Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK III

1. ARIFIANTI MIFTAKHUL
IMANIAH  MODUL 3
2. LIA DWI FEBRIANTI PERKEMBANGAN
3. MAMIK SUPRAPTININGSIH PENDIDIKAN
4. SRI RAHAYU
SEKOLAH DASAR
KEGIATAN BELAJAR 1
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar
di Era Orde baru
Era orde baru berawal dari pemerintahan orde lama dibawah
kepemimpinan Ir. Soekarno (1945-19б5), yang kemudian
dilanjutkan pada pemerintahan Soeharto (19б7-1998) atau lebih
dikenal dengan era orde baru. Era orde baru berakhir pada masa
kepemimpinan BJ Habibie (21 Mei 1998) yang merupakan
simbol dari reformasi.
Ada 3 hal penting dalam perkembangan pendidikan sekolah
dasar pada era orde baru yaitu:
A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT PENDIDIKAN SD
Semua ketentuan perundang-undangan berdasar pada pasal 31 UUD 1945, jadi
Pendidikan Nasional merupakan produk sejarah dalam pemikiran bangsa Indonesia untuk
mewujudkan salah satu tujuan pemerintahan negara Indonesia, seperti yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 alenia keempat.
Ketentuan perundang-undangan pertama yang mengatur sistem pendidikan nasional
sesuai Pasal 31 UUD 1945 adalah :
1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran Nomor 104/Bhg O, Tanggal 1
Maret 1946 tentang Pembentukan Pengajaran Penyelidik Pengajaran RI. Di bawah Ki
Hajar Dewantara;
2. UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
(PPK);
3. UU No. 12 tahun 1954 tentang Dasar –dasar Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
(PPK), yg merupakan pemberlakuan UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PPK) diseluruh RI bekas RIS;
A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT PENDIDIKAN SD
4. Keputusan Presiden No. 145 Tahun 19б5 tentang Perumusan Tujuan
Pendidikan sesuai dengan Manipol- USDEK;
5. Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/19бб, tentang Agama,
Pendidikan, dan Kebudayaan, yg mengganti rumusan tujuan
Pendidikan Nasional menurut Keputusan Presiden No. 145 Tahun
19б5 tentang Perumusan Tujuan Pendidikan sesuai dengan Manipol-
USDEK;
6. UU No. 22 Tahun 19б1, khusus mengatur tentang Perguruan Tinggi
7. UU No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS), yg mengatur pendidikan nasional dalam satu sistem-
SISDIKNAS.
B. KEBIJAKAN STRATEGIS PENDIDIKAN
SD
Kebijakan strategis artinya keputusan manajemen yang bersifat mendasar dan
menyeluruh dari sebuah organisasi , dalam hal ini negara merupakan organisasi
tertinggi yang memiliki kekuatan dan alat-alat untuk memaksa warganya.
Kebijakan strategi bersifat nasional yang mencakup seluruh sektor kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan, dan agama.
Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-1993/1994)
secara keseluruhan, didasarkan pada UU tersebut, sehingga setiap warga negara
RI diharapkan “...memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan
kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca, menulis, dan behitung,
serta menggunkan Bahasa Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga negara
untuk dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
C. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN SD

Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup


kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya serta pengelolaan
pendidikan secara keselurahan.
a. Kurikulum dan perangkat pendidikan
Isi pendidikan dasar diterapkan sekurang-kurangnya 13
bidang kajian yaitu ; Pendidikan Pancasila, Agama,
Kewarganegaraan, bahasa Indonesia, Membaca dan Menulis,
Matematika/Pengantar Sains dan Teknologi, Ilmu Bumi,
Sejarah Nasional dan Sejarah Umum, Kerajinan Tangan dan
Kesenian, PenJaskes, Menggambar, dan Bahasa Inggris.
C. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN SD

b. Pengolahan
Dengan melaksanakan program perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
yang kita kenal Wajib Belajar SD, yaitu :
1. Daerah terpencil secara geograts karena letaknya berjauhan dengan daerah
lain dan komunikasi yang sulit, SD yang terdiri atas dua atau tiga guru untuk
melayani murid pada б kelas dengan diterapkan pembelajaran kelas rangkap
melalui program satuan bakti guru daerah terpencil seperti di Kepulauan Riau
2. Daerah dengan penduduk yang padat, daerah perkotaan dikembangkan
gedung bertingkat dengan ruang belajar lebih dari б ruangan agar dapat
menampung murid lebih dari 300 orang.
3. Daerah normal, daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk di bawah
1000 orang per kilometer persegi, sehingga dibangun gedung SD dengan enam
ruangan untuk enam kelas. Melalui SD Tradisional ( Konvensional), SD
Pamong, Program Kejar Paket A, SLB, SDLB, Sekolah Terpadu.
KEGIATAN BELAJAR 2
PERKEMBANAGAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR DI ERA REFORMASI
A. Ketentuan Perundang-undangan Terkait Pendidikan SD
Perkembangan Pendididkan nasional pada Era Reformasi tidak bisa dilepaskan
dari perkembangan pendidikan masa Orde Baru (ORBA). Pada masa ORBA
dibingkai secara komprehensif dalam Pembangunan Jangka Panjang I (PJP I)
1969/1970 – 1993/1994 dan bagian a/al dari PJP II tahun 1994/1995-2018/2019.
Perundangan yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional pada Era Reformasi
adalah pasal 31 UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen Yang dijabarkan
dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang SISDIKNAS yang mengatur Pendidikan
nasional sampai dengan tahun 2003
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS yang mengatur Pendidikan sampai
sekarang dengan Peraturan Pemerintah RI (PP RI) No 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Berbagai Kebijakan Strategi Terkait Dan Atau Tentang Pendidikan
SD Dalam Konteks Pembagunan Pendidikan Nasional.

Pembangunan Pendidikan Nasional berdasarkan GBHN yang tertuang


dalam Tap MP9 No II/MP9/1998- GBHN memuat tentang kerangka
nasional tentang (PJP II) (1998-2o23) sektor pendidikan digariskan
Sebagai berikut :
Terwujudnya masyarakat yang makin sejahtera lahir batin secara adil dan
merata, terselenggaraanya pendidikan nasional dan pelayanan kesehatan
yang makin bermutu dan meratayang mampu mewujudkan yang beiman
dan bertakwa tentang Tuhan YM,berbudi luhur, sehat, cerdas,
patriotic ,berdisiplin, kreatif, produktif dan profesioanal; makin
mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya
peradapan ,harkat martabat manusia Indonesia dan memperkuat jati diri
Berbagai Kebijakan Strategi Terkait Dan Atau Tentang
Pendidikan SD Dalam Konteks Pembagunan Pendidikan Nasional.

Untuk sektor Pendidikan digariskan sejumlah prinsip pembangunan, (GBHN,1998; 124-128) yang secara singkat dapat dikemukakan bahwa Pendidikan
nasional :
1. Berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasrkan Pancasila dan UUD 45.
2. Diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan
YME ,berakhlak musia berbudu pekerti luhur ,memiliki pengetahuan keahlian dan ketrampilan,kesehatan jasmani dan rohani serta kepribadian
yang mantap dan mandiri.
3. Harus menumbuhakan dan mempertebal rasa cinta tanah air,meningkatnya semnagat kebagsaa,wawasann keunggulan ,kesetiakawanan sosial dan
kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan dan berorientasi masa depan.
4. Perlu ditata dan dikembangkan dimantapkan secara terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur,jenis dan jenjang pendidikan maupun antar sektor
pendikan atau sektor pembangunan lainya serta antar daerah dengan menggunakan menejemen yang mutakhir eFektiF dan etsien..
5. Mengutamakan pemerarataan dan peningkatan pendidikan dasar ,kualitas pendidikan kejuruan,pendidikan proFesional serta meningkatkan wajib
belajar sembilan tahun.
6. Memberi kesempatan pada masyarakat seluas-luasnya berperan setta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional sesuai dengan perundang –
undangan.
7. Disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi dan tuntutan kebutuhan serta perkembangan pembangunan.
8. Melanjutkan dan meningkatkan pendiddikan pancasila termasuk P4,PMP, pendidikan agama dan PKN disemua jalur,jenis dan jenjang pendidikan
termasuk prasekolah sehingga terbentuk watak bangsa yang kukuh.
 Semua ketentuan perundang undangan yang menjadi turnan dari UU No 2 Tahun
1989 yang tidak bertentangandengan U No 20 tahun 2003 mash berlaku. Pada tahun
2004 di undangkan UU RI No 25 Tahun 2004.yang mencakup Rencana
Pembanguann jangka panjang ( RPJP) (20 tahun) dan menengah ( 5 tahun). Untuk
pelaksanaannya di undangkan Perpres RI No 7 Tahun 2005 tentang
(RPJM) .Peningkatan relevansi pendidikan cirinya:
 • Meningkatna proporsi pendidik formal dan non formal yang memilikiKualifikasi
minimum dan sertilkasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajat.
 • Meningkatnya kualitas hasil belajar yang diukur dengan meningkatnya presentasi
siswa yang lulus evaluasi hasil belajar.
 • Meningkatnya hasil penelitian, pengembangan dan penciptaan ilmu pengetahuan
dan tehnologi oleh PT dan lembaga Litbang serta penvobariuasan dan penerapanya
pada masyarakat.
Untuk SD sesuai UU No 4 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Rincian prioritas yang terkait pendidikan SD
adalah sebagai berikut;
1. Penyelenggara Wajar Dikdas 9 tahun termasuk didalamnya SD/MI б tahun
2. Penyelenggara pendidikan non Formal yang bermutu ,dalam hal ini pendidikan kesetaraan Paket A yang setara SD,bagi masyarakat
yang akses pendidikannya tidak terpenuhi oleh pendidikan
3. Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, perkembangan global,nasional
dan lokal.
4. Perkembangan pendidikan kewarganegaraan ,pendidikan multikultural,dan pendidikan budi pekerti ,termasuk pendidikan
kesenian ,kebbudayaan dan lingkungan hidup.
5. Penyedia pendidik dan tenaga pendidikanSD/MI yang proFesional.
6. Penyedia sarana dan prasarana pendidikan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
7. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik SD/MI.
8. Mengembangkan tehnologi komunikasi dan inFormasi dalm pendidikan.
9. Mengembangkan sistem evalusi,akroditasi dan sertitkasi guru SD/MI.
10. Menyempurnakan manejemen pendidikan dengan meningkatkan otonomi dan desentralisasi pendiddikan.
11. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembnagunan pendiddikan.
12. Menata sistem pembiayaan pendidikan yang bersiFat adil etsien dan eFektiF ,tranFaran dan akuntabel,termasuk penerapan pembiayaan
pendidikan berbasis jumlah siswa.
13. Peningkatan anggaran pendidikan hingga 2o % dari APBN danAPBD.
14. Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pelaksanaan Wajar Dikdas 9 tahun.
 Ketentuan perundangan yang merupakan turnan dari UU No 20 tentang Tahun 2003 yang
terkait pendidikan Dasar yakni PP RI No 19 tahun 2005 tentang SN. Sistem dalam
desentralisasi pemeritah di undangkan U NO 22 tahun 2002 tentang pemerintah daerah
kemudian di ganti UU No 32 Tahun 2004 pemerintah daerah vang dilengkapi PPNo 38
tahun 2007. Yang menjadi kewenagan pemerintah daerah
 Pemerintah daerah Provinsi memiliki kewenangan atas urusan wajib mengenai pendidikan
SD sebagai berikut:
a. Perencanaan strategis
b. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional.
c. Pemantauan dan evalusi Satuan Pendidikan Dasar bertaraf internasional pembiayaan
penjaminan mutu satuan pendidikan sesuai dengan kewenagannya.
d. Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar.
e. Pengawasan pendayagunaan bantuan dan sarana dan prasarana pendidikan.
f. Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga pendidikan Satuan pendididkan Dasar bartaraf
internasional. Sesuai denagn kewenanganya.
g. Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan antar kabupaten/kota.
g. Peningkatan kesejahteraan,penghargaan dan perlindungan hukum pendidik dan tenaga
pendidikan Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional.
h. Pembinaan dan pengembangan pendididk dan dan tenaga pendidikan PNS pada Satuan
pendididkan Dasar bartaraf internasional.
i. Membantu pelaksanaan ujian nasional.
j. Penyedian biaya ujian sekolah sekala provinsi.
k. Pelaksana evaluasi pengelola Satuan pendidikan Satuan pendididkan Dasar bartaraf
internasional.pelaksana evalusi pencapaian standar nasioanl.
l. Membantu pemerintah dalam pelaksanaan akriditasi.
m. Supervisi dan Fasilitasi Satuan pendididkan Dasar bartaraf internasional. Dalam
penjaminan mutu standar internasional.
n. Evaluasi pelaksanaan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan skala provinsi.
Pemerintah daerah kabupaten/kota memiiki kewenangan atas urusan wajib mengenai
pendidikan SD/MI sebagai berikut:
a. Penetapan kebijakan operasional pendiddikan dikabupaten kota.
b. Perencanaan operasioanl pendidikan SD sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi dan nasioanl.
c. Sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tingkat kabupaten.
d. Pengelolaan dan penyelenggara pendiddikan.
e. Pemberian ijin pendirian serta pencabutan izin pendirian satuan pendiddikan.
f. Penyelengaraan dan/atau pengelolaan satuan pendidik SD bartaraF internasional.
g. Pemberian ijin pendirian serta pencabutan izin pendirian satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
h. Penyelenggara dan/atau pengelola pendidikan berbasis keunggulan lokal.
i. Peremajaan dat adalam sistem inFormasimanejemen pendiddikan nasional untuk tingkat kabupaten/kota
j. Penyediaaan bantuan biaya penyelenggara pendidikan sesuai denagn kewenangannya.
k. Pembiayaan penjaminan mutu satuan pendiddikan sesuai denag kewenagannya.
l. Koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
m. Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum
n. Sosialisasi standar isi dan standar kompetensi lulusan.
o. Sosialisasi dan implementasi KTSP.
p. Pengawasan pelaksanaan KTSP
q. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional.
r. Pengawasan terhadap bantuan sarana dan prasarana pendiddikan.
s. Pengawasan penggunaan buku pelajaran.
t. Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependiddikan.
u. Pengangkatan dana peempatan pendidikan dan tenaga pendidikan PNS.
v. Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS.
w. Peningkatan kesejahteraan,penghargaan dan perlindungan hukum pendidik dan tenaga pendidikan.
x. Pembinaan dan pengembangan pendididk dan dan tenaga pendidikan dan pemberhentian pendidik dan tenaga pendidikanPNS.
y. Membantu pelaksanaan ujian nasional.
z. Koordinasi,Fasilitas,monitoring,dan evaluasipelaksanaan ujian sekolah pada skala kabupaten.
aa. Penyediaan biaya ujian sekolah.
ab. Pelaksanaa Evaluasi pengelola Satuan pendidikan
ac. Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional.
ad. Membantu pemerintahdalam akreditasi sekolah.
ae. Supervisi dan Fasilitasi satuan pendidikan bertaraF internasional.
af. Evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu pada skala kabupaten/kota.
C. Mengapa diperlukan Standar Nasional Pendidikan

Perwujudan desentralisasi pendidikan Nasional memerlukan adanyaStandar


Nasional Pendidikan sebagai sarana penjaminan mutu,yang
pengembangannya dan pemantauannya dilakukan ole BadanStandarisasi
Nasional Pendidikan.(BSNP)
Mulai dari kurikulum 1946 s/d kurikulum 1994 sarat isi dan hanya
menekankan pengusaan pengetahuan. Agar lebih fleksibel sesuai UU No20
Tahun 2003, diperlukan strategi pengembangan kurikulum yang bersifat
sistemik atas dasar kajian komprehensif mengenai kebutuhan dan
kehidupan masyarakat Indonesia dan tututan kehidupan global.
Untuk menghasilkan lulusan yang cerdas dan baik dikembangkan,Standar
Kompetensi Lulusan (SKL),Standar Isi(SI), Standar Proses Pembelajaran,
Standar Tendik, Standar Sarpras.Proses Pembelajaran yang mendidik dan
mencerdaskan menjadi tuntutan baru.
D. Bagaimana Visi dan Misi Pendidikan
Nasional
Visi Pendidikan Nasional Misi Pendidikan Nasional
Berdasarkan UU Sisdiknas 20/2003, 1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh
visi pendidikan nasional adalah rakyat Indonesia
“Terwujudnya Sistem Pendidikan 2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi
Sebagai Pranata Sosial yang Kuat dan anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir
Berwibawa Untuk Memberdayakan hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar

Semua Warga Negara Indonesia 3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses
pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan
Berkembang Menjadi Manusia yang kepribadian yang bermoral
Berkualitas Sehingga Mampu dan 4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas
Proaktif Menjawab Tantangan Zaman lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu
yang Selalu Berubah”. pengetahuan, keterampilan, pengamalan, sikap, dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI
E. Apakah Esensi dari Sisdiknas?
Sistem pendidikan nasional Dari penjelasan di samping,
Indonesia mempunyai fungsi dapat kita tangkap bahwa
makro komprehensif yang secara esensial pendidikan
secara psikopedagogis untuk nasional Indonesia bukan
mengembangkan potensi atau merupakan sistem pendidikan
kemampuan atau talenta atau
yang bersifat sekuler, tetapi
fitrah individu, dan secara
sosiopedagogis serta
sistem pendidikan yang
sosiopolitis untuk membangun berwawasan keberagaman,
watak dan peradaban bangsa sebagaimana tersurat dalam
yang bermartabat, yang tujuan peningkatan keimanan
bermuara pada upaya dan ketakwaan pada Tuhan
mencerdaskan kehidupan Yang Maha Esa.
bangsa.
F. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara,
Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah?
Dalam Pasal 8 ditegaskan bahwa masyarakat
Dalam UU Sisdiknas 20/ 2003 (Pasal 6 Ayat
berhak berperan serta dalam perencanaan,
2) menjelaskan bahwa setiap warga negara
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
yang berusia tujuh sampai lima belas tahun
program pendidikan. Dalam Pasal 9,
wajib mengikuti pendidikan dasar dan setiap
masyarakat berkewajiban memberikan
warga negara bertanggung jawab terhadap
dukungan sumber daya dalam
keberlangsungan penyelenggaraan
penyelenggaraan pendidikan.
pendidikan.
Dalam Pasal 11 dijelaskan bahwa
Sedangkan dalam Pasal 7 ayat (1) dan (2)
pemerintah dan pemerintah daerah wajib
menegaskan bahwa orangtua berhak
memberikan layanan dan kemudahan, serta
berperan serta dalam memilih satuan
menjamin terselenggaranya pendidikan yang
pendidikan dan memperoleh informasi
bermutu bagi setiap warga negara tanpa
tentang perkembangan pendidikan anaknya,
diskriminasi dan wajib menjamin
dan orangtua dari anak usia wajib belajar,
tersedianya dana guna terselenggaranya
berkewajiban memberikan pendidikan dasar
pendidikan bagi setiap warga negara yang
kepada anaknya.
berusia tujuh sampai lima belas tahun.
G. Bagaimana Kelembagaan Sistem Pendidikan
Nasional?
Dalam Pasal 13, jalur Pendidikan nonformal dikenal
pendidikan terdiri atas dengan pendidikan luar sekolah,
pendidikan formal, nonformal, contohnya kursus-kursus
dan informal yang saling keterampilan, kejar bina usaha,
melengkapi dan memperkaya program keaksaraan fungsional.
yang dilaksanakan dengan Pendidikan informal merupakan
sistem terbuka melalui tatap pendidikan dalam keluarga dan
muka dan jarak jauh. masyarakat. Contohnya
Pendidikan formal bisa disebut pergaulan di rumah dan dalam
dengan schooling education, masyarakat yang menimbulkan
contohnya SD/MI, SMP/MTs, pengalaman ajar.
SMA/MA, PTN/PTS.
H. Isi dan Proses Pendidikan SD
Isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum
dan perangkat pendidikan lainnya serta
pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
Sebagai isi kurikulum pendidikan dasar
ditetapkan sekurang-kurangnya 10 bidang
kajian yang secara konseptual dirancang untuk
mengembangkan kemampuan dan kepribadian
anak didik.

Anda mungkin juga menyukai