuk karakter serta peradaban suatu bangsa. Bangsa berhak mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan potensi manusia.
2. Apa yang dimaksud dengan konsep Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang
Memerdekakan peserta didik ? Kemukakan Pendapatmu !
Jawaban :
Jawaban :
Penting sekali bagi guru untuk mengetahui dan mempelajari psikologis peserta didik karena
tentunya dapat membantu kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan terencana. Ki
Hajar Dewantara selalu memandang manusia lebih dari segi kejiwaan dalam hidupnya,
karena manusia mempunyai kekuatan jiwa yaitu kreatifitas, inisiatif dan kerja keras.
Pembangunan manusia yang komprehensif memerlukan pembangunan yang seimbang dari
semua kekuatan. Pembangunan yang terlalu berfokus pada satu kekuatan akan menyebabkan
pembangunan manusia menjadi tidak sempurna. Ia menilai pendidikan yang hanya
mengedepankan aspek intelektual hanya akan mengasingkan peserta didik dari masyarakat.
Dan ternyata selama ini pendidikan hanya terfokus pada pengembangan kemampuan kreatif
dan kurang memperhatikan pengembangan cita rasa estetis dan karsa. Jika hal ini terus
berlanjut maka akan menyebabkan masyarakat menjadi kurang manusiawi atau kurang
berperikemanusiaan.
Jawaban :
Pendidikan di Indonesia diatur dalam ketentuan UUD 1945. Pasal 1 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa pendidikan nasional
mempunyai fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter, cara hidup dan
peradaban bangsa, dengan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, berdaya tampung, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang bertanggung
jawab dan demokratis. Relefansi konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara terhadap
pendidikan di Indonesia adalah mengembangkan kapasitas, membentuk watak dan peradaban
manusia yang bermartabat. Ketiga faktor inilah yang menjadi jantung perkembangan fungsi
pendidikan di Indonesia. Konsep ini terkesan sangat sederhana namun mempunyai makna
yang sangat luas jika dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sedangkan tujuan pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah menjadikan peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa, mandiri dan spiritual, berakhlak mulia, cerdas dan
cakap, mampu sehat jasmani dan rohani sehingga menjadi anggota masyarakat yang mandiri
dan bertanggung jawab. masyarakat. senang. tanah air dan masyarakat pada umumnya serta
melarang keras bentuk-bentuk pendisiplinan dengan menggunakan kekerasan atau kekerasan
karena akan menghilangkan semangat kebebasan anak. Tujuan adalah sesuatu yang harus
dicapai sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan. Sebuah tujuan diibaratkan sebuah
tempat yang membawa harapan dan proses panjang. Begitu pula dalam bidang pendidikan,
melahirkan generasi baru yang berwawasan kebangsaan tentunya membutuhkan proses yang
sangat panjang dan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Tujuan
pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa, dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian berakhlak mulia,
sehat, berilmu. , mampu, kreatif. , menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung
jawab serta demokratis.
Jawaban:
Ki Hadjar Dewantara mempunyai motto yang terkenal, yaitu: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani . Motto tersebut dijelaskan oleh Fajri &
Trisuryanti, (2021); Febriyanti, (2021); dan Wijayanti, (2018) sebagai berikut.
1) Ing Ngarso Sung Tolodo . Secara harfiah, semboyan ini berarti “mereka yang memberi
contoh”. Artinya orang tua dan Pendidik (guru) berperan sebagai pemimpin dengan memberi
contoh. Siswa akan memperhatikan perilaku orang tua dan guru.
2) Ing Madyo Mangun Karso . Secara harafiah berarti “orang yang berada di tengah-tengah
yang memberi semangat”. Artinya mempunyai sikap positif. Peduli terhadap perkembangan
peserta didik dicapai dengan memberikan semangat kepada mereka untuk melakukan hal
yang benar. Pendidik juga hendaknya tidak menganggap peserta didik sebagai makhluk
inferior melainkan harus menjadi sahabat yang dapat menerima peserta didiknya.
3) Tut Wuri Handayaani . Itu benar-benar berarti “Orang di balik dorongan itu. ” Maknanya
adalah pendidikan harus mampu memberikan motivasi positif bagi siswa untuk mencapai
cita-citanya. Pendidik harus mampu membantu siswa mengembangkan, menemukan, dan
mengejar kemampuan dasar yang menonjol dan membedakannya dari orang kebanyakan. Hal
ini harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan kasih sayang, tanpa meminta imbalan
dan tanpa keinginan.
Ketiga semboyan di atas merupakan bentuk pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan
dalam beberapa tahapan, yaitu. “pengetahuan moral”, "sentimen moral" dan “tindakan moral”
Ketiga komponen ini disebut digunakan untuk menyeimbangkan pengetahuan siswa dengan
sikap, perilaku, dan kepribadiannya dalam kehidupan sehari-hari. ), dan harus diasah untuk
mengembangkan karakter dan perilaku yang baik. Jika ada yang mempunyai pengetahuan
tentang sesuatu, ia juga harus mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
pengetahuan yang di miliki. Selain itu, dia tidak hanya ingin tetapi juga harus melakukan
pengetahuan yang ada. Dalam menerapkan sikap tersebut , Pendidik bertanggung jawab agar
peserta didik memahami apa yang dimaksud dengan sopan, santun, dan menaati aturan. Hal
ini bertujuan untuk menyadarkan siswa bahwa perbuatan buruk hanya akan berdampak
negatif pada dirinya sendiri. Selanjutnya dengan memahami memahami memahami
memahami Siswa didorong untuk berinteraksi dengan teman, masyarakat, dan lingkungan
akan memberikan siswa kemampuan untuk memahami, menghayati dan mengalami segala
ilmu yang telah dikuasainya. Dengan sikap Dengan cara ini, siswa belajar mengambil
tanggung jawab dan terus berkembang. merupakan upaya mengajak siswa memikirkan
dampak positif dan negatifnya sebelum memutuskan melakukan sesuatu. Pada tahap ini siswa
lebih fokus dalam menerapkan ilmu yang telah diperolehnya.