Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dicy Chandra Tarigan

Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan


Bidang study : Filosofi Pendidikan Indonesia

Argunen Kritis Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam


Pekembangan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

Ki hadjar Dewantara merupakan salah satu tokoh pahlawan yang sangat berpengaruh
pada perkembangan pendidikan Indonesia dari masa penjajahan sampai masa kemerdekaan.
Bahkan konsep pemikiran beliau terkait pendidikan masih di terapkan dalam system
pendidikan.saat ini. Pada waktu penjajahan belanda terjadi eksploitasi jiwa dan raga karena
pendidikan pada waktu itu hanya semata-mata untuk kepentingan penjajah (Mangunpranoto,
dalam fajar dkk 2014:2). Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikan yang ditempuh oleh
rakyatnya, bagaimana sejarah pendidikan dimasa lampau dapat melahirkan cendekiawan yang
menggagas dasar kebangsaan dan nasuinalisme (Zofrano & Yasinta, 2020:91)

Pada tahun 1854 beberapa bupati menginisiasi pendirian sekolah kabupaten tetapi hanya
untuk mendidik calon calon pegawai. Kemudian pada tahun yang sama lahir lah sekolah-sekolah
bumi putera yang hanya mempunyai
3 kelas. Rakyat hanya diajari membaca, menulis dan menghitung seperlunya dan hanya
mendidik orang orang pembantu dalam mendukung usaha dagang mereka. Kemudian pemerintah
hindia belanda memberikan kelonggaran kepada calon mudir dokter jawa untuk mendapatkan
pendidikan dan pengajaran diakrenakan adanya organisasi boedi utmo 20 mei 1908 dan kartini
1912. Pada tahun 1920 lahirlah cita-cita baru untuk perubahan radikan dalam pendidikan dan
pengajaran. Dan pada tahun 1922 lahir lah taman siswa di yogya oleh ki hadjar dewantara
sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.

Beliau berkata “pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan


yang hidup dalam masyarakat kebangsaan”. Pada hal ini kebudayaan dan pendidikan dua hal
yang tidak dapat terpisahkan. Maksud dari pernyataan Ki hadjar dewantara di atas adalah untuk
mencapai kebudayaan yang kita impikan dan peradapan bangsa yang kita cita citakan pendidikan
adalah sebagai pondasinya.

Inti dari filsafatt pendidikan Ki Hadjar dewantara adalah perubahan. Pendidikan tidak
boleh statis. Pendidikan dan kebudayaan harus terus berubah menjawab tuntutan zamannya.
Nilai-nilai kemanusiaan adalah sumbu esensial dari kebudayaan. Relevansi pemikiran Ki hadjar
dewantara terhadap trasnformasi pendidikan yang sedang kita lakukan sekarang adalah, filosofi
Ki hadjar dewantara adalah perubahan. Dalam hal ini ada 3 kerangka perunahan Ki hadjar
dewantara. Ialah

 Kodrat keadaan (kodrat alam.Kodrat zaman),


 Prinsip melakukan perubahan (asas trikon)
Asas trikon (kontinuitas, konvergensi, konsentris). Yakni dalam melakukan perubahan menurut
Ki hadjar, kita harus melakukan dialog kritis tentang sejarah. Dalam bergereak maju kedepan,
kita tidak boleh lupa akan akr nilai budaya yang hakiki dari masyarakat (Kontinuitas). Kemudian
juga harus konvergensi yaitu pendidikan harus memanusiakan manusia dan memperkuat nilai
kemanusiaan. Kemudian juga harus Konsentris yakni pendidikan harus menghargai keragaman
dan memerdekakan pemelajar karena setiap orang berputar dan beredar sesuai orbitnya.

Yang berubah ialah budi pekerti, budi menurut Ki hadjar dewantara ada 3 yaitu cipta,
rasa, dan karsa. Dan pekerti yaitu tenaga. Dalam filosofi pendidikan Ki hadjar harus seimbang
perubahan tersebut. Yaitu olah cipta yakni menajamkan pemikiran, ola rasa menghaluskan rasa,
ola karsa yaitu memperkuatkan kemauan dan olahraga yaitu menyehatkan jasmani. Sehingga
pendidikan itu holistic dan seimbang. Apabila pendidikan ini bisa dilakukan dengan seimbang
menurut Ki hadjar ini akan terjadi kesempurnaan budi pekerti yang membawa kita pada
kebijaksanaan. Dengan kata lain jika kita melakukan pendidikan yang seimbang tumbuh
kembang anak secara holistic ini akan menghadirkan banyak insang-insang yang penuh dengan
kebijaksanaan. Dan sebaliknya, jika kita melakukan pendidikan dengan timpang maka kita akan
menciptakan masyarakat yang langka dan hampa dengan kebijaksanaan. Pada akhirnya semua
disiplin ilmu harus menuju pada kebijaksanaan.

Relevansi berikutnya, yang dapat di pelajarin dari Ki hadjar dewantara adalah keharusan
untuk memandang anak dengan rasa hormat. Berorientasi kepada anak, menurut Ki hadjar semua
yang kita lakukan di bidang pendidikan dan para pendidik itu harus berorientasi penuh kepada
murid. Dengan bahasa Ki hadjar dari salah satu asas dari taman siswa “Bebas dari segala ikatan,
dengan suci hati mendekati sang anak, tidak meminta sesuatu hak namun untuk berhamba pada
sang anak”. Kalimat Berhamba kepada sang anak merupakan analogi namun memiliki
kedalaman nilai yang luar biasa

Anda mungkin juga menyukai