Anda di halaman 1dari 25

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

(MODUL )
Kelompok 2:
• SARAH AMALIA (857521177)
• YANDI
KB 1
Perkembangan Pendidikan Sekolah
(MODUL 3) Dasar di Era Orde Baru
PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN KB 2
SEKOLAH DASAR
Perkembangan Pendidikan di Sekolah
Dasar di Era Reformasi
Kegiatan Belajar 1
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar
di Era Orde Baru.

• Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di awali dari masa


Pemerintahan di bawah Presiden Soekarno (1945-1965) yang kemudian
secara politik disebut Era Orde Lama, kemudian dilanjutkan pada
pemerintahan Soeharto (1967-1998) atau lebih dikenal dengan Era Orde
Baru. Era Orde Baru berakhir pada masa kepemimpinan BJ Habibie (21
Mei 1998) yang dikenal sebagai Era Reformasi.
Perkembangan Pendidikan Nasional,
termasuk di dalamnya Pendidikan Dasar (SD)
dipolakan secara nasional dalam konteks
Pembangunan Jangka Panjang 1(1967/1970)-
(1993/1994) dan bagian awal dari
Pembangunan Jangka Panjang II
(1994/1995)-(2018/2019).
Pendidikan pada era Orde Baru merupakan
kelanjutan dari perkembangan Pendidikan
sejak Indonesia merdeka (1945) sampai
pada kurun waktu pemerintahan presiden
Soekarno berakhir (1967).
A. KETENTUAN PERUNDANG - UNDANGAN
TERKAIT PENDIDIKAN di SD
• Ketentuan perundang-undangan pertama yang mengatur sistem pendidikan nasional sesuai Pasal 31 UUD 1945
adalah :
1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran No. 104/Bhg O, Tanggal 1 Maret 1946 tentang pembentukan
Panitia Penyelidik Pengajaran RI di bawah Ki Hajar Dewantara.
2. UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PPK).
3. UU No.12 Tahun 1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PPK) yang merupakan
pemberlakuan Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
(PPK) di seluruh RI bekas RIS merupakan elaborasi normatif konstitusional tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada masa awal NKRI)
4. Keputusan Presiden No.145 Tahun 1965 tentang Perumusan Tujuan Pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK
5. Ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1966, tentang agama, Pendidikan, dan kebudayaan yang mengganti tujuan
pendiidkan nasional menurut Keputusan Presiden No.145 Tahun 1965 tentang Perumusan Tujuan Pendidikan
sesuai dengan Manipol-USDEK.
6. UU No. 22 Tahun 1961, khusus mengatur tentang Perguruan Tinggi .
7. UU No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKAIT
DAN/ATAU TENTANG PENDIDIKAN SD
• Kebijakan strategi artinya keputusan manajemen yang bersifat mendasar dan
menyeluruh dari sebuah organisasi, dalam hal ini negara merupakan organisasi
tertinggi yang memiliki kekuatan dan alat-alat untuk memaksa warganya.
• Kebijakan strategi bersifat nasional yang mencakup seluruh sektor kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan, dan agama).
• Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V(1990/1991-1993/1994) secara
keseluruhan didasarkan pada UU tersebut. Dengan system Pendidikan Nasional
tersebut setiap warga negara diharapkan”….memperoleh sekurang-kurangnya
pengetahuan dan kemampuan dasar(membaca, menulis, berhitung)serta
menggunakan Bahsasa Indonesia.
C. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN SD

Isi dan Proses Pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat Pendidikan lainnya serta
pengelolaan Pendidikan secara keseluruhan. Sebagai isi Pendidikan Dasar ditetapakan
sekurang-kurangnya 13 bidang kajian yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan dan
kepribadian anak didik. Ke 13 bidang kajian tersebut mencakup Pendidikan Pancasila, Agama,
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, membaca,menulis, Matematika(berhitung), pengantar
Sains dan Tekhnologi, Ilmu Bumi, Sejarah Naional dan Sejarah Umum, Kerajinan Tangan dan
Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Menggambar serta Bahasa Inggris. Dengan
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 ditetapkan Kurikulum
Pendidikan Dasar yang mencakup 10 mata pelajaran (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Kerajinan Tangan dan Kesenian, PJOK, Bahasa Inggris, dan Muatan
Lokal).
Perluasan dan pemerataan pendidikan dimaksudkan untuk menciptakan keadaan sehingga
setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, yang
didukung dengan pengangkatan guru baru dan penghapusan secara bertahap SPP.
Upaya nasional dalam perluasan dan pemerataan ternyata
telah menunjukkan hasil diantaranya :

1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan daerah lain
dan komunikasi yang sulit. (melalui pengembangan SD kecil, yang terdiri atas
dua/tiga ruang dan guru maka dari itu diberlakukan kelas rangkap (multigrade
teacher).
2. Daerah dengan penduduk padat (perkotaan penduduk >1000jiwa) dikembangkan
pembangungan Gedung sekola bertingkat dan ruang belajar lebih dari 6 ruang.
3. Daerah dengan keadaan normal (penduduk<1000 jiwa) dibangun SD dengan
Gedung yang memiliki enam ruangan untuk 6 kelas.
Sekolah Dasar Tradisional
(Konvensional)
• SD biasa yang memiliki tempat belajar atau Gedung rata-rata enam
ruangan, satu ruang guru, satu perpustakaan, kamar mandi/wc, serta
fasilitas lainnya yang pada umumnya dibangun dengan biaya pemerintah
melalui program Inpres
• Proses pembelajaran : Pagi , siang dan sore
• Beban belajar setiap tingkat kelas 33 jam perminggu, dan hari efektif 240-
245 hari pertahun.
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
• Pendidikan formal setingkat SD yang dalam proses pendidikannua
mengajarkan bidang studi agama islam dengan beban belajar lebih banyak
dari SD biasa.
SD Pamong
• Program Pendidikan SD Kolaborasi dengan masyarakat. Masyarakat
berperan dalam penyediaan tempat belajar, orang tua/wali murid berperan
langsung dalam mendorong anak untuk belajar; guru/tutor berperan dalam
memfasilitasi anak belajar sehingga anak mau dan mampu belajar aktif.
Program Kejar (Paket A)
• 1. Pendidikan luar sekolah yang bermakna bekerja sambal belajar ( Kejar)
• Peserta anak usia SD yang putus Sekolah Dasar.
Sekolah Luar Biasa
• Lembaga Pendidikan yang di peruntukkan bagi anak berkebutuhan
khusus. Anak tuna Netra (SLB A), anak tuna rungu ( SLB B), anak
terbelakang (SLB C) anak tuna daksa ( SLB D) dan anak tuna laras (SLB
E).
• Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) merupakan sekolah setingkat SD yang
muridnya mencakup semua anak yang mengalami ketunaan dan
diselenggarakan dalam satu lokasi yang Gedung dan fasilitasnya dibangun
dan disiapkan oleh pemerintah di setiap Kabupaten/Kotamadya.
SD Terpadu
• Lembaga Pendidikan yang bersifat inklusif yakni Pendidikan yang
menggabungkan anak yang normal dan mengalami ketunaan untuk belajar
secara bersamaan dan gurunya terdiri atas guru biasa dan guru
pembimbing khusus untuk anak yang memiliki ketunaan tersebut.
Kegiatan Belajar 2 Perkembangan Pendidikan di
Sekolah Dasar di Era Reformasi

A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD


Ketentuan perundang-undangan yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional pada Era Reformasi
adalah Pasal 31 UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen yang terjabar atas:
• UU No. 2 Thn.1989 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan nasional sampai dengan
tahun 2003
• UU No.20 Thn.2003 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan nasional dari tahun 2003
sampai dengan saat ini
• Peraturan Pemerintah RI (PP RI) No.19 Thn.2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
sebagai salah satu ketentuan perundang-undangan turunannya.
B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKAIT DAN/ATAU
TENTANG PENDIDIKAN SD DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN NASIONAL

Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan pada awal era Reformasi adalah
lanjutan Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) awal Repelita VI
(1994/1995 – 1998/1999) yang merupakan kelanjutan Repelita I hingga
Repelita V era Orde Baru. hal ini diarahkan pada perwujudan komitmen
nasional terhadap Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan dan tujuan
akhir pendidikan.
C. MENGAPA DIPERLUKAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN?

Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang pengembangan dan pemantauan nya dilakukan oleh
Badan Standarisasi Nasional Pendidikan sehingga diperlukan Standar Nasional Pendidikan yang mencakup :
• SKL
• Standar isi
• Standar proses
• Standar penilaian
• Standar pendidik dan tenaga kependidikan
• Standar pendanaan
• Standar pengelolaan dan pengawasan
• Standar sarana prasarana.
D. BAGAIMANA VISI DAN MISI PENDIDIKAN
NASIONAL ?

Menurut UU Sisdiknas 20/2003, Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya


sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zamn yang selalu berubah”.
Untuk mewujudkan Visi tersebut dijabarkan misi Pendidikan Nasional salah
satu satunya yaitu “Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pendidikan nasional berfungsi “mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”(UU
Sisdiknas20/2003)
E. APAKAH ESENSI DARI SISDIKNAS
TERSEBUT ?
Pasal 1 UU Sisdiknas 20/2003 yang mengartikan pendidikan sebagai “
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mampu secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”
F. BAGAIMANA HAKDAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT DAN
PEMERINTAH ?
Proses pencerdasan warga negara dilaksanakan melalui sistem pendidikan yang dijamin secara
konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 UU Sisdiknas 20/2003.
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
2. warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau social
berhak memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara didaerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak
memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus.
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
G. BAGAIMANA KELEMBAGAAN SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL?

Pendidikan nasional diselenggarakan dalam suatu struktur pendidikan yang


bersifat nasional-sistematik, yang tercakup dalam jalur,jenjang dan jenis
pendidikan. Sebagaimana diatur dalam Pasal 13, Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan normal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya, yang dapat diselenggarakan dengan system terbuka
melalui tatap muka dan atau melalui jarak jauh.
H. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN SD

Isi pendidikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) dinyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus jenjang pendidikan
dasar dan menengah terdiri atas kelompok 5 mata pelajaran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai