Oleh:
Dwiane Rizki Utami
2501022617
Pada topik ini kita belajar tentang pemikiran-pemikiran ki hadjar dewantara dimana awal
sejarah pendidikana indonesia kurikulum paradigma baru merupakan suatu bentuk ingin
merealisasikanpe mikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang belum dapat
diimplementasikan pada kurikulum sebelumnya. Dalam mengenal pendidikan indonesia dari
jaman kolonial hingga sekarang dimana pada proses dalam perjuangan-perjuangannya yang
luar biasa dari beberapa pihak terutama Ki Hadjar Dewantara hingga kami sebagai
masyakarat indonesia menjadi lebih menghormati adanya pendidikan indoensia.
Dapat saya simpulkan hal apa yang harus saya lakukan untuk mewujudkan Pendidikan yang
saya inginkan. Hal yang bisa saya terapkan di kelas saya adalah melakukan diagnosis awal
untuk mengetahui kemampuan siswa, bakat, dan keinginan siswa dalam pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Menyadari tiap anak punya bakat masing-masing, tidak boleh memaksakan harus bisa
matematika. Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam pembelajarannya. Saya tidak akan
fokus pada nilai kognitif saja namun nilai-nilai lain bahkan keterampilan juga sangat
dibutuhkan.
Saya akan merubah pemikiran saya bahwa pengajar satu-satunya sumber belajar namun
pengajar adalah salah satu fasilitator anak untuk membantu anak mengembangkan bakatnya.
Menyiapkan Pendidikan bagi anak menghadapi Pendidikan abad 21 yaitu tentang kesadaran
budaya, inovasi, penyelesain masalah, komunikasi, bertanggungjawab dengan membuat kelas
dinamis sesuai perkembangan dunia saat ini.
Pada topik 2 kami belajar lebih dalam mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara
dengan makna yang lebih dalam daripada apa yang sudah dijealaskan pada Topik 1. Disini
kami belajar mengenai buah dari pemikiran Ki Hajar Dewantara berupa:
budi pekerti, penjelasan sistem among, pendidikan keindonesiaan dan kodrat alam & zaman.
1. Budi pekerti
Jika kita meninjau kembali pendidikan di Indonesia tidak hanya mengedepankan aspek
kecerdasaan peserta didik namun juga aspek karakter dan social. Berdasarkan hal
tersebut budi pekerti merupakan perpaduan antara cipta (cognitive), karsa (afeksi)
sehingga menciptakan sebuah karya (prsikomotor). Hal tersebut erat kaitannya dengan
konsep Trilogi KHD.
2. System among
Kita lihat dari kata “among” yang berarti menuntun. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
seorang pendidik harus mampu membimbing peserta didik agar mereka dapat tumbuh
dan berkembang menjadi manusia sesuai dengan kodratnya. Dalam sistem among,
anak-anak harus dibiasakan untuk mendisiplin diri untuk mencari dan belajar
sendiri. Ki Hadjar Dewantara di samping ilmu yang umum, kesenian merupakan
bagian yang penting dalam kurikulum pendidikan (Marisyah, Firman & Rusdinal, 2019).
3. Pendidikan keindonesiaan
Pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada daya intelektualitas peserta didik
saja, namun juga nilai budaya. Nilai-nilai pada diri mereka dan menciptakan sikap
profil pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara.
Pada topik 3 kami mempelajari manusia Indonesia berarti identitas manusia yang
Terakhir yaitu benda bernilai atau artifact. Ini juga memiliki tujuh unsur penting budaya
yaitu; bahasa, kesenian, organisasi sosial, sistem religi, teknologi, mata pencaharian,
ilmu pengetahuan. Hal hakiki yang kedua yaitu pancasila sebagai identitas bangsa dan
manusia Indonesia. Pancasila juga sebagai djiwa bangsa Indonesia atau bisa juga intisari
nilai-nilai jiwa dan semangat menjunjung nilai gotong royong.
Hal ketiga yaitu religiositas. Religiositas diartikan sebagi inti dan daya agama. Karakteristik
peserta didik meliputi etnik, kultural, status social, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
perkembangan moral dan spiritual, serta perkembangan motorik. Setelah melihat
karakteristik peserta didik materi pembelajaran juga diajarkan sesuai dengan tingkat
perkembangan usia peserta didik (Yanuarti, 2019).
Kesimpulan dari topik I, II, III Filosofi Pendidikan