Anda di halaman 1dari 18

KB 2.

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR DI ERA REFORMASI
A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD
1. Pendidikan nasional zaman Orba era pemerintahan Presiden Soeharto (1967 –
1998) dibingkai secara komprehensif dalam
a. Pembangunan Jangka Panjang I (PJP I) tahun 1969/1970 – 1993-1994.
b. Pembangunan Jangka Panjang II (PJP II) tahun 1994/1995 – 2018/2019.
2. Pendidikan Nasional Era Reformasi diatur dalam
a. UUD 1945 Pasal 31 dijabarkan secara legal dan formal dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang
SISDIKNAS, mengatur Pendidikan nasional sampai tahun 2003.
b. UU No. 20 Tahun 2003, mengatur SISDIKNAS dari tahun 2003 sampai sekarang.
3. Peraturan Pemerintah RI (PP RI) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional (SNP) merupakan salah satu bentuk perundang-undangan turunannya.
Proses Pendidikan nasional masih tetap dikelola dengan bingkai politik
negara kesatuan Republik di Indonesia namun dalam paradigma yang
berbeda.
Dahulu zaman orde baru Pendidikan bersifat sentral (sentralisasi) yakni
adanya peranan pemerintah pusat yang sangat besar.
Setelah reformasi terjadi desentralisasi Pendidikan yang menekankan
pada otonomi daerah. Tandanya adalah peran pemerintah daerah yang
sangat besar.
B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKATI
DAN/ATAU TENTANG PENDIDIKAN SD DALAM
KONTEKS PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
NASIONAL.
Pembangunan Pendidikan pada awal reformasi berlandaskan pada
GBHN dan tertuang dalam TAP MPR Nomor II/MPR/1998 yang memuat
kerangka nasional-sistemik tentang PJP II 1998-2023.
Untuk mewujudkan sasaran nasional Pendidikan ditetapkan
Kebijaksanaan Nasional Pembangunan ke tujuh (Pelita VII) tahun 1998-
2023 yang menyasar sector Pendidikan yang digariskan dengan
sejumlah prinsip pembangunan.
Prinsip Pembangunan dalam GBHN,
1998:124-128.
1. Berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasar Pancasila dan UUD 1945
2. Diarahkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan kualitas SDM.
3. Menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta tanah air.
4. Perlu ditata, dikembangkan dan dimantapkan secara terpadu dan serasi antar berbagai jalur, jenis dan
jendang Pendidikan maupun antar sector Pendidikan dengan pembangunan.
5. Mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas Pendidikan dasar, kejuruan, professional dan
meningkatkan wajib belajar 9 tahun.
6. Memberi kesempatan kepada masyarakat seluas-luasnya berperans erta dalam penyelenggaraan
Pendidikan nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan tuntutan kebutuhan serta
perkembangan pembangunan.
8. Melanjutkan dan meningkatkan Pendidikan Pancasila termasuk pedoman penghayatan dan
Pengamalan Pancasila, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan agama, dan Pendidikan
kewarganegaraan di semua jalur.
UU RI No. 25 Tahu 2004 tentang system Perencanaan Pembangunan
Nasional (RPJMN) sebagai pengganti GBHN.
1. Berdasar RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) –kurun waktu 5 tahun prioritasnya pada sektor Pendidikan
untuk meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta
meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
2. Menurunnya angka buta huruf dan meningkatnya presentase
penduduk yang menyelesaikan Pendidikan 9 tahun.
Rincian prioritas terkait Pendidikan SD
sesuai UU No.14 Tahun 2005:
1. Penyelenggaraan Wajar Dikdas 9 tahun, SD?MI 6 tahun
2. Pendidikan no-formla yang bermutu yaitu adanya Paket A setara dengan SD
3. Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan perkembangan IPTEK, global, nasional dan local
4. Pengembangan Pendidikan kewarganegaraan, multicultural, budi pekerti, kesenian kebudayaan dan lingkungan hidup.
5. Penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan SD/MI yg professional
6. Penyediaan sarpras Pendidikan yang memadai
7. Menyediakan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik
8. Mengembangkan teknologi komunikasi dna informasi dalam Pendidikan
9. Mengembangkan system evaluasi, akreditasi dan sertifikasi gur SD/MI
10. Menyempurnakan manajemen Pendidikan dengan meningkatkan otonomi dan desentralisasi Pendidikan
11. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan Pendidikan
12. Menata system pembiayaan Pendidikan yang adil, esisien dan efektif, transparan, akuntabel termsauk pembiayaan
Pendidikan berbasis jumlah siswa.
13. Peningkatan anggaran Pendidikan hingga 20% dari APBN dan APBD
14. Mengingkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung Wajar Dikdas 9 tahun
C. Mengapa diperlukan standar Pendidikan Nasional?

1. Sebagai perwujudan paradigma Pendidikan nasional yang


desentralistik.
2. Sebagai sarana penjaminan mutu Pendidikan nasional
3. Menghasilkan lulusan yang cerdas dan baik
Pada era reformasi lebih menekankan pada perwujudan proses
Pendidikan yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang mampu
menumbuhkembangkan potensi peserta didik yang berbentuk sifat
1. Kemampuan untuk memiliki rasa keingintahuan (Learning to know)
2. Menggunakan pengetahuan untuk bekerja (Learning to do)
3. Harmonis dan produktif di lingkungan (Learning to love together)
4. Kemampuan untuk belajar sepanjang hayat (Learning to be)
5. Kemampuan untuk hidup dalam kehidupan (Learning through life)
D. Bagaimana visi dan misi Pendidikan nasional
“terwujudnya system Pendidikan sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah”
Misi Pendidikan untuk mewujudkan visi:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh Pendidikan bermutu tinggi
2. Membantu dan menfasilitasi pengembangan potensianak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampau akhir hayat demi mewujudkan masyarakat belajar.
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses Pendidikan untuk mengoptimalkan Pendidikan
kepribadian bermoral.
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas Lembaga Pendidikan sebagai pusat pembudayaan
ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan
global
5. Meberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks NKRI.
E. Esensi dari SISDIKNAS
Sebagai subsitem dari system kehidupan berbangsa dan bernegara maka sudah seharusnya memiliki
landasan yang konsisten dengan filsafat dan ideologi serta konstitusi yang berlaku. Landasan tersebut
adalah Sisdiknas 20 tahun 2003:
a. pasal 2 “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.”.
b. pasal 3, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”

Dari kedua pasal diatas system Pendidikan nasional berfungsi sebagai:


a. Makro komprehensif secara psikopedagogis untuk mengembangkan potensi/talenta/ fitrah individu.
b. Sosiopedagogis dan sosiopolitis untuk membangung watak da peradaban bangsa yang bermartabat
yang pada akhirnya bermuara pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
F. Hak dan Kewajiban Warganegara, orang
tua, masyarakat dan pemerintah
Landasan Hukum tersebut secara konstitusional tertuang dalam Pasal 5 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak
memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus.
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

Pasal 6
6. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
7. Setiap warga negara bertanggungjawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan Pendidikan.
G. Kelembagaan Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional diselenggarakan dalam struktur bersifat nasional-sistemik
mencakup
1. Pendidikan formal (Schooling Education)
dikenal dengan Pendidikan persekolahan yang terdiri atas Pendidikan dasar,
menengah dan tinggi.
Contohnya: SD/MI. SMP/MTs, SMA/MA, PTN/PTS
2. Non formal (Out of School)
Pendidikan yang tidak terstruktur ketat
Contohnya: kursus keterampilan, kejar bina usaha, program keaksaraan fungsional
3. Informal (Pendidikan dalam keluarga dan masyarakat)
Contohnya: pergaulan rumah, pergaulan dalam masyarakat
Pendidikan tinggi mencakup Pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan
khusus.
a. Pendidikan umum
Program Pendidikan yang diselenggarakan sebagai Pendidikan dasar dan menengah dengan misi perluasan pengetahuan
yang diperlukank peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
b. Pendidikan kejuruan
Pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik bekerja dalam bidang tertentu
c. Pendidikan akademik
Pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana untuk penguasaan disiplin ilmu tertentu.
d. Pendidikan profesi
Pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki perkerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus.
e. Pendidikan vokasi
Pendidikan tinggi yang memeprsiapkan peserta didik memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal
setara program sarjana
f. Pendidikan keagamaan khusus
Pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik agar dapar menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama. Sementara Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan
Pendidikan untuk yang berkelainan secara inklusif berupa satuan Pendidikan tingkat dasar dan menengah
H. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN DI SD
Isi dan proses Pendidikan di SD mencakup kurikulum dan perangkat Pendidikan lainnya serta pengelolaan
Pendidikan secara keseluruhan. Untuk Pendidikan dasar ada 10 bidang kajian pada pasal 37 untuk
mengembangkan kemampuan dan kepribadian anak:
1. Pendidikan agama
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Bahasa
4. Matematika
5. IPA
6. IPS
7. Seni budaya
8. PenjaskesOR
9. Keterampilan/ kejuruan
10. Muatan local
Prinsip-Prinsip Panduan Penyusunan
Kurikulum oleh BNSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik dan lingkungan
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum di
SD/MI
1. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan papa potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang berguna bagi dirinya.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan 5 pilar belajar; belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan,
belajar untuk memahami dan menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, belajar
untuk hidup Bersama dan berguna bagi orang lain, belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan bersifat, perbaikan, pengayaan, dan
atau percepatan sesuai potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik
4. Kurikulum dilaksanakan dalam hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai,
akrab, terbuka dan hangat dengan prinsip ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan
teknologi, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan Pendidikan
7. Kurikulum mencakup semua kompetensi mata pelajaran muatan local dan pengembangan diri disenlenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan dan berkesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas.
Struktur Kurikulum SD/MI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai