Anda di halaman 1dari 10

Latar belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan


sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif, Pendidikan juga berfungsi sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu.Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi, sosiologis, dan
kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput
masa depan. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan
yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan
menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih
besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
pendidikan berwujud sebagai hasil, artinya pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang
telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah proses pendidikan berlangsung.
Kegiatan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang setua dengan usia
manusia. Artinya sejak adanya manusia telah ada usaha-usaha pendidikan,
dalamrangka memberi kemampuan kepada peserta didik untuk dapat hidup secara mandiri
di dalammasyarakat. Sistem pendidikan yang dianut oleh setiap negara akan
mewarnai operasionalisasi pendidikannya, baik menyangkut isi, bentuk, struktur kurikulum,
maupun komponen pokok pendidikan yang lain. Tampaknya terdapat adanya korelasi
antara sistem pendidikan dengan tingkat kemajuan dan kebudayaan suatu kelompok
manusia atau suatubangsa. Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa, makin tinggi dan makin
kompleks, proses pendidikan yang terdapat pada bangsa yang bersangkutan.
Makalah ini akan memaparkan berbagai landasan dan asas asas pokok pendidikan
nasional, konsep belajar yang dikaitkan dengan PAUD, macam macam teori belajar serta
implikasi dan penerapannya dari landasan, asas-asas pendidikan dan teori belajar tersebut
Dan saya harap makalah ini dapat berguna oleh siapa saja yang membacanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa landasan dan asas-asas pokok pendidikan nasional?
2. Apa saja konsep belajari yang dapat dikaitkan dengan PAUD ?
3. Apa saja macam-macam teori belajar?
4. Bagaimana implikasi dan penerapannya dari landasan, asas-asas pendidikan dari
teori belajar tersebut.?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui landasan dan asas-asas pokok pendidikan nasional.
2. Agar dapat mengetahui konsep belajar yang dapat dikaitkan dengan PAUD
3. Agar dapat memahami macam-macam teori belajar
4. Agar dapat memahami implikasi dan penerapan dari landasan, dan asas-asas
pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

4. Implikasi dan penerapaan dari landasan, dan asas-asas pendidikan.

Implikasi dan penerapan Landasan landasan pendidikan


Landasan Yuridis
1. Pelaksanaan Ujian Akhir Nasional dengan standar nilai.
2. Keputusan kenaikan kelas dilakukan satu tahun sakali.
3. Penerapan UU Guru dan Dosen
Landasan Historis
1. Pelaksanaan upacara bendera dan peringatan hari besar nasional.
2. Pembelajaran sejarah melalui mata pelajaran sejarah.
3. Diajarkan lagu-lagu nasional untuk mengenang kembali sejarah perjuangan bangsa.
Landasan Filsafat
1. Penerapan kurikulum yang sesuai.
2. Pembelajaran nilai-nilai moral dan pancasila melalui pelajaran PKn.
Landasan Psikilogis
1. Adanya guru bimbingan konseling untuk menyelesaikan masalah siswa.
2. Kebijakan untuk mengumumkan juara di sekolah setelah ujian kenaikan kelas,
sebagai penghargaan kepada siswa berprestasi dan juga motivasi untuk siswa
lainnya.
3. Pemberian beasiswa kepada siswa yang memiliki prestasi tinggi.
Landasan Sosiologis
1. Diadakannya kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
2. Pelaksanaan piket kelas dalam bentuk kelompok yang juga mengajarkan gotong
royong dan kerjasama kepada siswa.
Landasan Antropologis
1. Pengadaan kebijakan sekolah tentang sosialisasi hal-hal baik kepada siswa.
Landasan Ekonomi
2. Pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi dan kepada siswa yang kurang
mampu.
3. Kerjasama sekolah dengan para usahawan dalam pengadaan buku untuk
perpustakaan yang dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi serta
sarana belajar bagi siswa.
4. Pembayaran SPP untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Landasan Religi
1. Pembelajaran agama untuk mendidik akhlak siswa.
2. Kegiatan infaq dan zakat mendidik siswa untuk berbagi dengan sesama atas dasar Al-
Qur’an dan Sunah.

Implikasi dan Penerapan asas-asas pendidikan

asas Tut Wuri Handayani

1. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan


yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
2. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang
tertentu yang diinginkannya.Peserta didik yang memiliki kelainan (cacat fisik atau
mental) memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan
sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat tumbuh menjadi manusia yang
mandiri.
3. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang
memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang
beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal (Qym, 2009, dalam
Jurnal Ilmu Pendidikan).

asas belajar sepanjang hayat

1. Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.


Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat
ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal dan
berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.
2. Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan
pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya
secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil
pendidikan di seluruh tanah air.
3. Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan
agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkualitas melalui pendidika
4. Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin
meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana
pelatihan dan keterampilan, dan sarana pendidikan jasmani.
5. Pengadaan buku ajar diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat
yang bertujuan untuk:
6. Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat
secara berbudaya melalui berbagai cara belajar.
7. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.
8. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
keterampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme,
kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
9. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan
berbagai macam kegiatan olahraga guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran
serta prestasi di bidang olahraga.
10. Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, keterampilan serta ketahanan
mental.
11. Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah telah mengupayakan
usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan
cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang

Asas kemandirian dalam belajar

1. Adanya kegiatan evaluasi diri yang dilakukan oleh siswa sendiri


2. Peserta didik mempunyai kesempatan untuk ikut ikut menentukan tujuan
pembelajaraan yang ingin dicapai sesuai dengan kondisi dan kebutuhan belajarnya
3. Peserta didik mempunyai kebebasan untuk belajar sesuai dengan kecepatannya
sendiri.
4. Peserta didik boleh ikut menentukan bahan belajar yang ingin dipelajarinya dan cara
mempelajarinya
5. Peserta didik dapat ikut menentukan cara evaluasi yang akan digunakan untuk
menilai kemajuaan belajarnya

implikasi dan Penerapan Teori teori belajar

teori belajar behavioristik:

1. Memutuskan visi/mis dan parameter pembelajaran.


2. Pengetahuan awal siswa dalam lingkungan belajar akan diidentifikasi dan dianalisis.
3. Memutuskan jenis materi yang akan disampaikan.
4. Menjelaskan materi menjadi kategori dalam bentuk kecil seperti topik, poin bahasan
dan sub-poin.
5. Presentasi atau penjelasan pembelajaran.
6. Melepaskan rangsangan (stimulus) ke siswa.
7. Memperhatikan dan mendalami siswa dalam bereaksi terhadap stimulus yang
dilepaskan.
8. Menyampaikan penjelasan positif dan negatif yang baik kepada siswa.
9. Melepaskan kembali stimulasi.
10. Memperhatikan dan mendalami siswa dalam merespon stimulus.
11. Menyampaikan penjelasan lagi baik negatif dan positif.
12. Diakhiri dengan kesimpulan dan evaluasi hasil belajar.

Teori belajar Kognitif

1. Belajar tidak harus berpusat pada guru tetapi peserta didik harus lebih aktif. Oleh
karenanya peserta didik harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang
dipelajarinya. Konsekwensinya materi yang dipelajari harus menarik minat belajar
peserta didik dan menantangnya sehingga mereka asyik dan terlibat dalam proses
pembelajaran.
2. Bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama.
Peserta didik akan sulit memahami bahan pelajaran Jika frekuensi belajar hitung
loncat-loncat. Bagi anak SD pengoperasian suatu penjumlahan harus menggunakan
benda-benda terutama di kelas-kelas awal karena tahap perkembangan berpikir
mereka baru mencapai tahap operasi konkret.
3. Dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan tahapan perkembangan
kognitif peserta didik. Materi dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan
kognitif itu dan harus merangsang kemampuan berpikir mereka.
4. Belajar harus berpusat pada peserta didik karena peserta didik melihat sesuatu
berdasarkan dirinya sendiri. Untuk terjadinya proses belajar harus tidak ada proses
paksaan agar sifat egosentrisnya tidak terbunuh.

Teori belajar Humanistik

1. Peka terhadap siswa yang kurang percaya diri dalam belajar sehingga guru akan
memberikan motivasi.
2. Menolong siswa untuk bisa mendapatkan kejelasan dalam tugas individu dan juga
tugas grup dalam pembelajaran.
3. Guru harus mengetahui sifat-sifat siswa.
4. Guru harus menjadi fasilitator dan mengarahkan dalam memperoleh referensi untuk
belajar.
5. Bisa beradaptasi dengan mudah bersama siswa.
6. Guru juga harus mempunyai keterampilan komunikasi yang baik untuk bisa
membaur sebagai pembimbing dan sahabat untuk siswa.
7. Guru harus sudah tahu tentang jati diri dan mempunyai self control agar bisa
memahami siswa.
8. Memformulasikan misi belajar yang jelas.
9. Mencari jalan agar siswa proaktif dalam proses pembelajaran menuntut siswa untuk
bisa berkomitmen dalam menegakan kejujuran dan kegembiraan.
10. Memotivasi perasaan siswa sehingga mereka bisa belajar secara mandiri.
11. Menumbuhkan perilaku berpikir kritis dan kreatif dan bisa memahami secara sadar
dalam pembelajaran.

Teori belajar Konstruktivitik

Penerapan teori belajar konstruktivistik meliputi 4 tahapan, yaitu


1. Apersepsi. Pada tahap ini, pelajar didorong untuk mengemukakan pengetahuan
awaltentang konsep yang akan dibahas. Pendidik bisa sesekali memancing dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
tentunya masih berkaitan dengan konsep yag akan dibahas. Pelajar diberi kesempatan
untuk mengilustrasikan pemahamannya tentang suatu konsep.
2. Eksplorasi. Pada tahap ini pelajar diberi kesempatan untuk menyelidiki kegiatan dan
menemukan konsep melalui pengumpulan data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang
oleh pendidik kemudian didiskusikan secara berkelompok.
3. Diskusi dan penjelasan konsep. Pada tahap ini pelajar menyampaikan penjelasan dan
solusi berdasarkan hasil observasi yang telah ditentukan oleh pendidik, pendidik sesekali
memberikan penjelasan sehingga pelajar tidak ragu-ragu mengenai konsepnya.
4. Pengembangan dan aplikasi. Pada tahap ini pendidik berusaha menciptakan suasana
belajar yang memungkinkan pelajar dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya baik
melalui kegiatan ataupun pemunculan dan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan
dengan isu yang ada.

Teori Gestalt

1. Dalam bidang Kurikulum


a. Dalam tingkatan yang rendah, disusun kurikulum dari suatu kesatuan yang
utuh.
b. Disini diajarkan yang pokok-pokok secara garis besar. Di tingkat yang lebih
tinggi, kesatuan itu diberikan lagi, tetapi dibahas lebih mengarah ke bagian-
bagian lebih mendalam.
c. Sedang ditingkat yang lebih tinggi lagi, kesatuan tersebut tetap digunakan,
tetapi dibahas menjadi kesatuan-kesatuan yang lebih mendalam lagi.
2. Dalam Bidang Didaktik Metodik
a. Dalam bidang Didaktik Metodik, khususnya mengenai metode mengajar
membaca, menulis.
b. Di Indonesia khususnya, metode mengajar membaca menulis dengan metode
mengeja ini masih ada guru yang melakukan, meskipun secara resmi
pemerintah telah mengganti dengan metode global (secara resmi digunakan
istilah metode S.A.S = Struktural Analitis Sintesis).
3. Dalam metode mengajar
a. Guru harus pandai mengatur strategi (membuat siasat) bagaimana cara
mengajar untuk menimbulkan pemahaman (insight) oleh murid sendiri tanpa
murid merasa digurui secara langsung.
b. Metode ini terkenal dengan metode problem solving (pemecahan masalah).

teori kecerdasan ganda

1. -Pendidik perlu membantu tumbuh kembang anak dalam berbagai rencana,


pelaksanaan, dan evaluasi program yang memberi wadah bagi perkembangan semua
jenis kecerdasan mereka.
2. -Pendidik lebih arif dan mampu menghargai serta memfasilitasi perkembangan anak.
3. -Pendidik memiliki andil besar untuk membantu perkembangan inteligensi peserta
didik.
4. -Setiap siswa memiliki inteligensi yang mungkin berbeda, sehingga siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran jika materinya disajikan sesuai dengan inteligensi yang
menonjol dalam diri siswa. Misalnya, bila siswa menonjol dalam inteligensi musikal,
ia akan mudah memahami mata pelajaran tertentu, misalnya biologi, jika dijelaskan
dengan memasukkan unsur musik ke dalamnya. Jika siswa menonjol dalam
inteligensi visual, ia akan lebih mudah menangkap pelajaran jika dijelaskan
menggunakan bermacam-macam bentuk yang dapat diamati. Oleh karena inteligensi
siswa di kelas beragam, maka guru dalam bidang studi apapun perlu memasukkan
dan mengolah materi yang akan diajarkan sesuai dengan inteligensi siswa-siswa
tersebut.
5. -Setiap guru mencoba mengenali inteligensi apa saja yang dimiliki anak didiknya
6. -Guru yang menonjol dalam inteligensi linguistik akan senang mengajar dengan
menggunakan
7. model inteligensi itu, seperti berceramah, bercerita panjang lebar, dengan puisi,
membaca, dan sebagainya. Guru yang inteligensi matematis logisnya menonjol akan
lebih senang mengajar dengan menekankan cara pendekatan matematis-logis;
secara sistematis, dengan skema, bagan, rumus, dan sebagainya. Guru tersebut
jarang mengajar dengan menggunakan inteligensi kinestetik, interpersonal, ruang-
visual, natural, atau lainnya, yang mungkin lebih cocok untuk siswa. Akibatnya, siswa
yang tidak memiliki inteligensi sama dengan yang digunakan guru, kurang merasa
terbantu secara baik dalam belajarnya. Bahkan bisa jadi siswa tersebut merasa tidak
diajar apapun, karena guru mengajar dengan pendekatan yang cocok untuk dirinya
sendiri.
8. -Pembelajaran disekolah saat ini cenderung menyeragamkan siswa sehingga siswa
sulit mengembangkan potensi dirinya.
9. -Kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa antara lain kemampuan lisnguistik,
mathematic, sosial sience, dan natural sience, akan tetapi, kemampuan yang lain
juga harus dieksplorasi demi kemajuan siswa.

teori belajar sosial

Penerapan belajar sosial Albert Bandura dalam proses belajar mengajar memberi ruang bagi
suatu proses belajar yang bergerak terus-menerus. Gerak yang terus- menerus terjadi
mendorong munculnyamasalah sehingga memacu intelektual untuk memformulasikan
usulan-usulan baru untuk bertindak. Konteks pembelajaran Pertama, mementingkan
pengaruh lingkungan, mementingkan bagian-bagian, mementingkan peranan
reaksi,mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus
respon. Kedua, mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya,
mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan, hasil belajar yang
dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan

teori belajar van hiele

1. Penerapan teori ini bisa diberikan kepada siswa yang menyukai matematika
sehingga guru atau tenaga pendidik mudah untuk memberikan ilmu pengetahuan
2. Teori ini juga diterapkan kedalam materi materi geometri
teori Sosialkultural

Penerapan teori sosio-kultural dalam pendidikan dapat terjadi pada 3 jenis pendidikan
yaitu:
1. Pendidikan informal (keluarga)
Pendidikan anak dimulai dari lingkungan keluarga, dimana anak pertama kali melihat,
memahami, mendapatkan pengetahuan, sikap dari lingkungan keluarganya. Oleh karena itu
perkembangan prilaku masing-masing anak akan berbeda manakala berasal dari keluarga
yang berbeda, karena faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dalam keluarga
beragam, misalnya: tingkat pendidikan orang tua, faktor ekonomi keluarga, keharmonisan
dalam keluarga dan sebagainya.
2. Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal yang berbasis budaya banyak bermunculan untuk memberikan
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku pada anak, misalnya kursus membatik. Pendidikan
ini diberikan untuk membekali anak hal-hal tradisi yang berkembang di lingkungan sosial
masyarakatnya.
3. Pendidikan formal
Aplikasi teori sosio-kultural pada pendidikan formal dapat dilihat dari beberapa segi antara
lain:
· Kurikulum.
Khususnya untuk pendidikan di Indonesia pemberlakuan kurikulum pendidikan sesuai
Peraturan Menteri nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan KTSP, Peraturan Menteri
nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi, dan Peraturan Menteri nomor 22 tahun
2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar, jelas bahwa pendidikan di
Indonesia memberikan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap kepada anak untuk
mempelajari sosio-kultural masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional melalui
beberapa mata pelajaran yang telah ditetapkan, di antaranya: pendidikan kewarganegaraan,
pengetahuan sosial, muatan lokal, kesenian, dan olah raga.
· Siswa
Dalam pembelajaran KTSP anak mengalami pembelajaran secara langsung ataupun melalui
rekaman. Oleh sebab itu pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap bukan sesuatu yang
verbal tetapi anak mengalami pembelajaran secara langsung.Selain itu pembelajaran
memberikan kebebasan anak untuk berkembang sesuai bakat, minat, dan lingkungannya
pencapaiannya sesuai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
· Guru
Guru bukanlah narasumber segala-galanya, tetapi dalam pembelajaran lebih berperanan
sebagai fasilitator, mediator, motivator, evaluator, desainer pembelajaran dan tutor. Masih
banyak peran yang lain, oleh karenanya dalam pembelajaran ini peran aktif siswa sangat
diharapkan, sedangkan guru membantu perilaku siswa yang belum muncul secara mandiri
dalam bentuk pengayaan, remedial pembelajaran.
PTeori Belajar Sibernetik

1. Melakukan tindakan yang menarik minat siswa


2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai tujuan pengajaran dan topik-topik yang
akan dibahas
3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran
4. Menyampaikan isi pelajaran yang dibahas sesuai dengan topik yang telah ditetapkan.
5. Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6. Memberikan peneguhan kepada perilaku pembelajaran siswa.
7. Memberikan umpan balik terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengingat dan menggunakan hasil
pembelajaran

https://ardliyanadian.wordpress.com/2014/05/12/landasan-
landasan-pendidikan-dan-penerapannya/

Anda mungkin juga menyukai