1. Jelaskan menurut anda mengapa Bahasa itu penting dalam kehidupan manusia
Bahasa menjadi sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena Bahasa pada
dasarnya alat untuk berkomunikasi antara manusia satu dengan yang lain. Dalam materi inisiasi
1 yang tuweb 1 telah disampaikan oleh bapak Drs. Agus Suryatmoko, M.Pd bahwa Bahasa
mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari dan saling
berkesinambungan diantaranya keduanya. Manusia tidak akan dapat melakukan apapun tanpa
menggunakan Bahasa.
Selain itu menurut Solchan T.W., dkk termuat dalam PDGK4204 modul 1 hal. 1.4. Bahasa
menjadi penting bahkan sangat penting karena Bahasa menjadi sebuah symbol bunyi yang
arbiter manusia untuk berkomunikasi. Selain itu disampaikan juga bahwa Bahasa itu juga
digunakan untuk mengomunikasikan gagasan secara sistematis melalui suara, gerak, tanda yang
disepakati dan mempunyai makna tertentu dan mampu membentuk budaya manusia. Bahasa
digunakan manusia sebagai lambang bunyi arbiter yang digunakna untuk berkomunikasi,
mengobservasi, mengidentifikasi diri dan bekerja sama oleh anggota-anggota social Hal yang tak
kalah penting juga perlu diingat bahwa Bahasa merupakan sebuah system yang memiliki tata
aturan yang memiliki makna yang sistematis dan sistemis.
Bahasa memiliki fungsi dan variasi yang mampu mempertahankan keberadaan hidup
manusia Solchan T.W., dkk termuat dalam PDGK4204 modul 1 hal. 1.7 karena dengan Bahasa
kita dapat mengekspresikan nilai-nilai, pikiran dan perasaan yang dapat dipahami orang lain
sehingga Bahasa bisa dengan jelas disebut memiliki fungsi sebagai alat komunikasi.
b. Bahasa merupakan Sistem Lambang yang Arbiter (Mana Suka) dan Konvensional
Bahasa merupakan symbol yang memiliki arti yang disepakati dan dipergunakan oleh
kelompok social. Symbol tersebut juga harus dipelajari karena antara Bahasa dan
masyarakat satu dengan yang lain berbeda yang mempunyai aturan dan kaidah. Lambang
Bahasa dan obyeknya itu tidak memiliki hubungan wajib dan langsung karena keduanya
bersifat mana suka (arbiter). Penamaan obyek benda atau peristiwa sesuai dengan ciri bunyi
dan ciri lain misalnya suara “toookek yang kemudian hewannya dinamakan Tokek.
Penamaan sesuai onomatope ini tidak banyak oleh karena itu kesepakatan social
masyarakatlah yang menjadikan obyek tersebut dinamai. Nah.. dari sini sudah jelas bahwa
Bahasa bersifat konvensional atau sesuai kesepakatan.
Disamping cara-cara diatas dalma PDGK4204 halaman 2.13 disampaikan pula beberapa strategi
anak/ pembelajar dalam mempelajari bahasa. Hal-hal tersebut adalah:
a. Mengingat
Cara ini berperan penting dalam mendukung belajar Bahasa karena melalui kegiatan ini anak
menyentuh, mencium, menyerap, mendengar, melohat sesuatu kemudian merekam dalam
memori mereka dan tercatat secara dengan baik di benak mereka.
Pada tahap ini anak membangun pengetahuan bunyi dan kombinasinya dengan cara
berulang-ulang.
b. Meniru
Hal yang dilakukan saat meniru adalah bentuk kreatif dan menginspirasi dari hal yang
ditemuinya. meski tidak selalu sama persis dengan yang ditiru namun ini terjadi berulang dan
terus berubah dengan maksud yang sama. Hal ini terus terjadi hingga kemampuan berbahasa
mereka menjadi semakin komplek.
Orang yang menjadi model peniruan juga sangat memengaruhi corak dan perkembangan
Bahasa anak. Apabila modelnya baik maka anak juga akan mempelajari versi Bahasa yang
baik, logis dan santun. Dan bila sebaliknya modelnya kurang baik maka anak akan
mempelajari bahsa yang kurang baik pula.
c. Mengalami langsung
Strategi yang paling cepat untuk anak dalam mempelajari Bahasa adalah dengan pengalaman
secara langsung. Anak menggunakan Bahasa secara langsung berkomunikasi dengan model
dan mendapatkan tanggapan secara langsung pula. Tanggapan-tanggapan dari mitra
berbicara tersebut secara tidak sadar membentuk anak untuk berbahasa sesuai kewajaran
dan mendapat ketepatan dalam berbahasa.
d. Bermain
Kegiatan bermain ini sangat penting untuk mendorong kemampuan berbahasa anak karena
memang ini dunia mereka. Dengan bermain peran sebagai dokter, pedagang, atau bermain
rumah-rumahan secara langsung melatih berbicara dan menyimak.
e. Penyederhanaan
Selain kemampuan anak dalam berbahasa yang masih bersifat egosentris (berpusat pada diri
sendiri), mereka juga berkembang secara bertahap yang membuat tuturan mereka menjadi
sederhana pada kisaran usia 15-24 bulan menurut Solchan T.W., dkk termuat dalam
PDGK4204 modul 1 hal. 2.16. ciri Bahasa tersebut disebut dengan penyederhanaan atau
reduksi, sebagai contoh anak usia tersebut menyebut kata “terimakasih” dengan sebutan “
Ma acih”. Meski ini tidak disadari anak namun kita sebagai orang dewasa tentu sudah sangat
memahami apa yang disampaikan oleh anak tersebut karena adanya bantuan dari konteks
anak pada saat berbicara.
Pemerolehan bahasa kedua adalah bahasa yang diperoleh setelah menguasai bahasa
pertama dan menyandang status B2, itu bisa bahasa daerah, bahasa asing, atau juga
tergantung dari bahasa mana yang dikuasai pertama kali atau dikuasai anak lebih dulu.
Belajar bahasa kedua (B2) dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Ketiga tipe belajar tersebut adalah saling terkait dan terjadi secara bersamaan pada saat belajar
suatu Bahasa. Oleh karena itu, maka sebaiknya belajar Bahasa itu dilakukan secara terpadu baik
antaraspek (kebahasaan, kesastraan dan keterampilan berbahasa) ataupun antarbahasa dengan
mata pelajaran lain.