Anda di halaman 1dari 3

Tugas

Eksplorasi Konsep Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif


Ki Hajar Dewantara

Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Di susun Oleh :
Nama : Fenti Rochayani
NIM : 2301680145
Kelas : PGSD D

PPG Prajabatan Gelombang I


Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2023
Tugas 1.4: Argumentasi Kritis

Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial,
Argumentasi kritis saya tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan
pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan adalah

Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh Pendidikan Indonesia yang diberi julukan sebagai
bapak Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 02 Mei 1889 sampai dengan
26 April 1959. Hari Lahir beliau digunakan sebagai hari Pendidikan Nasional, sehingga setiap
tanggal 2 Mei seluruh Masyarakat terutama dalam dunia Pendidikan melakukan upacara untuk
mengenang jasa beliau dalam hal Pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat,
bangsa dan negara. (UURI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan Pendidikan sebelum
kemerdekaan dimulai pada zaman kolonial belanda di Indonesia pada tahun 1854 beberapa bupati
menginisiasi pendirian sekolah kabupaten yang hanya mendidik calon pegawai. Pada tahun yang
sama, juga mendirikan Sekolah Bumi Putera yang hanya memiliki tiga kelas. Sekolah ini hanya
mengajarkan rakyat mengenai membaca, menulis, dan menghitung seperlunya yang hanya
mendidik orang-orang pembantu. Pendidikan colonial hanya untuk kepentingan colonial saja.
Isinya tidak disesuaikan dengan jiwa raga bangsa. Ki Hadjar Dewantara menganggap bahwa
Pendidikan colonial tidak dapat mengadakan peri kehidupan bersama, sehingga selalu kita
bergantung pada kaum penjajah. Pendidikan colonial itu tidak dapat menjadikan kita manusia
Merdeka. Keadaan ini tidak akan lenyap jika hanya di lawan dengan pergerakan politik saja. Tetapi
juga harus diimbangi dengan Gerakan Pendidikan yang akan menyebarkan benih hidup Merdeka
di kalangan rakyat dengan jalan pengajaran dan Pendidikan nasional. Pada tahun 1920 lahirlah
cita-cita baru untuk perubahan radikal dalam Pendidikan dan pengajaran. Kemudian pada tahun
1922 lahirlah Taman Siswa Yogyakarta yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Taman Siswa
lahir sebagai gerbang emas Kemerdekaan dan Kebebasan Kebudayaan Bangsa. Isi Rencana
pembelajaran Taman Siswa menunjukkan sifat kultur nasional. Tiap-tiap mata Pelajaran di berikan
sebagai bagian dari peradaban bangsa dan disesuaikan dengan perkembangan jaman. Pendidikan
yang mendasarkan kebudayaan nasional dapat menghindarkan dari kebodohan. Bagi Ki Hadjar
Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan
kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para
peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai
pendidik pertama adalah fungsinya sebagai model keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator
atau pengajar (Sugiarta,.Dkk, 2019). Artinya sistem Pendidikan itu mampu menjadikan setiap
individu hidup mandiri dan berpikir sendiri.
Kondisi Pendidikan yang ada di Indonesia setelah Merdeka yaitu Ketika Pendidikan
Indonesia pada masa awal kemerdekaan tahun 1945-1950 masih dalam keadaan yang sulit.
Bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan banyak mengalami kesulitan dimana banyak terjadi
perubahan-perubahan, yang tidak hanya terjadi dalam bidang pemerintahan saja tetapi juga dalam
bidang Pendidikan yang mengarah pada perubahan proses pembelajaran dan landasan Pendidikan.
Pendidikan memberi tuntutan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu
mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia
maupun sebagai anggota Masyarakat. Merdeka belajar adalah pendidkan yang memerdekakan
lahir dan batin peserta didik dan tidak bergantung kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai