Kemelekwacanaan
01 04 Kemampuan Bernalar
(literacy)
Kemampuan
02
Berkomunikasi
Kemampuan
03 Memecahkan Masalah
Karakteristik Khusus Pendidikan SD
Secara harfiah istilah kebijakan strategis merupakan terjemahan dari strategic policiy yang artunya kebijakan atau
keputusan manajemen/politik yang bersifat mendasar atau menyeluruh dari sebuah organisasi, dalam hal ini negara yang
merupakan organisasi tertinggi yang memiliki kekuatan dan alat-alat untuk memaksa warganya (dwang ordnung atau
coercive instrument).
Kebijakan strategis negara meruapakan kebijakan yang bersifat nasional yang mencakup seluruh sektor kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ( ideologi, politik, ekonomi,sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, dan agama
sering disingkat menjadi ipoleksosbudhankamag).
Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-1993/1994) secara keseluruhan, didasarkan pada UU
tersebut. Dengan sistem pendidikan nasional tersebut, setiap warga negara RI diharapkan “...memperoleh sekurang-
kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, serta
menggunakan bahasa Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”
C. Isi dan Proses Pendidikan SD
Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat pendidikan yang lainnyaserta
pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
Perluasan dari pemerataan pendidikan diamksudkan untuk menciptakan pendidikan sehingga setiap orang mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, yang didukung dengan pengangkatan guru baru dan penghapusan
secara bertahap Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), yang sebelumnya menjadi beban orang tua/wali murid;
pembangunan unit gedung baru dan rehabilitasi gedung lama.
Upaya nasional dalam perluasan dan pemerataan tersebut ternyata telah menunjukkan hasil yang menakjubkan:
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan daerah lain dan komunikasi yang sulit
2. Daerah dengan penduduk yang padat
3. Daerah Normal
Untuk daerah terpencil perluasan program wajar dikdas dilakukan melalui pengembangan SD kecil, yakni SD yang
terdiri atas dua atau tiga ruang dengan dua tau tiga guru untuk melayani murid pada 6 kelas. Disitulah diterapkan
pembelajran kelas rangkap yang didukung dengan penyediaan aneka sumber belajar mandiri dalam bentuk modul dan
pedoman guru, dan pemenuhan kebutuhan gurunya melalui program satuan bakti daerah terpencil, seperti untuk daerah
Kepulauan Riau.
Untuk daerah berpenduduk padat, yakni daerah perkotaan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk lebih dari
1.000 orang per kilometer persegi, dikembangkan gedung sekolah bertingkat dengan ruang belajar lebih dari enam ruang,
agar dapat menampung murid lebih dari 300 orang. Sementara itu untuk daerah normal, yakni daerah yang memiliki tingkat
kepadatan penduduk dibawah 1000 orang per kilometer persegi, dibagun SD dengan gedung yang memiliki enam ruangan
untuk enam kelas.
Sekolah Dasar Tradisional (konvensional) merupakan SD biasa yang memiliki tempat belajar atau gedung trata-rata
enam ruangan, satu tuang guru, satu ruang perpustakaan, kamar mandi/WC, serta fasilitas pada umumnya yang dibangun
dengan biaya Pemerintah melalui program Inpres. Proses pembelajaran berlangsung pada pagi, siang, dan sore hari dengan
beban belajar setiap tingkat kelas 33 jam per minggu, dan hari efektif 240-245 hari per tahun.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SD yang dalam proses pendidikannya
mengajarkan bidang studi agama Islam dengan beban belajar lebih banyak dari SD biasa, yakni sekitar 30 persen mata
pelajaran agama dan 70 persen mata pelajaran umum. Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) MI dengan STTB SD , artinya
dimungkinkan terjadi perpindahan murid dari MI ke SD dan kedua kelompok lulusan tersebut memiliki akses yang sama
untuk melanjutkan ke jenjang SLTP.
SD Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru) merupakan program pendidikan SD kolaborasi
dengan masyarakat. Masyarakat berperan dalam penyediaan tempat belajar, orang tua/ wali berperan dalam mendorong anak
untuk belajar, guru/ tutor berperan dalam memfasilitasi anak belajar sehingga anak mau dan mampu belajar secara aktif.
Program Kejar Paket (Paket A) merupakan program pendidikan luar sekolah yang bermakna bekerja sambil belajar
(Kejar). Pesertanya adalah anak-anak usia SD yang belum memperoleh kesempatan belajar dan/atau yang putus Sekolah
Dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan sumber belajar, terutama modul, dan proses belajar anak
difasilitasi oleh tutor sebagai pemicu dan pemacu proses belajar, dengan pertemuan tatap muka yang dilakukan di sore atau
malam hari. Yang menjadi tutor untuk Paket A, program Kejar tingkat SD, adalah Guru SD di daerah itu, sebagai tugas
tambahan di luar tugasnya sebagai guru SD biasa.
Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi, anak tuna netra (SLB A), Anak
tunarungu (SLB B), Anak terbelakang (SLB C), Anak tuna daksa (SLB D), dan Anak tunalaras (SLB E). Dalam satu sekolah
dapat mencakup lebih dari satu jenis, misal SLB A dan C. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) merupakan sekolah setingkat
SD yang muridnya mencakup semua anak yang mengalami ketunaan dan diselenggarakan dalam satu lokasi yang gedung
dan fasilitasnya dibangun dan disiapkan Pemerintah di setiap Kabupaten atau Kotamadya.
SD Terpadu merupakan lembaga pendidikan yang bersifat inklusif, yakni pendidikan yang menggabungkan anak yang
normal dan mengalami ketunaan untuk belajar secara bersamaan dengan gurunya terdiri atas guru biasa dan guru
pembimbing khusus untuk anak yang memiliki ketunaan tersebut.
Modul KB 2
3
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar
Sasaran pendidikan nasional Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang
menjadi awal dari awal reformasi adalah terwujudnya kehidupan masyarakat
yang makin sejahtera lahir batin secara adil dan merata, terselenggaranya
pendidikan nasional dan pelayanan kesehatan yang makin bermutu dan merata
yang mampu mewujudkan manusia yang beriman dan taqwa terhadap tuhan yang
maha esa, berbudi pekerti luhur, tangguh, sehat, cerdas, patriotik, berdisiplin,
kreatif, produktif dan profesional.
Rincian prioritas yang terkait pendidikan SD adalah sebagai berikut :
1. SKL
2. Standar isi
3. Standar proses
4. Standar penilaian
5. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
6. Standar pendanaan
7. Standar pengelolaan dan pengawasan
8. Standar sarana prasarana
D. Bagaimana Visi dan Misi Pendidikan?
Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zamn yang selalu berubah”.
● Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh
rakyat Indonesia
● Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir
hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
● Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan
kepribadian yang bermoral
● Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu
pengetahun, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global
● Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi
dalam konteks NKRI
E. Apakah esensi dari SISDIKNAS tersebut?
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
2. Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/ sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang tepencil berhak
memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak untuk
memperoleh pendidikan khusus.
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang hayat.
G. Bagaimana Kelembagaan Sistem Pendidikan Nasional?
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
2. Beragam dan juga terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan