Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI 1.

WAWASAN PENDIDIKAN

Nama : Aisyah Nur Fitriani


Kelas/Angkatan : C/2023
NPM : 2310510372
Dosen Pengampu : Praharisti Kurniasari. S.Pd., M.Pd.

Petunjuk pengerjaan :
Kerjakan dengan baik, cari bahan pada buku wawasan pendidikan dan browsing internet.
Hasil dikirimkan via edlink masing-masing. Perhatikan batas waktu pengumpulan!

Soal:
1. Kemukakan 12 pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan!
2. Berikan penjelasan UU No. 2 Tahun 1989 secara detail menurut pendapat saudara!
3. Berikan penjelasan UU No. 20 Tahun 2003 secara detail sesuai dengan harapan
menurut pendapat saudara dan 1 pendapat ahli!
4. Menurut GBHN adakata “USAHA SADAR, TERENCANA, SISTEMATIS,
BERLANGSUNG TERUS MENERUS, ENUJU KEDEWASAAN.” Jelaskan satu
persatu secara detail!
5. Jelaskan menurut pendapat saudara makna “PENDIDIK DAN PENGAJAR”!
Jawaban:
1. Berikut adalah 12 pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan:
1.1 Pendidikan menurut Nabi Muhammad adalah suatu proses yang sangat penting dalam
Islam. Nabi Muhammad mengajarkan bahwa pendidikan harus dimulai sejak dini dan
dilakukan secara terus-menerus. Pendidikan menurut Nabi Muhammad meliputi
pengajaran tentang agama, moral, etika, dan keterampilan praktis. Nabi Muhammad
juga menekankan pentingnya pendidikan dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Dalam proses pendidikan, Nabi Muhammad menekankan pentingnya
kesabaran, kejujuran, dan keikhlasan. Nabi Muhammad juga menekankan pentingnya
pendidikan sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan masyarakat. Dengan demikian,
pendidikan menurut Nabi Muhammad mencakup pengajaran tentang agama, moral,
etika, dan keterampilan praktis, serta pentingnya pendidikan dalam mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2.1 Menurut Aristoteles, pendidikan memiliki beberapa makna dan prinsip yang penting.
Berdasarkan pemikirannya, pendidikan dapat diartikan sebagai berikut:
a. Persiapan untuk Kehidupan yang Baik: Aristoteles berpendapat bahwa pendidikan
merupakan persiapan bagi individu untuk hidup yang baik. Pendidikan bukan
hanya tentang akal, tetapi juga tentang memberikan bimbingan dalam mencapai
kebaikan hidup.
b. Pengembangan Kemampuan Manusia secara Keseluruhan: Aristoteles
menekankan bahwa pendidikan harus mengembangkan kemampuan manusia
secara menyeluruh, termasuk aspek fisik, intelektual, dan moral
c. Pendidikan sebagai Proses Riset: Aristoteles memandang bahwa ilmu pendidikan
dibangun melalui riset pendidikan. Riset merupakan suatu gerak maju dan
kegiatan observasi menuju prinsip-prinsip umum yang menerangkan dan kembali
kepada observasi
d. Pendidikan sebagai Langkah Awal: Berdasarkan teori pendidikan yang dipaparkan
oleh Aristoteles, pendidikan diartikan sebagai langkah awal untuk menyiapkan
individu dalam mencapai kehidupan yang baik.

3.1 Menurut Plato, pendidikan memiliki tujuan untuk menemukan kemampuan-


kemampuan setiap individu dan melatihnya sehingga ia akan menjadi seorang warga
negara yang baik, dalam suatu masyarakat yang harmonis, dan melaksanakan tugas-
tugasnya secara efisien. Plato menekankan perlunya pendidikan direncanakan dan
diprogramkan sebaik-baiknya agar mampu mencapai sasaran yang diidamkan. Dalam
pandangan Plato, pendidikan juga harus mengarahkan pengetahuan yang dimiliki
murid pada porsi seharusnya, bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan. Plato juga
menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk negara susila yang
berdasarkan keadilan. Menurut Plato, pendidikan adalah tugas dan panggilan yang
sangat mulia yang harus diselenggarakan oleh negara. Pendidikan sebenarnya
merupakan suatu tindakan pembebasan dari belenggu ketidaktahuan dan
ketidakbenaran.
4.1 Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan memiliki makna yang luas dan holistik.
Berdasarkan berbagai sumber, berikut adalah pengertian pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara:
a. Pembentukan Karakter: Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai
proses pembentukan karakter yang menjadikan seseorang mampu hidup bermakna
bagi dirinya sendiri, masyarakat, dan negaranya.
b. Pengembangan Kepribadian dan Karakter: Pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara tidak hanya tentang pemberian pengetahuan akademis semata, tetapi
juga melibatkan pengembangan kepribadian dan karakter individu.
c. Pembebasan Manusia: Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa pendidikan harus
membebaskan manusia dari belenggu ketidakadilan dan ketidakmerataan. Setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa pandang
bulu, agar mereka dapat berkontribusi secara maksimal bagi kemajuan bangsa.
d. Kesatuan Konsep yang Jelas: Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan
harus memiliki kesatuan konsep yang jelas, meliputi kemampuan menjadi teladan,
menciptakan ide, memberikan motivasi, dan arahan untuk peserta didik.
e. Merdeka Belajar: Ki Hajar Dewantara juga menekankan konsep merdeka belajar,
di mana pendidikan harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan,
serta mengembangkan bakat siswa secara merdeka untuk berkembang seluas
mungkin.

5.1 Pendidikan menurut Al-Ghazali mencakup pembentukan insan paripurna, tujuan


taqarrub kepada Allah, pendidikan agama dan akhlak, serta peran penting pendidik
dalam proses pendidikan. Al-Ghazali memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pemikiran pendidikan Islam, dan pandangannya telah menjadi landasan dalam
pengembangan sistem pendidikan di dunia Islam.

6.1 Pendidikan menurut Mahmud Yunus mencakup pembentukan insan paripurna, tujuan
pendidikan Islam, metode dan pendekatan, peran penting pendidik, dan kelembagaan.
Mahmud Yunus memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemikiran pendidikan
Islam, dan pandangannya telah menjadi landasan dalam pengembangan sistem
pendidikan di Indonesia.

7.1 Frederick J. Mc Donald mengemukakan pendapatnya bahwa pendidikan ialah suatu


proses yang arah tujuannya adalah merubah tabiat manusia atau peserta didik. Dalam
pandangan Mc Donald, pendidikan memiliki tujuan untuk mengubah sifat, kebiasaan,
dan karakter peserta didik agar mencapai tujuan hidupnya dan dapat menghilangkan
kebodohan. Dengan demikian, pendidikan menurut Frederick J. Mc Donald
merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengubah tabiat manusia atau peserta
didik agar mencapai tujuan hidupnya dan dapat menghilangkan kebodohan.

8.1 Pendidikan menurut Driyarkara, seorang filsuf Indonesia, memiliki konsep yang
meliputi pemahaman yang mendalam tentang pendidikan yang memanusiakan
manusia melalui konsep hominisasi dan humanisasi. Driyarkara menekankan bahwa
pendidikan harus mampu memanusiakan manusia muda melalui konsep hominisasi
dan humanisasi. Hominisasi dan humanisasi merupakan konsep yang saling
berhubungan. Konsep pendidikan menurut Driyarkara adalah pendidikan yang
memanusiakan manusia melalui konsep hominisasi dan humanisasi. Manusia dapat
mencapai tingkat kemanusiawiannya melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya
dapat dilakukan dalam ruang lingkup keluarga, meskipun keluarga adalah tempat
utama berlangsungnya pendidikan anak, tetapi juga dapat dilaksanakan dalam ruang
lingkup sekolah dengan guru sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik.
Dengan demikian, pendidikan menurut Driyarkara mencakup konsep pendidikan yang
memanusiakan manusia melalui hominisasi dan humanisasi, serta pentingnya peran
pendidikan dalam membentuk kemanusiawian manusia.

9.1 Menurut Herman H. Horn, pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih
tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental. Lebih lanjut,
pendidikan juga merupakan suatu sistem dari bentuk penyesuaian yang lebih tinggi
untuk makhluk yang sudah mengalami perkembangan secara fisik juga mental yang
bebas dan sadar akan adanya Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar,
intelektual, emosional, serta tekad yang ada pada diri manusia. Dengan demikian,
Herman H. Horn menekankan bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang
berkelanjutan untuk penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk yang telah
berkembang secara fisik dan mental, serta sebagai sistem penyesuaian yang
melibatkan aspek fisik, intelektual, emosional, dan tekad manusia.

10.1 Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Dalam pandangan Marimba, pendidikan
harus mampu membentuk kepribadian yang utama pada peserta didik melalui
bimbingan atau pimpinan yang sadar dari pendidik. Pendidikan juga harus
memperhatikan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dengan demikian, pendidikan
menurut Ahmad D. Marimba mencakup bimbingan atau pimpinan secara sadar dari
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.

11.1 Menurut Carter V. Good, pendidikan adalah keseluruhan proses di mana seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang
bernilai positif dalam masyarakat di mana dia hidup. Proses ini melibatkan pengaruh
lingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau sekolah, sehingga individu dapat
mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial. Pendidikan juga merupakan
usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Dengan demikian, pendidikan menurut Carter V. Good mencakup
proses pengembangan kemampuan, sikap, dan tingkah laku yang bernilai positif,
serta usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung
perkembangan holistik peserta didik.
12.1 Menurut Paulo Freire, pendidikan merupakan sarana untuk memanusiakan manusia.
Ia menekankan bahwa pendidikan harus membebaskan manusia dari penindasan dan
memungkinkan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka. Freire menentang
pendidikan yang bersifat otoriter dan menekankan pentingnya pendidikan yang
berorientasi pada kebebasan berpikir. Ia juga menyoroti model pendidikan "gaya
bank" yang memperlakukan siswa sebagai objek pasif yang hanya menerima
pengetahuan dari guru. Sebaliknya, Freire mempromosikan model pendidikan
dialogis di mana siswa dianggap sebagai subjek yang aktif dalam proses
pembelajaran. Pendekatan pendidikan Freire bertujuan untuk membangun kesadaran
kritis dan membebaskan individu dari kondisi ketidakadilan sosial. Dengan
demikian, pendidikan menurut Paulo Freire adalah tentang pembebasan, kesetaraan,
dan pemberdayaan individu untuk mencapai potensi penuh mereka.

2. Undang-Undang (UU) No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
undang-undang yang mengatur tentang sistem pendidikan nasional di Indonesia. UU
ini terdiri dari 11 bab dan 59 pasal yang mencakup ketentuan umum, dasar, fungsi,
tujuan, dan pelaksanaan pendidikan nasional. Salah satu hal yang diatur didalamnya
merupakan pelaksanaan pendidikan nasional harus memperhatikan prinsip-prinsip
demokrasi, keadilan, dan kebenaran.
Dengan demikian, UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
merupakan undang-undang yang sangat penting dalam mengatur sistem pendidikan
nasional di Indonesia. UU ini memberikan pedoman bagi penyelenggaraan pendidikan
nasional yang berkualitas dan berkeadilan bagi seluruh warga negara Indonesia.

3. Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


merupakan undang-undang yang sangat penting dalam mengatur sistem pendidikan
nasional di Indonesia. UU ini memberikan pedoman bagi penyelenggaraan pendidikan
nasional yang berkualitas dan berkeadilan bagi seluruh warga negara Indonesia. UU
ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan
membentuk generasi yang berkualitas, berakhlak mulia, serta unggul dalam berbagai
aspek.
Menurut Dr. H. M. Thamrin Usman, M.Pd., seorang ahli pendidikan, UU No. 20
Tahun 2003 memiliki beberapa harapan, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
b. Membentuk generasi yang berkualitas, berakhlak mulia, serta unggul dalam
berbagai aspek.
c. Meningkatkan efisiensi dalam manajemen pendidikan.
d. Menjawab dan menyelesaikan isu-isu pendidikan yang tengah dihadapi
Indonesia pada masa itu.

4. Berikut ialah penjelasan “USAHA SADAR, TERENCANA, SISTEMATIS,


BERLANGSUNG TERUS MENERUS, ENUJU KEDEWASAAN.” Menurut GBHN
secara detail:
a. Usaha Sadar
 Usaha sadar dalam konteks Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
mengacu pada kesadaran yang dimiliki oleh pemerintah dan masyarakat akan
pentingnya perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional yang
terencana dan terarah.
 Usaha sadar juga mencakup kesadaran akan tujuan-tujuan pembangunan yang
ingin dicapai serta upaya untuk memahami tantangan dan hambatan yang
dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Terencana
Terencana merujuk pada perencanaan yang matang dan sistematis dalam
pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini mencakup perencanaan yang
mempertimbangkan berbagai aspek, seperti kebutuhan masyarakat, sumber
daya yang tersedia, dan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai.
c. Sistematis
 Sistematis mengacu pada pendekatan yang terstruktur dan terorganisir dalam
pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini mencakup pengaturan proses, tata
kelola, dan koordinasi yang terencana dengan baik untuk mencapai tujuan
pembangunan.
 Pendekatan sistematis juga mencakup pengelolaan sumber daya, alokasi
anggaran, dan evaluasi yang teratur untuk memastikan kelancaran pelaksanaan
pembangunan nasional.
d. Berlangsung Terus Menerus
Berlangsung terus menerus menunjukkan bahwa pembangunan nasional harus
dilakukan secara berkelanjutan tanpa henti. Hal ini mencakup upaya untuk
menjaga kontinuitas pembangunan, perbaikan yang berkelanjutan, dan
adaptasi terhadap perubahan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
e. Menuju Kedewasaan
Menuju kedewasaan mencakup upaya untuk mencapai kemandirian dalam
berbagai aspek pembangunan, seperti ekonomi, sosial, dan politik, sehingga
masyarakat dapat mandiri dalam mengelola dan mengembangkan potensi yang
dimiliki.

5. Berikut penjelasan dari makna Pendidikdan Pengajar:


Pendidik:
a. Pendidik adalah individu yang bertanggung jawab dalam membimbing,
mengarahkan, dan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Pendidik memiliki peran penting dalam membentuk karakter, moral, dan
pengetahuan peserta didik.
c. Pendidik bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif dan memberikan dorongan serta motivasi kepada peserta didik.
d. Pendidik juga berperan dalam memberikan contoh teladan dan membantu
peserta didik dalam mengembangkan potensi diri.
Pengajar:
a. Pengajar adalah individu yang memberikan pengajaran atau pelatihan kepada
peserta didik.
b. Pengajar memiliki peran dalam menyampaikan materi pelajaran, memberikan
penjelasan, dan memfasilitasi proses pembelajaran.
c. Pengajar juga bertanggung jawab dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan efektif.
d. Pengajar juga berperan dalam mengevaluasi kemajuan peserta didik dan
memberikan umpan balik yang konstruktif.
Dalam konteks pendidikan, pendidik dan pengajar memiliki peran yang sangat
penting dalam membantu peserta didik untuk memperoleh pendidikan, keterampilan,
dan pengetahuan yang dapat membantu mereka dalam mencapai tujuan hidup mereka.
Pendidik dan pengajar bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif, memberikan bimbingan, dan membantu peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan serta pengetahuan yang dapat membantu mereka
dalam mencapai tujuan hidup mereka.

Anda mungkin juga menyukai