Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD RIDZKY ARYANDI

BIDANG STUDI : PJOK 006


NPM : 239014485138
T-1 EKSPLORASI KONSEP

Argumen Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam


Perkembangan Pendidikan Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan
Dalam aspek pendidikan khususnya dalam bidang pendidikan pada zaman kolonial,
kita bisa melihat secara jelas bagaimana pemerintah baik itu didasari oleh politik etis atau
apapun itu, pendidikan dengan maksud tujuan tertentu pendidikan hanya dijadikan sebagai
industri atau sarana untuk mencetak tenaga kerja terbukti dengan sekolah-sekolah kabupaten
yang hanya untuk mendidik calon pegawai negeri dan juga sekolah kedokteran jawa yang
dibuat oleh Hindia Belanda untuk mencetak tenaga kesehatan di indonesia untuk kebutuhan
para elit politik. Artinya hak masyarakat pada saat itu untuk berpendidikan tidak diberikan
sepenuhnya.
Kondisi pendidikan yang ada pada saat itu dapat dikatakan sangat miris, namun kondisi
tersebut tidak menghalangi semangat pribumi. Hal tersebut tidak menjadikan pribumi putus
asa, bahkan hal tersebut memantik rakyat pribumi untuk merespon kondisi tersebut. Seperti
yang kita ketahui bersama bapak pendidikan Indonesia yang lahir pada zaman penjajahan atau
dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara. Kondisi itu tidak menjadikannya sebagai manusia yang
tidak kreatif, merdeka dan bebas. Tahun 1920 mulailah wacana tentang pendidikan dibumi
pertiwi mulai dikumandangkan dan tepat pada tahun 1922 mulailah terbentuk TamanSiswa
sebagai respon atas kondisi pendidikan di indonesia saat itu.
Ki Hadjar Dewantara mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922 yang
bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat umum dan meningkatkan
kesadaran nasional. Taman Siswa adalah sebuah sekolah yang memiliki prinsip-prinsip
pendidikan berlandaskan kebudayaan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman
Siswa ini bukanlah sekedar sekolah, melainkan sebuah gerakan. Gerakan untuk memberikan
pendidikan kepada rakyat jelata, terutama kepada mereka yang tidak memiliki akses ke
pendidikan formal. Beliau memahami bahwa pendidikan adalah hak semua orang, bukan hanya
mereka yang mampu membayar. Taman Siswa berfokus pada pemberian pendidikan kepada
rakyat jelata. Ia menekankan pendidikan yang bersifat non-formal, praktis, dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat.. Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
mengembangkan karakter individu dan mempersiapkan mereka untuk berkontribusi kepada
masyarakat. Ia menekankan pentingnya nilai-nilai luhur seperti rasa hormat, tanggung jawab,
dan kasih sayang. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan harus didasarkan pada
budaya dan nilai-nilai masyarakat setempat. Ia juga percaya akan pentingnya pembelajaran
mandiri dan mendorong siswa untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka
sendiri. Sistem pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang dikenal dengan sistem Among
didasarkan pada konsep Trisakti yang mengacu pada tiga potensi mulia yaitu cipta, perasaan,
dan karsa.
Setelah kemerdekaan, dunia pendidikan masih kerap dicampur adukkan dengan politik
dan kepentingan elit, bahkan jika kita cermati sejarah dunia pendidikan banyak kita temui kasus
yang erat kaitannya dengan pemerintah dan pendidikan. Ki Hadjar Dewantara terus berperan
dalam perkembangan pendidikan di Indonesia, dan ajarannya terus relevan hingga saat ini.
Dalam kapasitasnya, ia berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia
berpendapat bahwa pendidikan sangat penting untuk pembebasan bangsa Indonesia dari
penjajahan dan pengaruh kepentingan politik. Pendidikan harus berlandaskan pada budaya dan
nilai-nilai masyarakat setempat. Ajaran Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya
menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab nasional di kalangan masyarakat Indonesia.
Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan Indonesia, baik sebelum
maupun sesudah kemerdekaan, mencerminkan komitmennya terhadap pendidikan yang
merdeka, berdasarkan budaya sendiri, dan relevan bagi masyarakat Indonesia . Warisan beliau
terus mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai