Anda di halaman 1dari 3

PPG PRAJABATAN GELOMBANG 1 2023

FILOSOFI PENDIDIKAN
Nama : Novita Widhi W. PRODI Pendidikan Biologi
NIM : 2398011942 Tugas 01.01.2-T1-3. Eksplorasi
Konsep
Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hadjar Dewantara

Pada tahun 1854 di Indonesia terdapat sekolah bumiputera. Sekoah bumiputera hanya
memiliki tiga kelas dan mengajarkan menulis serta berhitung. Penndidikan colonial hanya
untuk kepentingan colonial saja dan isinya tidak disesuaikan dengan jiwa raga bangsa. Ki
Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan itu termasuk (pengajaran) bagi tiap bangsa
termasuk pemeliharaan guna mengembangkan generasi penerus bangsa, agar dapat
berkembang dengan sehat lahir batin. Ki Hadjar Dewantara menganggap bahwa pendidikan
colonial tidak dapat mengadaakan peri kehidupan bersama, sehingga menyebabkan kita
(pribumi) selalu bergantung pada kaum penjajah. Pendidikaan colonial itu tidak dapat
menjadikan kita manusia merdeka. Keadaan ini tidak akan lenyap jika hanya di lawan dengan
pergerakan politik saja. Tetapi juga harus di imbangi juga dengan gerakan pendidikan yang
akan menyebarkan benih hidup merdeka di kalangan rakyat dengan jalan pengajaran dan
pendidikan nasional.
Pada tahun1920 cita cita baru lahir untuk perubahan radikal dalam pendidikan dan
pengajaran. Kemudian pada tahun1922 lahirlah taman siswa kemerdekaan dan kebebasan
kebudayaan bangasa yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Isi Rencana Pembelajaran
Taman Siswa menunjukan sifat kultur nasional. Tiap-tiap mata pelajaran di berikan sebagai
bagian dari peradaban bangsa dan di sesuaikan dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang
mendasarkan kebudayaan nasional dapat menghindarkan dari kebodohan. Pendidikan yang ada
pada masa kolonial tidak mencerdaskan, melainkan pendidikan yang diberikan oleh Belanda
kepada masyarakat Indonesia bertujuan untuk menciptakan sumberdaya manusia masyarakat
Indonesia yang siap menjadi tenaga kerja untuk Belanda dan diberi upah yang minim. Namun,
pendidikan yang diberikan oleh Belanda memberi dampak positif terhadap masyarakat
Indonesia, masyarakat Indonesia mulai dapat belajar membaca dan menghitung. Selain itu
dampak positif dari pendidikan yang diberikan Belanda adalah terbentuknya Lembaga
pendidikan di Indonesia yang dibangun oleh tokoh-tokoh pendidikan. Dalam kapasitasnya
sebagai seorang pemikir dan praktisi pendidikan, Ki Hadjar Dewantara disebut sebagai pejuang
kemanusiaan di Indonesia. Ia berupaya membangun dan menyelenggarakan pendidikan untuk
manusia di Indonesia dengan konsep, landasan, semboyan dan metode yang menampilkan
kekhasan kultural Indonesia. Pada masa Ki Hadjar Dewantara menjabat sebagai Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, pendidikan di sekolah bukan hanya menjadikan
manusia yang mampu menguasai sesuatu, tetapi manusia susila yang cakap; menghasilkan
warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab kepada kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.
Kondisi pendidikan yang ada di Indonesia setelah merdeka mengarah pada perubahan
proses pembelajaran dan landasan pendidikan. Sehingga pendidikan di era ini, bangsa
Indonesia menghilangkan paham-paham pendidikan dari Belanda, sehingga siswa Indonesia
memiliki ciri tersendiri dalam dunia pendidikan. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menambahkan berbagai budaya bangsa Indonesia yang dapat diwariskan kegenarasi
selanjutnya. Kemudian, Pendidikan di Indonesia pada abad ke-21 menjadikan abad globalisasi.
Pada saat ini, pembelajaran tidak terfokus pada kebudayaan lagi. Akan tetapi, berfokus pada
sikap berpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kreativitas dan inovasi,
serta kolaborasi atau Kerjasama. Pada zaman ini teknologi merupakan sarana utama dalam
dunia pendidikan. Sebagai seorang guru, kita perlu meningkatkan pemahaman kemampuan
adaptasi teknologi serta dapat memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan pembelajaran.
Referensi

A Ainia, Dela Khoirul. (2020). “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan
Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter”. Jurnal Filsafat Indonesia,
3(3).
Sugiarta, I.M.,Mardana.I.B.P, Adiarta, A.,&Artanayasa, I.W. (2019). “Filsafat Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara (Tokoh Timur)”. Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3). Hal: 124-136.
Zuriatin, Nurhasanah, dan Nurlaila. (2021). “Pandangan Dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
Dalam Memajukan Pendidikan Nasional”. Jurnal Pendidikan IPS, 11(1). Hal: 47-55.

Anda mungkin juga menyukai