NIM :235076162
TOPIK 5 – KONEKSI ANTAR MATERI
FILOSOFI PENDIDIKAN
TOPIK I
Perjalanan sejarah pendidikan Indonesia dimulai dan adanya paradigma baru yang merupakan
suatu bentuk pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang perlu diimplementasikan sesuai kodrat
zaman dan kodrat alam. Topik I mempelajari tentang pendidikan Indonesia dari zaman colonial
Belanda hingga sekarang yang membuat kami sadar bajwa pendidikan Indonesia tidak berdiri
dengan sendiri dan instan, tetapi di dalamnya terdapat perjuangan-perjuangan Ki Hadjar
Dewantara yang juga mengajarkan tentang pentingnya system Tri Pusat Pendidikan, yaitu
pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam
membentuk watak dan kepribadian anak. Dalam mendidik, anak harus diberi tuntunan dan
dorongan agar tumbuh dan berkembang atas dasar kodratnya sendiri.
TOPIK II
Topik II mempelajari lebih dalam lagi tentang pemikiran-pemikiran Ki hadjar Dewantara
dengan makna yang lebih dalam daripada topik I. Disini mempelajari mengenai buah dari
pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu:
1. Pendidikan di Indonesia tidak hanya mengedepankan aspek kecerdasan peserta didik
namun juga aspek karakter dan sosial. Berdasarkan hal tersebut, budi pekerti merupakan
perpaduan antara cipta dan karsa sehingga menciptakan sebuah karya. Hal tersebut erat
kaitannya dengan konsep trilogy Ki Hadjar Dewantara.
2. Sistem among yang berarti menuntun, sehingga seorang pendidik/guru harus menuntun
peserta didik agar mereka dapat tumbuh kembang menjadi manusia sesuai dengan
kodratnya. Dalam system among, anak-anak dibiasakan untuk disiplin mencari dan belajar
sendiri. Prinsip belajar Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan merupakan kesenian yang
termasuk ke dalam bagian penting dalam kurikulum pendidikan.
3. Pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada daya intelektualitas peserta didik saja,
namun juga nilai budaya. Nilai-nilai pada diri mereka harus mampu mencerminkan sikap
profil pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pendidikan Ki hadjar Dewantara.
4. Kodarat alam dan kodrat zaman. Dimana implementasi pendidikan di Indonesia sering
mengalami dinamika perubahan yang berkelanjutan. Jadi, seorang pendidik alangkah
baiknya memberikan pengajaran kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan
lingkungan dan zamannya.
TOPIK III
Topik III mempelajari tentang manusia Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati
nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia meliputi nilai, jiwa, Hasrat,
martabat, sosial, tradisi, dan relasionalitas. Tiga hal yang terdapap pada nilai-nilai kemanusiaa
khas Indonesia, yaitu kebhinekaan, Pancasila, dan religiulitas. Bhineka Tunggal Ika merupakan
pedoman untuk hidup berdampingan bersama-sama memperkokoh nasionalisme Indonesia.
Dalam kebhinekaan ada tiga wujud budaya, yaitu ide, gagasan, dan nilai atau norma. Pancasila
juga sebagai jiwa bangsa Indonesia atau bisa juga disebut intisari nilai-nilai jiwa semangat
menjunjung nilai gotong-royong. Sedangkan religiulitas dapat diartikan sebagai inti dan daya
agama. Karateristik peserta didik meliputi etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan
kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral dan spiritual serta perkembangan motoric.
TOPIK IV
Topik IV mempelajari tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia yang
memiliki keberagaman baik agama, kebudayaan, ras, etnis, sosial dan Bahasa. Wujud dari
nilai-nilai Pancasila yang diterapkan di lingkungan sekolah yaitu Profil Pelajar Pancasila yang
memiliki enam elemen, yaitu: 1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
2) Berkebhinekaan global; 3) Mandiri; 4) Gotong royong; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.