Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Moch Sofian Sofiyudin, S.

Pd
Rombel : 2 (dua)

Eksplorasi Konsep - Perjalanan Pendidikan Nasional dari


Perspektif Ki Hadjar Dewantara
Tugas 1.4: Argumentasi Kritis

Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan


Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena jasa-jasa


beliau
dalam pendidikan Indonesia. Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan
pendidikan sangat merubah sistem pendidikan menjadi berkualitas dan dapat dirasakan oleh
seluruh rakyat Indonesia.
Sebelum kemerdekaan, pendidikan di Indonesia masih terbatas dan hanya diperutukan
oleh kalangan bangsa eropa. Tahun 1854 beberapa bupati menginisiasi pendirian sekolah
kabupaten namun hanya terbatas untuk mendidik para calon pegawai. Kemudian pada tahun
yang sama lahirlah Sekolah Bumiputera dimana hanya ada tiga kelas dengan pengajaran yang
diberikan adalah membaca, menulis menghitung seperlunya dan semata mata hanya untuk
mendidik para pembantu untuk memperbesar keuntungan perusahaan mereka. Kemudian
pemerintah hindia belanda memberikan kelonggaran untuk para dokter jawa agar dapat
mendapatkan pendidikan.
Pada 20 Mei 1908 lahirlah organisasi Budi Utomo. Tahun 1920 lahirlah cita cita baru untuk
perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Ki Hadjar Dewantara menyadari bahwa
pendidikan adalah hak semua rakyat sehingga beliau memulai gerakan transformasi pendidikan
untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan merata. Pada tahun 1922, lahirlah taman
siswa sebagai gerbang kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa. Taman siswa adalah
jiwa rakyat untuk merdeka dimana pendidikan dapat diakses oleh semua rakyat tanpa
memandang status sosial.
Pendidikan yang ada pada masa kolonial tidak mencerdaskan, melainkan mendidik
manusia untuk tergantung pada nasib dan bersikap pasif. Pendidikan merupakan upaya
untuk memajukan perkembangan budi pekerti, fikiran dan jasmani anak anak. Pendidikan
dapat memajukan seseorang sesuai dengan lingkungan alam dan sosialnya. Peserta didik tidak
hanya berfokus pada kognitif akan tetapi juga dalam moral dan akhlaknya, pengembangan
potensi diri, serta adaptasi dengan lingkungan masyarakat serta teknologi.

REFERENSI
Tulisan teks pidato Ki Hadjar Dewantara pada penganugerahan Honoris Causa oleh Universitas
Gajah Mada pada 7 November 1956 “Pendidikan Zaman Kolonial”
(https://www.youtube.com/watch?v=M90E2vT7zF4) Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar Dalam
Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pengembanagan Pendidikan Karakter.
Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95–101. https://doi.org/10.23887/jfi.v3i3.24525
3(.2452
Wiryopranoto, S., Prof. Dr. Nina Herlina, M. S., Marihandono, P. D. D., Tangkilisan, D. Y. B., &
Nasiona, T. M. K. (2017). Ki hajar dewantara "Pemikiran dan Perjuangannya (P. D. D.
Marihandono (ed.)). Museum Kebangkitan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai