Anda di halaman 1dari 29

Modul 3 Perkembangan Pendidikan

Sekolah dasar

KELOMPOK 3
1.MUHAMMAD SOPIAN NIM859895735
2.NURHASANAH NIM 859887942
3.SARA SULASTRI NIM 859887974
4.WALNA SOPA HARIKA
NIM.859888034 5.RAYANI
NASUTION NIM.859887967
Modul 3
Perkembangan Pendidikan
Sekolah Dasar
KB 1. Perkembangan Pendidikan Sekolah di Era Orde Baru
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar
di Era Orde baru

Era orde baru berawal dari pemerintahan orde lama dibawah


kepemimpinan Ir.Soekarno (1945-1965), yang kemudian dilanjutkan
pada pemerintahan Soeharto (1967-1998) atau lebih dikenal dengan
era orde baru. Era orde baru berakhir pada masa kepemimpinan BJ
Habibie (21 Mei 1998) yang merupakan simbol dari reformasi.
Ada 3 hal penting dalam perkembangan pendidikan sekolah dasar
pada era orde baru yaitu:
A. Perundang-undangan
Semua ketentuan perundang-undangan berdasar pada pasal 31 UUD 1945, jadi
Pendidikan Nasional merupakan produk sejarah dalam pemikiran bangsa Indonesia
untuk mewujudkan salah satu tujuan pemerintahan negara Indonesia, seperti yang
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat.
Ketentuan perundang-undangan pertama yg mengatur sistem pendidikan nasional
sesuai Pasal 31 UUD 1945 adalah :
1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran Nomor 104/Bhg O, Tanggal 1
Maret 1946 tentang Pembentukan Pengajaran Penyelidik Pengajaran RI. Di bawah Ki
Hajar Dewantara;
2. UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
(PPK);
3. UU No. 12 tahun 1954 tentang Dasar –dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
(PPK), yg merupakan pemberlakuan UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PPK) diseluruh RI bekas RIS;
4. Keputusan Presiden No. 145 Tahun 1965 tentang Perumusan
Tujuan Pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK;
5. Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966, tentang Agama,
Pendidikan, dan Kebudayaan, yg mengganti rumusan tujuan
Pendidikan Nasional menurut Keputusan Presiden No. 145
Tahun 1965 tentang Perumusan Tujuan Pendidikan sesuai
dengan Manipol-USDEK;
6. UU No. 22 Tahun 1961, khusus mengatur tentang Perguruan
Tinggi
7. UU No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS), yg mengatur pendidikan nasional dalam satu
sistem-SISDIKNAS.
B. Kebijakan Strategis

 Kebijakan strategis artinya keputusan manajemen yang bersifat mendasar dan


menyeluruh dari sebuah organisasi , dalam hal ini negara merupakan organisasi
tertinggi yang memiliki kekuatan dan alat-alat untuk memaksa warganya.
 Kebijakan strategi bersifat nasional yang mencakup seluruh sektor kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan, dan agama.
 Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-1993/1994) secara
keseluruhan, didasarkan pada UU tersebut, sehingga setiap warga negara RI
diharapkan “...memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan
dasar, yang meliputi kemampuan membaca, menulis, dan behitung, serta
menggunkan Bahasa Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga negara untuk
dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
C. Isi dan Proses Pendidikan SD

Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup


kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya serta pengelolaan
pendidikan secara keselurahan.
a. Kurikulum dan perangkat pendidikan
Isi pendidikan dasar diterapkan sekurang-kurangnya 13
bidang kajian, yaitu ; Pendidikan Pancasila,Agama,
Kewarganegaraan, bahasa Indonesia,Membaca dan Menulis,
Matematika,Pengantar Sains dan Teknologi, Ilmu Bumi,
SNSU, KTK, PenJaskes, Menggambar, dan Bahasa Inggris.
b. Pengolahan
Dengan melaksanakan program perluasan dan pemerataan
kesempatan belajar yang kita kenal Wajib Belajar SD, yaitu :
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan
daerah lain dan komunikasi yang sulit, SD yang terdiri atas dua atau tiga
guru untuk melayani murid pada 6 kelas dengan diterapkan pembelajaran
kelas rangkap melalui program satuan bakti guru daerah terpencil seperti
di Kepulauan Riau
2. Daerah dengan penduduk yang padat, daerah perkotaan dikembangkan
gedung bertingkat dengan ruang belajar lebih dari 6 ruangan agar dapat
menampung murid lebih dari 300 orang.
3. Daerah normal, daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk di
bawah 1000 orang per kilometer persegi, sehingga dibangun gedung SD
dengan enam ruangan untuk enam kelas. Melalui SD Tradisional
( Konvensional), SD Pamong, Program Kejar Paket A, SLB, SDLB,
Sekolah Terpadu.
MODUL 3 KB 2
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
A.Ketentuan Perundang-undangan Terkait Pendidikan SD
SEKOLAH DASAR di ERA
Perkembangan Pendididkan nasional pada Era Reformasi tidak bisa
REFORMASI
dilepaskan dari perkembangan pendidikan masa Orde Baru (ORBA).
Pada masa ORBA dibingkai secara komprehensif dalam Pembangunan
Jangka Panjang I (PJP I) 1969/1970 – 1993/1994 dan bagian awal dari
PJP II tahun 1994/1995 -2018/2019.
Perundangan yang mengatur SISDIKNAS pada Era Reformasi adalah
pasal 31 UUD 45 sebelum dan sesudah diamandemen yang dijabarkan
dalam UU No.2 Tahun 1989
UU No 20 Tahun 2003 dengan Peraturan pemerintah RI (PP RI No 19
Tahun 2005) Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
B. Berbagai Kebijakan Strategi Terkait Dan
Atau Tentang Pendidikan SD Dalam

Konteks Pembagunan Pendidikan Nasional.
Pembangunan Pendidikan Nasional berdasarkan GBHN yang tertuang dalam Tap MPR
No II/MPR/1998. GBHN memeuat tentang kerangka nasional tentang (PJP II) (1998-
2023) sektor pendidikan digariskan sbb:
“ Terwujudnya masyarakat yang makin sejahtera lahir batin secara adil dan merata,
terselenggaraanya pendidikan nasional dan pelayanan kesehatan yang makin
bermutu dan meratayang mampu mewujudkan yang beiman dan bertakwa tentang
Tuhan YM,berbudi luhur,sehat,cerdas,patriotik,berdisiplin,kreatif ,produktif dan
profesioanal; makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya
peradapan ,harkat martabat manusia Indonesia dan memperkuat jati diri dan
kepribadian bangsa”
 Untuk sektor Pendidikan digariskan sejumlah prinsip pembangunan, (GBHN,1998: 124-
128) yang secara singkat dapat dikemukakan bahwa pendidikan nasional :
 Berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasrkan Pancasila dan UUD 45.
 Diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia yang
beriman dan bertakwa pada Tuhan YME ,berakhlak musia berbudu pekerti luhur ,memiliki
pengetahuan keahlian dan ketrampilan,kesehatan jasmani dan rohani serta kepribadian yang mantap
dan mandiri.
 Harus menumbuhakan dan mempertebal rasa cinta tanah air,meningkatnya semnagat
kebagsaa,wawasann keunggulan ,kesetiakawanan sosial dan kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
menghargai jasa para pahlawan dan berorientasi masa depan.
 Perlu ditata dan dikembangkan dimantapkan secara terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur,jenis
dan jenjang pendidikan maupun antar sektor pendikan atau sektor pembangunan lainya serta antar
daerah dengan menggunakan menejemen yang mutakhir efektif dan efisien..
 Mengutamakan pemerarataan dan peningkatan pendidikan dasar ,kualitas pendidikan
kejuruan,pendidikan profesional serta meningkatkan wajib belajar sembilan tahun.
 Memberi kesempatan pada masyarakat seluas-luasnya berperan setta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional sesuai dengan perundang – undangan.
 Disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi dan tuntutan kebutuhan serta
perkembangan pembangunan.
 Melanjutkan dan meningkatkan pendiddikan pancasila termasuk P4,PMP, pendidikan agama dan PKN
disemua jalur,jenis dan jenjang pendidikan termasuk prasekolah sehingga terbentuk watak bangsa
yang kukuh.
Semua ketentuan perundang undangan yang menjadi turunan dari UU No 2 Tahun
1989 yang tidak bertentangandengan UU No 20 tahun 2003 masih berlaku. Pada
tahun 2004 di undangkan UU RI No 25 Tahun 2004.yang mencakup Rencana
Pembanguann jangka panjang ( RPJP) (20 tahun ) dan menengah ( 5 tahun). Untuk
pelaksanaannya di undangkan Perpres RI No 7 Tahun 2005 tentang
(RPJM) .Peningkatan relevansi pendidikan cirinya:

 Meningkatna proporsi pendidik formal dan non formal yang memiliki


kualifikasi minimum dan sertiikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar.
 Meningkatnya kualitas hasil belajar yang diukur dengan meningkatnya
presentasi siswa yang lulus evaluasi hasil belajar.
 Meningkatnya hasil penelitian,pengembangan dan penciptaan ilmu pengetahuan
dan tehnologi oleh PT dan lembaga Litbang serta penyebarluasan dan
penerapanya pada masyarakat.
Untuk SD sesuai UU No 4 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.Rincian
prioritas yang terkait pendidikan SD adalah sebagai berikut;

 Penyelenggara Wajar Dikdas 9 tahun termasuk didalamnya SD/MI 6 tahun


 Penyelenggara pendidikan non formal yang bermutu ,dalam hal ini pendidikan kesetaraan Paket A yang setara SD,bagi masyarakat yang akses
pendidikannya tidak terpenuhi oleh pendidikan
 Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, perkembangan global,nasional dan
lokal.
 Perkembangan pendidikan kewarganegaraan ,pendidikan multikultural,dan pendidikan budi pekerti ,termasuk pendidikan
kesenian ,kebbudayaan dan lingkungan hidup.
 Penyedia pendidik dan tenaga pendidikanSD/MI yang profesional.
 Penyedia sarana dan prasarana pendidikan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
 Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik SD/MI.
 Mengembangkan tehnologi komunikasi dan informasi dalm pendidikan.
 Mengembangkan sistem evalusi,akroditasi dan sertifikasi guru SD/MI.
 Menyempurnakan manejemen pendidikan dengan meningkatkan otonomi dan desentralisasi pendiddikan.
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembnagunan pendiddikan.
 Menata sistem pembiayaan pendidikan yang bersifat adil efisien dan efektif ,tranfaran dan akuntabel,termasuk penerapan pembiayaan
pendidikan berbasis jumlah siswa.
 Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20 % dari APBN danAPBD.
 Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pelaksanaan Wajar Dikdas 9 tahun.
Ketentuan perundangan yang merupakan turunan dari UU No 20 tentang Tahun 2003 yang terkait
pendidikan Dasar yakni PP RI No 19 tahun 2005 tentang SNP. Sistem dalam desentralisasi
pemeritah di undangkan UU NO 22 tahun 2002 tentang pemerintah daerah kemudian di ganti UU
No 32 Tahun 2004 pemerintah daerah yang dilengkapi PP No 38 tahun 2007. Yang menjadi
kewenagan pemerintah daerah:
 Pemerintah daerah Provinsi m3miliki kewenangan atas urusan wajib mengenai pendidikan SD sebagai
berikut:
 Perencanaan strategis
 Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional.
 Pemantauan dan evalusi Satuan Pendidikan Dasar bertaraf internasional pembiayaan penjaminan
mutu satuan pendidikan sesuai dengan kewenagannya.
 Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar.
 Pengawasan pendayagunaan bantuan dan sarana dan prasarana pendidikan.
 Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga pendidikan Satuan pendididkan Dasar bartaraf
internasional. Sesuai denagn kewenanganya.
 Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan antar kabupaten/kota.
 Peningkatan kesejahteraan,penghargaan dan perlindungan hukum pendidik dan
tenaga pendidikan Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional.
 Pembinaan dan pengembangan pendididk dan dan tenaga pendidikan PNS pada
Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional.
 Membantu pelaksanaan ujian nasional.
 Penyedian biaya ujian sekolah sekala provinsi.
 Pelaksana evaluasi pengelola Satuan pendidikan Satuan pendididkan Dasar bartaraf
internasional.pelaksana evalusi pencapaian standar nasioanl.
 Membantu pemerintah dalam pelaksanaan akriditasi.
 Supervisi dan fasilitasi Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional. Dalam
penjaminan mutu standar internasional.
 Evaluasi pelaksanaan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan skala provinsi.
 Pemerintah daerah kabupaten/kota memiiki kewenangan atas urusan wajib mengenai pendidikan SD/MI sebagai
berikut:

 Penetapan kebijakan operasional pendiddikan dikabupaten kota.


 Perencanaan operasioanl pendidikan SD sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi dan nasioanl.
 Sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tinglat kabupaten.
 Pengelolaan dan penyelenggara pendiddikan.
 Pemberian ijin pendirian serta pencabutan izin pendirian satuan pendiddikan.
 Penyelengaraan dan/atau pengelolaan satuan pendidik SD bartaraf internasional.
 Pemberian ijin pendirian serta pencabutan izin pendirian satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
 Penyelenggara dan/atau pengelola pendidikan berbasis keunggulan lokal.
 Peremajaan dat adalam sistem informasimanejemen pendiddikan nasional untuk tingkat kabupaten/kota
 Penyediaaan bantuan biaya penyelenggara pendidikan sesuai denagn kewenangannya.
 Pembiayaan penjaminan mutu satuan pendiddikan sesuai denag kewenagannya.
 Koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
 Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum
 Sosialisasi standar isi dan standar kompetensi lulusan.
 Sosialisasi dan implementasi KTSP.
 Pengawasan pelaksanaan KTSP
 Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional.
 Pengawasan terhadap bantuan sarana dan prasarana pendiddikan.
 Pengawasan penggunaan buku pelajaran.
 Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependiddikan.
 Pengangkatan dana peempatan pendidikan dan tenaga pendidikan PNS.
 Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS.
 Peningkatan kesejahteraan,penghargaan dan perlindungan hukum pendidik dan tenaga pendidikan.
 Pembinaan dan pengembangan pendididk dan dan tenaga pendidikan dan pemberhentian pendidik dan tenaga pendidikanPNS.
 Membantu pelaksanaan ujian nasional.
 Koordinasi,fasilitas,monitoring,dan evaluasipelaksanaan ujian sekolah pada skala kabupaten.
 Penyediaan biaya ujian sekolah.
 Pelaksanaa Evaluasi pengelola Satuan pendidikan
 Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional.
 Membantu pemerintahdalam akreditasi sekolah.
 Supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan bertaraf internasional.
 Evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu pada skala kabupaten/kota.
C. Mengapa diperlukan Standar Nasional
Pendidikan

 Perwujudan desentralisasi pendidikan Nasional memerlukan adanya


Standar Nasional Pendidikan sebagai sarana penjaminan mutu,yang
pengembangannya dan pemantauannya dilakukan oleh Badan Standarisasi
Nasional Pendidikan.(BSNP)
 Mulai dari kurikulum 1946 s/d kurikulum 1994 sarat isi dan hanya
menekankan pengusaan pengetahuan. Agar lebih fleksibel sesuai UU No
20 Tahun 2003, diperlukan strategi pengembangan kurikulum yang
bersifat sistemik atas dasar kajian komprehensif mengenai kebutuhan dan
kehidupan masyarakat Indonesia dan tututan kehidupan global.
 Untuk menghasilkan lulusan yang cerdas dan baik dikembangkan,Standar
Kompetensi Lulusan(SKL),Standar Isi (SI),Standar Proses Pembelajaran,
Standar Tendik,Standar Sarpras. Proses Pembelajaran yang mendidik dan
mencerdaskan menjadi tuntutan baru.
Pendidikan Era Reformasi menekankan

 Mengembangkan potensi peserta didik dalam bentuk


kemampuan mencari ilmu ( learning to know) misal membaca
pengetahuan,penelitian dll
 Kemampuan untuk mengunakan kemampuan untuk bekerja
( learning to do), misal bekerja secara mandiri menghasilkan
produk.
 Kemampuan untuk hidup harmonis ( learning to live)
 Kemampuan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat
(learning to be) termasuk di dalamnya mampu hidup melalui
kehidupan itu sendiri (learning through life), misal jadi
petani/pedagang.
D. Bagaimana Visi dan Misi Pendidikan Nasional
Pada Penjelasan UU Sisdiknas 20/2003, pendidikan nasional mempunyai visi “terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua
warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.”

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dijabarkan misi pendidikan nasional yaitu :

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa

3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan

4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan

5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pedidikan


 E. Apakah Esensi dari Sisdiknas
Ada empat prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional yang
digariskan dalam Pasal 4 UU Sisdiknas 20/2003, antara lain :
 Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa
 Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik
dengan sistem terbuka dan multimakna
 Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat
 Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran
F. Bagaimana Hak dan Kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat
dan pemerintah
UU Sisdiknas 20/2003 (Pasal 6 ayat 2) menegaskan bahwa Setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar dan setiap warga negara bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan penyelenggaran pendidikan.
Dalam Pasal 7 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa orang tua berhak berperan
serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang
perkembangan pendidikan anaknya, dan orang tua dari anak usia wajib belajar
berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.
Pasal 8 dinyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan dan
dalam Pasal 9 digariskan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan
dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sementara itu dalam Pasal 10 diatur tegas bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi dan dalam Pasal 11, pemerintah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia
tujuh sampai dengan lima belas tahun.
G. Kelembagaan Sistem Pendidikan Nasional di Era
Reformasi

 Menurut pasal 13 bahwa pendidikan diselenggarakan dalam struktur


pendidikan yang bersifat nasional-sistemik tercakup dalam jalur,jenjang, dan
jenis pendidikan.
 Secara konstitusional menurut pasal 16 yaitu jalur, jenjang dan jenis
pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
JALUR, JENJANG, DAN
JENIS PENDIDIKAN
JALUR JENJANG JENIS
PENDIDIKAN PENDIDIKAN FORMAL PENDIDIKAN

UMUM
PEND. FORMAL PEND. DASAR
KEJURUAN
NONFORMAL PEND. MENENGAH
AKADEMIK

INFORMAL PEND. TINGGI PROFESI

VOKASI

KEAGAMAAN

KHUSUS
H. Isi dan proses pendidikan SD

1. Kerangka Dasar Kurikulum


 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
 kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
 kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
 kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
 kelompok mata pelajaran estetika;
 kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum
 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
 Beragam dan terpadu
 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
 Relevan dengan kebutuhan kehidupan
 Menyeluruh dan berkesinambungan
 Belajar sepanjang hayat
 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
 Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya
 Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar
 Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar
 Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
 Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat
 Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia,
sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar
 Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah
 Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri
Struktur Kurikulum SD/MI
 Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri
• Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA
Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
• Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan
tematik, sedangkan Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran.
• Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menam-bah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
• Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
• Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34-38
minggu.
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
I II III IV, V, VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
4
Kesehatan
B. Muatan Lokal 2
C. Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 26 27 28 32

Anda mungkin juga menyukai