ARGUMENTASI KRITIS “GERAKAN TRANSFORMASI KI HADJAR DEWANTARA DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN" Tanggal 2 Mei adalah hari Pendidikan Nasional, yang diperingati sebagai hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, yang berjuang melawan kolonialisme dan penjajahan Belanda. Pendidikan di Indonesia telah menempuh berbagai perjalan panjang dalam sejarah dan telah mengalami banyak transformasi. Pendidikan Indonesia terus berkembang dari sebelum kemerdekaan hingga sesudah kemerdekaan. Pada tahun 1854, bupati mendirikan sekolah kabupaten untuk mendidik calon pegawai. Pada tahun berikutnya, sekolah-sekolah Bumiputera muncul dengan hanya tiga kelas dan mengajarkan rakyat membaca, menulis, dan berhitung. Pada tahun 1920, cita-cita baru menginginkan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Dikenal sebagai tokoh nasionalis, Ki Hadjar Dewantara mendukung sistem pendidikan bangsa Indonesia karena semangatnya untuk melakukan transformasi radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah tempat di mana kebudayaan ditanam dalam masyarakat kebangsaan. Pendidikan bukan hanya tentang peserta didik pergi ke sekolah atau hal-hal lain. Ini adalah tentang membawa kebudayaan yang diinginkan, atau dengan kata lain, menjadikannya landasan pembentukan peradaban negara. Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara berfokus pada perubahan. Menurut Ki Hadjar Dewantara, untuk menjaga kebudayaan, kita harus terus bergerak sesuai dengan alam dan zaman kita. Kebudayaan akan hancur jika terisolasi, begitu pula pendidikan tidak boleh statis karena harus berubah untuk memenuhi tuntutan zaman. Dengan perkembangan saat ini, pendidikan di Indonesia telah masuk ke abad 21 atau lebih tepatnya abad globalisasi, dan fokus utama pendidikan saat ini adalah teknologi. Tidak diragukan lagi, kemajuan teknologi dapat membantu para aktivis pendidikan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Banyak era digital saat ini dibuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Tapi, bagaimana dengan permasalahan dengan pendidikan yang berada dipelosok yang tentu saja dari era teknologi masih kurang memadai tentu saja perubahan- perubahan yang diingikan ini tidak merata secara menyeluruh untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, sekolah masih sulit dijangkau, dalam arti jalur transportasi dari pedesaan menuju sekolah sangat jauh atau tidak memadai sehingga menyulitkan peserta didik untuk mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Ditambah lagi fasilitas yang disediakan masih sangat terbatas, guru pengajarnyapun banyak yang tidak memenuhi kualifikasi. Hal ini menyebabkan banyak pihak yang menilai Indonesia harus membenahi sistem pendidikannya secara total jika ingin bersanding dengan negara lain di ranah internasional. Artinya pendidikan di Indonesia belum mengalami perubahan- perubahan yang secara merata. Jadi, sudah pantaskah pendidikan dikatakan merdeka dengan adanya perubahan dalam pendidikan dengan mengikuti perkembangan teknologi atau perkembangan zaman? Tentu saja inilah tantangan para pejuang pendidikan untuk mengatarkan perubahan pendidikan Indonesia ke arah pendidikan yang lebih baik sesuai dengan perubahan yang di maksud oleh bapak pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara.