Anda di halaman 1dari 27

Modul 2 dan 3

Perspektif Pendidikan Sekolah Dasar


Oleh Kelompok 1 :
1. Muhammad Rif’an Abdullah (857734325)
2. Armi Ayu Octavera (857735373)
3. Dyah Feri Agustini (857735818)
4. Dwiki Nugraheni (857740526)
Modu Karakteristik Pendidikan
l Sekolah Dasar
2 KB 1 : Fungsi, Tujuan, dan Ciri-ciri Pendidikan
Sekolah Dasar
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar
Fungsi dan tujuan pendidikan SD bersumber dari fungsi dan
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam pasal 3
UU No. 20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas) yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebelumnya, tujuan
pendidikan dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan
siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
Khusus untuk SD, tujuan pendidikan adalah memberikan bekal
kemampuan dasar baca-tulis-hitung; pengetahuan dan keterampilan
dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat
perkembangannya; serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan di SMP.
Karakteristik Umum Pendidikan SD

Kemelekwacanaan
01 04 Kemampuan Bernalar
(literacy)

Kemampuan
02
Berkomunikasi

Kemampuan
03 Memecahkan Masalah
Karakteristik Khusus Pendidikan SD

Siswa Guru Kurikulum


Usia, kemampuan Tugas, jumlah, kualifikasi Mata pelajaran, jam pelajaran,
kognitif, keragaman akademik capaian pembelajaran

Pembelajaran Sarana Prasarana


Tematik, holistik, Jumlah ruang kelas,
konstektual, manipulatif fasilitas
Modu Karakteristik Pendidikan
l Sekolah Dasar
2 KB 2 : Tatanan Organisasi dan Bentuk-Bentuk
Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Dasar
KB 2
Tatanan Organisasi dan Bentuk-Bentuk Penyelenggaraan
Pendidikan Sekolah Dasar
A. Tatanan Organisasi Sekolah Dasar
1. Pengelolaan
Penyelenggaraan SD menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, dalam hal
ini Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Pemerintah Daerah, baik tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota, maupun tingkat Kecamatan. Pengelolaan Sd juga melibatkan Komite
sekolah sebagai Lembaga mandiri, yang berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan dan pengawasan.

2. Sarana dan Prasarana


Pengelolaan SD dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip kemandirian
dan manajemen berbasis sekolah/madrasah. Penyediaan dan pemeliharaan fasilitas serta sarana
dan prasarana sepenuhnya juga menjadi tanggungjawab SD, disamping adanya bantuan dari
pemerintah pusat, pemerintah profinsi, kabupaten/kota serta dari masyrakat.
B. Bentuk-Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan SD
1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
merupakan jenjang pertama pendidikan dasar yang menyelenggarakan pendidikan umum bagi anak-anak
usia 6-12 tahun. Sementara MI adalah madrasah yang menyelenggarakan pendidikan umum setingkat SD,
disamping pendidikan Agama Islam.
2. SD Unggulan atau Sekolah Nasional Plus
Sekolah ini menyelenggarakan pendidikan umum dengan keunggulan yang merupakan kelebihannya dari
SD biasa. Kelebihan tersebut dapat berupa :
(1). Penggunaan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari atau penggunaan dwi bahasa
(2). Jumlah Jam pelajaran lebih banyak
(3). tersedia pendidikan khusus, ujian,dan sertifikasi bagi siswa yang memenuhi standar kompetensi lebih
baik dari sekolah nasional
(4). faasilitas yang lengkap dan lebih baik dari sekolah nasional
(5). jumlah siswa dalam satu kelas relatif kecil.
3. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
Pendidikan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa (pasal 32, ayat 1). SDLB menyediakan layanan pendidikan bagi anak-anak yang mempunyai kesuliatan
dalam melihat (tunanetra), mendengar (tunarungu), fisik (tunadaksa), kelemahan mental (tunagrahita), dan yang
mempunyai kesulitan emosional-sosial (tunalaras).
4. Sekolah Dasar Inklusi
Sekolah DasarInklusi adalah tempat dimana anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama dengan anak-anak
reguler lainnya. Namun, anak berkebutuhan khususdapat belajar dengan anak-anak reguler lainnya.
5. Program Paket A
Paket A adalah salah satu program pendidikan dasar yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan Luar Sekolah.
Kejar paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD). Tidak ada batasan umur tertentu, dari yang tidak pernah sekolah,
yang putus sekolah, yang tidak mengikuti pendidikan formal, semua boleh mengikuti paket A.
6. Sekolah Rumah
Sekolah rumah atau Homeschooling adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan/ informal. Sekolah rumah
dilakukan di rumah, di bawah pengarahan orangtua dan tidak dilaksanakan ditempat formal
Modul Perkembangan Pendidikan
3 Sekolah Dasar
KB 1
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di Era Orde Baru
A. Ketentuan perundang-undangan Terkait Pendidikan SD
Sejarah adalah guru kehidupan, mengandung arti bahwa kita dapat memetik pengalaman belajar dari sejarah,
karena hari ini pada dasarnya meruapakan kelanjutan dari hari kemarin yang juga akan mempengaruhi hari esok.
Pemerintahan dibawah Presiden Soekarno (1945-1965) yang kemudian secara politik disebut Orde Lama, khususnya
menunjuk pada kurun waktu dari Dekrit Presiden 5 Juki 1959 sampai dengan lahirnya Orde Baru tahun 1966, pasca peristiwa
G30s/PKI.
Era Orde baru yakni era pemerintahan dibawah Presiden Suharto (1967-1998) secara politik dimulain pada tahun
1967, ketika rezim pemerintahan Soekarno diganti oleh rezim pemerintahan Soeharto sampai tahun 1998, saat tumbangnya
rezim pemerintahan Orde Baru.
Sejak mundurnya Presiden Soeharto dan dilantiknya BJ Habibie, yang pada saat itu berkedudukan sebgai Wakil
Presiden RI ke tiga, pada tanggal 21 Mei 1988 dengan semangat dan gerakan reformasi nasional menyeluruh, dikenal
sebagai era Reformasi.
ketentuan perundang-undangan yang pertama yang mengatur sistem Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
(PPK), juncto Undang-Undang No. 12 Tahun 1954 tentang Dasar-dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan(PPK),
yang merupakan pemberlakuan Undang-Undang No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan (PPK) diseluruh RI bekas RIS merupakan elaborasi normatif-konstitusional tentang sistem pendidikan nasional
pada awal masa NKRI.
Keputusan Presiden No. 145 tahun 1965 tentang perumusan tujuan pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK;
Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966, tentang Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan yang mengganti rumusan tujuan
Pendidikan Nasional menurut Keputusan Presiden No. 145 Tahun 1965 tentang perumusan Tujuan Pendidikan Manipol-
USDEK dan Undang-Undang No. 22 Tahun 1961, khusus mengatur tentang perguruan tinggi; mewadahi dinamika
pemikiran tentang arah dan tujuan pendidikan nasional.
Undang-undang No. 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), mengatur pendidikan nasional
dalam satu sistem-SISDIKNAS.
B. Berbagai Kebijakan Strategis Terkait Dan/Atau Tentang Pendidikan SD

Secara harfiah istilah kebijakan strategis merupakan terjemahan dari strategic policiy yang artunya kebijakan atau
keputusan manajemen/politik yang bersifat mendasar atau menyeluruh dari sebuah organisasi, dalam hal ini negara yang
merupakan organisasi tertinggi yang memiliki kekuatan dan alat-alat untuk memaksa warganya (dwang ordnung atau
coercive instrument).
Kebijakan strategis negara meruapakan kebijakan yang bersifat nasional yang mencakup seluruh sektor kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ( ideologi, politik, ekonomi,sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, dan agama
sering disingkat menjadi ipoleksosbudhankamag).
Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-1993/1994) secara keseluruhan, didasarkan pada UU
tersebut. Dengan sistem pendidikan nasional tersebut, setiap warga negara RI diharapkan “...memperoleh sekurang-
kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, serta
menggunakan bahasa Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”
C. Isi dan Proses Pendidikan SD

Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat pendidikan yang lainnyaserta
pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
Perluasan dari pemerataan pendidikan diamksudkan untuk menciptakan pendidikan sehingga setiap orang mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, yang didukung dengan pengangkatan guru baru dan penghapusan
secara bertahap Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), yang sebelumnya menjadi beban orang tua/wali murid;
pembangunan unit gedung baru dan rehabilitasi gedung lama.
Upaya nasional dalam perluasan dan pemerataan tersebut ternyata telah menunjukkan hasil yang menakjubkan:
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan daerah lain dan komunikasi yang sulit
2. Daerah dengan penduduk yang padat
3. Daerah Normal
Untuk daerah terpencil perluasan program wajar dikdas dilakukan melalui pengembangan SD kecil, yakni SD yang
terdiri atas dua atau tiga ruang dengan dua tau tiga guru untuk melayani murid pada 6 kelas. Disitulah diterapkan
pembelajran kelas rangkap yang didukung dengan penyediaan aneka sumber belajar mandiri dalam bentuk modul dan
pedoman guru, dan pemenuhan kebutuhan gurunya melalui program satuan bakti daerah terpencil, seperti untuk daerah
Kepulauan Riau.
Untuk daerah berpenduduk padat, yakni daerah perkotaan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk lebih dari
1.000 orang per kilometer persegi, dikembangkan gedung sekolah bertingkat dengan ruang belajar lebih dari enam ruang,
agar dapat menampung murid lebih dari 300 orang. Sementara itu untuk daerah normal, yakni daerah yang memiliki tingkat
kepadatan penduduk dibawah 1000 orang per kilometer persegi, dibagun SD dengan gedung yang memiliki enam ruangan
untuk enam kelas.
Sekolah Dasar Tradisional (konvensional) merupakan SD biasa yang memiliki tempat belajar atau gedung trata-rata
enam ruangan, satu tuang guru, satu ruang perpustakaan, kamar mandi/WC, serta fasilitas pada umumnya yang dibangun
dengan biaya Pemerintah melalui program Inpres. Proses pembelajaran berlangsung pada pagi, siang, dan sore hari dengan
beban belajar setiap tingkat kelas 33 jam per minggu, dan hari efektif 240-245 hari per tahun.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SD yang dalam proses pendidikannya
mengajarkan bidang studi agama Islam dengan beban belajar lebih banyak dari SD biasa, yakni sekitar 30 persen mata
pelajaran agama dan 70 persen mata pelajaran umum. Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) MI dengan STTB SD , artinya
dimungkinkan terjadi perpindahan murid dari MI ke SD dan kedua kelompok lulusan tersebut memiliki akses yang sama
untuk melanjutkan ke jenjang SLTP.
SD Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru) merupakan program pendidikan SD kolaborasi
dengan masyarakat. Masyarakat berperan dalam penyediaan tempat belajar, orang tua/ wali berperan dalam mendorong anak
untuk belajar, guru/ tutor berperan dalam memfasilitasi anak belajar sehingga anak mau dan mampu belajar secara aktif.
Program Kejar Paket (Paket A) merupakan program pendidikan luar sekolah yang bermakna bekerja sambil belajar
(Kejar). Pesertanya adalah anak-anak usia SD yang belum memperoleh kesempatan belajar dan/atau yang putus Sekolah
Dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan sumber belajar, terutama modul, dan proses belajar anak
difasilitasi oleh tutor sebagai pemicu dan pemacu proses belajar, dengan pertemuan tatap muka yang dilakukan di sore atau
malam hari. Yang menjadi tutor untuk Paket A, program Kejar tingkat SD, adalah Guru SD di daerah itu, sebagai tugas
tambahan di luar tugasnya sebagai guru SD biasa.
Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi, anak tuna netra (SLB A), Anak
tunarungu (SLB B), Anak terbelakang (SLB C), Anak tuna daksa (SLB D), dan Anak tunalaras (SLB E). Dalam satu sekolah
dapat mencakup lebih dari satu jenis, misal SLB A dan C. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) merupakan sekolah setingkat
SD yang muridnya mencakup semua anak yang mengalami ketunaan dan diselenggarakan dalam satu lokasi yang gedung
dan fasilitasnya dibangun dan disiapkan Pemerintah di setiap Kabupaten atau Kotamadya.
SD Terpadu merupakan lembaga pendidikan yang bersifat inklusif, yakni pendidikan yang menggabungkan anak yang
normal dan mengalami ketunaan untuk belajar secara bersamaan dengan gurunya terdiri atas guru biasa dan guru
pembimbing khusus untuk anak yang memiliki ketunaan tersebut.
Modul KB 2
3
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar

A. Ketentuan Perundang-undangan terkait pendidikan SD


Mundurnya presiden soeharto dan dilantiknya BJ Habibie, yang pada saat itu
berkedudukan sebagai wakil presiden, menjadi Presiden RI ketiga, pada tanggal 21
Mei 1998, merupakan tonggak sejarah dimulainya suatu era dalam sejarah politik
kontemporer Indonesia. Ketentuan perundang undangan yang mengatur Sistem
Pendidikan Nasional pada Era Reformasi adalah pasal 31 UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen yang dijabarkan secara legal dan formal kedalam Undang-
Undang No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), yang
mengatur pendidikan nasional dari tahun 2003 sampai dengan saat ini dengan
Peraturan Pemerintah RI (PP RI) No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagai salah satu ketentuan perundang undangan.
B. Berbagai Kebijakan Strategis dan atau tentang pendidikan SD
dalam konteks Pembangunan Pendidikan Nasional

Sasaran pendidikan nasional Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang
menjadi awal dari awal reformasi adalah terwujudnya kehidupan masyarakat
yang makin sejahtera lahir batin secara adil dan merata, terselenggaranya
pendidikan nasional dan pelayanan kesehatan yang makin bermutu dan merata
yang mampu mewujudkan manusia yang beriman dan taqwa terhadap tuhan yang
maha esa, berbudi pekerti luhur, tangguh, sehat, cerdas, patriotik, berdisiplin,
kreatif, produktif dan profesional.
Rincian prioritas yang terkait pendidikan SD adalah sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan Wajar Dikdas 9 tahun


2. Penyelenggaraan Pendidikan nonformal yang bermutu
3. Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan IPTEK
4. Pengembangan pendidikan Kewarganegaraan, multikultural, budi pekerti dan
lingkungan hidup
5. Penyediaan pendidik yang profesional
6. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
7. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik
8. Mengembangkan TIK
9. Mengembangkan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi
10. Menyempurnakan manajemen pendidikan
11. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan
12. Menata sistem pembiayaan pendidikan
13. Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN dan APBD
14. Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pelaksanaan Wajar
Dikdas 9 tahun
C. Mengapa Diperlukan Standar Nasional Pendidikan?

Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang


pengembangan dan pemantauannya dilakukan oleh Badan
Standarisasi Nasional Pendidikan sehingga diperlukan Standar
Nasional Pendidikan yang mencakup :

1. SKL
2. Standar isi
3. Standar proses
4. Standar penilaian
5. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
6. Standar pendanaan
7. Standar pengelolaan dan pengawasan
8. Standar sarana prasarana
D. Bagaimana Visi dan Misi Pendidikan?
Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zamn yang selalu berubah”.

Misi Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:

● Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh
rakyat Indonesia
● Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir
hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
● Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan
kepribadian yang bermoral
● Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu
pengetahun, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global
● Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi
dalam konteks NKRI
E. Apakah esensi dari SISDIKNAS tersebut?

Pasal 1 UU Sisdiknas 20/2003 yang mengartikan pendidikan


sebagai “ Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mampu secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”
F. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang tua,
Masyarakat dan Pemerintah?
Proses pencerdasan warga negara dilaksanakn melalui sistem pendidikan yang dijamin secara
konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 UU Sisdiknas 20/2003 sebagai berikut.

1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
2. Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/ sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang tepencil berhak
memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak untuk
memperoleh pendidikan khusus.
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang hayat.
G. Bagaimana Kelembagaan Sistem Pendidikan Nasional?

Pendidikan nasional diselenggarakan dalam suatu struktur


pendidikan yang bersifat nasional-sistematik, yang tercakup
dalam suatu jalur ( pendidikan formal, nonformal, dan
informal), jenjang (pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi), dan jenis pendidikan ( umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
H. Isi dan Proses Pendidikan SD
Isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya serta
pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. Selain tujuan dan cakupan kelompok mata
pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum, dikemukakan beberapa prinsip
pengembangan kurikulum.

Prinsip-prinsip tersebut dikemukankan sebagai berikut.

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
2. Beragam dan juga terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan

Anda mungkin juga menyukai