Anda di halaman 1dari 3

Catatan Modul 1.

1a4 Eksplorasi Diri - Penugasan (Refleksi Diri)


Refleksi Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Apa intisari pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara?


Sebagai Pembelajar Merdeka yang diharapkan mampu meng-
internalisasi semboyan Ing Ngarso Sung tulodo Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri
Handayani saya memandang dan berpandangan bahwa intisari pemikiran Ki Hajar
Dewantara terhadap pendidikan adalah bagaimana Ki Hajar Dewantara menitikberatkan
bahwa pendidikan Harus berorientasi pada anak,  pendidikanan harus berpihak pada
anak,  pendidikankan yang menurut Ki Hajar Dewantara tidak lain adalah upaya
menghambakan diri pada anak.
Sebentar kita tilik bagaimana potret pendidikan Indonesia pada masa
kolonialisme, yang mana pada saat itu potret anak bangsa dipaksa untuk menjadi orang
bodoh tanpa diberikan akses pendidikan, terkecuali hanya untuk kepentingan
kolonialisme dan kapitalisme saat itu.  Orang-orang hanya boleh belajar membaca
menulis dan berhitung hanya untuk mendukung kepentingan tuan-tuan dan majikan
majikan mereka, bukan karena untuk mensejahterakan kehidupan kita sebagai bangsa
yang terjajah.
Bahkan fase kedua setelah itu, pendidik diperuntukkan hanya untuk mereka
yang memiliki modal, pendidikan hanya terbatas pada anak-anak pejabat,  pendidikan
hanya untuk anak-anak Bupati ataupun centeng-centeng Belanda saat itu.  Hingga
akhirnya nya Raden Mas Suryadi Suryaningrat membuka akses pendidikan selebar-
lebarnya bagi seluruh kalangan untuk melek belajar membaca menulis dan berhitung
dengan didirikannya Taman Siswa di Yogyakarta.
Pada hal ini kita bisa melihat Ki Hajar Dewantara memposisikan perbedaan
antara pengajaran dengan pendidikan. Pengajaran menurut Ki Hajar Dewantara adalah
bagian dari pendidikan yang mana pengajaran adalah proses pendidikan dalam
memberikan ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup peserta didik.  Sementara
pendidikan adalah memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki
oleh anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai dirinya
seorang manusia ataupun sebagai anggota masyarakat.
Kita juga bisa melihat Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara, Ia
menganalogikan bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih
kebudayaan yang mana benih-benih kebudayaan itu ketika disemai dirawat dijaga
ditumbuhkembangkan dengan cara yang benar, dengan cara yang tepat akan berperan
membentuk sebuah peradaban baru,  peradaban yang tidak akan meninggalkan
identitas aslinya sebagai bagian dari sebuah bangsa dan masyarakat,  karena memang
pendidikan tidak bisa merubah benih asli daripada seorang anak manusia.
Pendidikan juga diposisikan sebagai poros perubahan,  poros pergerakan,  yang
berproses mengupayakan perbaikan tentunya  secara kontinuitas,  tanpa
mengesampingkan keberagaman yang memang secara qodrati adalah sebuah
keniscayaan.  Keberagaman yang ada bukan untuk saling menyalahkan,  keberagaman
yang ada bukan untuk saling mendahului,  tapi keberagaman yang memang tercipta
untuk saling menguatkan dan membersamai.
Mengapa dalam sudut pandang saya secara pribadi bahwa pemikiran pendidikan
Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang memang berorientasi pada anak pada
kepentingan anak,  berpihak pada mimpi-mimpi anak,  karena dari merekalah
diharapkan tumbuh-tumbuh pohon-pohon besar peradaban yang memiliki akar karakter
yang kuat,  kepribadian yang unggul,  dan juga manusia manusia yang beradab, 
berbudaya,  dan menciptakan peradaban itu sendiri.
Di sisi lain pembentukan karakter anak yang diharapkan bisa menjadi poros perubahan
kebudayaan dan peradaban bangsa tidak serta merta terbentuk begitu saja tanpa
dukungan semua pihak,  tanpa turun tangan semua pemegang kepentingan, terutama
dari keluarga dan lingkungan pendidikan.

Bagaimana Anda memandang diri Anda sebagai pembelajar (guru) dan pemelajar
(murid) jika dikaitkan dengan pemikiran KHD?

Sebagai seorang pembelajar saya memandang bahwa pemikiran Ki Hajar


Dewantara tentang pendidikan adalah hal yang memang akan terus relevan dengan
perubahan zaman seperti apapun Baik pada era kolonialisme saat ide-ide ini dicetuskan
sendiri oleh Ki Hajar Dewantara maupun pada masa saat ini.  Karena apa yang
disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah sebuah dasar bagaimana tujuan
pendidikan nasional yang juga merupakan tujuan kemerdekaan bangsa ini dalam
rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga melaksanakan perdamaian
dunia semua itu hanya bisa diraih dengan ilmu dan pengetahuan.
Ki Hajar Dewantara memposisikan seorang guru sebagai seorang penuntun
yang bisa membantu persemaian benih-benih kebudayaan yang akan menjadi cikal
bakal peradaban, yang membangun karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
berbudaya dan berperadaban. 
Sedangkan sebagai pelajar atau murid saya memandang konsep yang
disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah konsep yang memang mengupayakan
pendidikan untuk memanusiakan manusia,  pendidikan yang berpihak pada anak, 
berorientasi pada kepentingan anak,  dan tentunya memandang anak bukan lagi
sebagai objek tapi sebagai subjek dan peran utama dalam pendidikan.  Hal ini tentu
membahagiakan,  karena ketika kepentingan-kepentingan anak diakomodir dalam
pendidikan (ruang-ruang belajar),  kita bisa tumbuh kembang sesuai dengan qodrat kita
masing-masing,  tanpa harus dipaksa seragam,  sama dengan begitu banyak
keragaman yang sejatinya itu adalah sebuah keniscayaan dan menjadi kekuatan
tersendiri bagi pembentukan kebudayaan dan peradaban bangsa.
 

TerimaKasih
#SalamBahagian

Anda mungkin juga menyukai