Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NURHIDAYATI

NIM : 239001485079

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh
pendidik terhadap peserta didik guna mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, keterampilan, sikap, keceerdasan yang ada pada setiap
peserta didik untuk keperluan dirinya sendiri maupun untuk masyarakat (Yumriani dkk, 3: 2022).
Pada dasarnya pendidikan diperlukan untuk membantu peserta didik mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya sehingga peserta didik mampu mencapai kesuksesan dan
kebahagiaaan. Pendidikan seyogyanya tidak hanya mengajarkan intelektualitas saja namun juga
berbagai hal yang menyangkut tentang kehidupan atau bersosialisasi dengan orang lain seperti
sikap, cara berpikir, cara bertindak, atau bertutur kata. Pendidikan akan dapat berjalan dengan baik
dengan batasan yang kokok untuk mengelilingi dan melindungi dari segala ancaman berupa
kekuasaan dan kekuatan yang dapat saja merusak pendidikan secara menyeluruh. Pendidikan
merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik lahir maupun batin, dari sifat
kodratinya menuju kearah peradaban manusiawi dan lebih baik (Sujana, 1:2019).
Pendidikan yang ada haruslah sesuai dengan budaya dan kultur yang ada, karena
pendidikan berdasar budaya menunjukkan pendidikan yang merdeka mempunyai ciri khas
tersendiri. Disamping kecerdasan pikiran, harus ada pendidikan yang kultural agar tidak
melupakan pondasi kebudayaan yang kita miliki. Dengan menjunjung pendidikan berakar dari
budaya juga membuat peserta didik menghargai adat istiadatnya, budayanya, maupun asal –
usulnya. Perkembangan pendidikan Indonesia tidak lepas dari peran Ki Hadjar Dewantara baik
dari sebelum maupun sesudah kemerdekaan. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan
tempat persemaian segala benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan
maksud segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya (pidato
Ki Hajar Dewantara).
Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak Belanda menjajah bangsa kita. Pendidikan
kolonial di zaman voc dan hindia belanda sangatlah terbatas, beberapa bupati menginisiasi
pendirian sekolah kabupaten yang hanya mendidik dan mempersiapkan mereka sebagai calon
pegawai dan pada tahun yang sama lahirlah Sekolah Bumi Putra. Namun, hal itu tidak diberikan
oleh pemerintah colonial Belanda yang ingin menguasai bangsa kita. Hal itu terbatas pada
golongan orang-orang yang akan menjadi pegawai di pemerintahan colonial Belanda. Oleh sebab
itu, Raden mas Suyadi Suryaningrat atau yang dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara memberontak
dengan adanya sistem pendidikan seperti ini. Pada saat itu, kepada pihak rakyat hendaknya diberi
pengajaran membaca, menulis dan berhitung, akan tetapi hanya seperlunya saja dan melulu untuk
mendidik orang-orang pembantu dalam beberapa usahanya, dimana pada masa ini pendidikan
hanya mencari dan mendapatkan keuntungan materiil yang sebesar-besarnya.
Namun pendidikan pada zaman colonial ini menjadi pendorong Ki Hadjar Dewantara
untuk memperjuangkan bangsa Indonesia ketika kebijakan pemerinta Hindia Belanda membuat
rakyat pribumi sengsara. Hal ini di yakini oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah
sebuah upaya suatu bangsa untuk merdeka. Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara
adalah memerdekakan kehidupan manusia. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan
dan pengajaran merupakan usaha persipaan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup
manusia, baik hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Selain itu Ki Hadjar Dewantara menjelaskan tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi
tingginya baik manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai