Anda di halaman 1dari 2

T3-7.

Koneksi Antar Materi

Manusia Indonesia dari Perspektif yang Beragam

Nama : Nafiis Syahmi Al Zuhri

NIM : 23530655

 Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan


pemahaman dari Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang
identitas manusia Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan
dalam proses belajar. Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada
Mata Kuliah Sosio-Kultural dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat
bagaimana latar belakang sosial budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di
Daerah Khusus.

Manusia Indonesia memiliki identitas yang beragam dalam hal pengalaman hidup,
budaya, bahasa, ras, suku, bahasa, kepercayaan, tradisi, dan agama. Keragaman identitas
tersebut menimbulkan respon sosial yang berbeda, sehingga perlu adanya interaksi antar
manusia yang mengutamakan kesesuaian-kesesuaian dan berkesinambungan. Dalam ilmu
psikologi perkembangan jika dikaitkan dengan keberagam identitas manusia Indonesia dapat
diketahui bahwa cara-cara tradisi sebuah budaya itu dapat mengatur, mempengaruhi, dan
mentransformasikan perilaku manusia, sehingga perlu adanya sikap toleransi dalam
menyatukan keberagaman khas Indonesia. Identitas manusia Indonesia ini memiliki nilai-nilai
luhur yang dapat disatukan melalui Pendidikan Nasional, karena memiliki tujuan membangun
paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku untuk memupuk semangat persatuan, cinta
tanah air dan memiliki semangat kebangsaan. Sehingga landasan pendidikan Indonesia perlu
diwujudkan agar ilmu pendidikan Indonesia mudah dibentuk dengan berlandaskan nilai
kebhinekaan, nilai- nilai Pancasila dan nilai religius. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara “bahwa corak pendidikan haruslah bersifat nasional”. Artinya secara
nasional pendidikan harus memiliki corak yang sama dengan tidak mengabaikan budaya lokal
dalam mengembangkan karakter anak bangsa.
Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, tentunya kita sebagai
pendidik harus memberikan tuntunan kepada peserta didik dengan lebih sabar dan ikhlas,
karena masing-masing peserta didik memiliki keunikan dan karakter yag berbeda-beda. Oleh
karena itu, pendidik tidak perlu memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik dan
memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya, selain itu guru juga bisa
memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dengan mencoba berbagai
macam model pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sebagai
manusia Indonesia, kita memiliki identitas-identitas khas sosio-kultural masyarakat Indonesia
untuk membangun perkembangan karakter pola asuh peserta didik. Seperti mengajarkan
peserta didik untuk bertanggung jawab, memiliki kepekaan sosial sehingga melahirkan sikap
tolong menolong dan mengajarkannya tentang sikap toleransi dengan perbedaan dan
keragaman yang ada.

Anda mungkin juga menyukai