Anda di halaman 1dari 11

1.

Misi PKn dengan paradigma barunya adalah mengembangkan pendidikan


demokrasi yangsecara psikopedagogis dan sosio-andragogis Lakukan analisis
PKn sebagai wahana psiko-pedagogis dan sosio-andragogis!

Dari anggapan atau pandangan tersebut di atas maka timbullah istilah


Pedagogi yang berasal dari Bahasa Latin paedo yang berarti anak-anak dan
agogos yang berarti memimpin atau membimbing. Jadi, Pedagogi adalah
ilmu tentang bagaimana memimpin atau membimbing anak-anak, yang
secara singkat disebut ilmu mengajar anak-anak.
Namun, dalam perjalanan sejarah seterusnya kata anak-anak tersebut
menjadi hilang sehingga Pedagogi diartikan sebagai ilmu mengajar. Bahkan
di dalam buku-buku tentang pendidikan orang dewasa tercantum istilah The
Pedagogy of adult education atau ilmu mengajar orang dewasa.
Tentunya istilah tersebut tidak benar. Lalu di kemudian hari lahirlah
istilah Andragogi, yang berasal dari Bahasa Latin andro yang berarti orang
dewasa (adult) dan agogos yang berarti memimpin atau membimbing. Jadi
Andragogi adalah ilmu bagaimana memimpin atau membimbing orang
dewasa atau ilmu mengajar orang dewasa.
Pendidikan orang dewasa atau andragogi adalah ilmu
bagaimana memimpin atau membimbing orang dewasa;
atau ilmu mengajar orang dewasa.
Andragogi menstimulasi orang dewasa agar mampu melakukan proses
pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan dalam
kehidupan. Andragogi pada hakikatnya berlangsung terus-menerus, tiada
henti-hentinya selama manusia masih hidup. Andragogi adalah identik
dengan konsep life long education atau pendidikan sepanjang hayaT

2. Silahkan lakukan telaah mengenai hubungan konsep, nilai, moral dan norma (KNMN)
dalampengembangan komitmen bela Negara!

.  Konsep, Nilai , Moral , dan Norma (KNMN) dalam Hubungan Warga Negara dengan
Negara
         Konsep adalah pengertian yang menunjukkan kepada sesuatu. Pengertian tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk kata-kata, nama, atau pernyataan. Oleh karena konsep dapat dinyatakan
dengan kata maka ada ahli yang mendefinisikan konsep sebagai kata yang menunjuk kepada
sesuatu.
         Nilai adalah sesuatu yang merujuk kepada tuntutan perilaku yang membedakan perbuatan yang
baik dan buruk atau dapat diartikan sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu.
         Moral adalah keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
         Norma adalah sumber dasar hokum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral serta
perilaku yang dilakukan.
Perilaku kita sebagai warga Negara tentu kita memiliki kewajiban dan rasa tanggung
jawab secara moral terhadap Negara.
Dalam aspek berkehidupan berbangsa dan bernegara tentunya sangat luas dan tidak lepas
dari kehidupan yang meliputi berbagai satu kesatuan dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan hankam (GBHN 1993)
Pendidikan politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 perlu lebih ditingkatkan agar
rakyat makin sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara sehingga makin mampu ikut
berperan secara aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam pembahasan
ini bahwa keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara merupakan hal yang mutlak, dalam
pemerintahan demokrasi pancasila terutama dalam pembangunan. Partisipasi yang diberikan
pada Negara tersebut haruslah partisipasi yang tumbuh karena kesadarannya sendiri, artinya
kesadran-kesadaran tentang hak dan kewajibannya sebagai warga Negara yang dilandasi oleh
penghayatan akan nilai-nilai luhur yang menjiwai sitem yang berlaku. Tentunya kesadaran harus
disesuaikan dengan peningkatan kecerdasan.
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang mengandung berikut ini:
1.      Adanya keselarasan, keserasian, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan.
Meskipun pembangunan ekonomi mendapat tempat utama dalam pembangunan nasional dewasa
ini dan didalam jangka panjang,unsur manusia,unsur sosial budaya dan unsure lainnya mendapat
perhatian seimbang.
2.      Pembangunan merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah tanah air.
3.      Hal yang ingin dibangun manusia dan masyarakat Indonesia sehingga pembangunan harus
berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap
berkepribadian Indonesia pula.
Pembangunan mengandung arti bahwa warga Negara adalah objek dan subjek
pembangunan karena warga Negara sebagai subjek pembangunan maka warga Negara sebagai
manusia harus diperhitungkan. Oleh karena itu perlu mengajak subjek pembangunan untuk
berpartisipasi aktif dalam pembangunan (pasaribu:62)
Dalam rangka ajakan ini para pemimpin diharapkan memiliki persepsi yang tajam guna
mendeteksi keinginan msyarakat untuk menggerakan partisipasi masyarakat. Walaupun
bagaimana bahwa pembangunan adalah usaha rakyat. Masyarakat sebanyak mungkin ikut serta
dengan pemerintah untuk memberikan bantuan guna meningkatkan, memperlancar,
mempercepat, dan menjamin berhasilnya pembangunan. Keberhasilan pembangunan ditentukan
oleh partisipasi unsur masyarakat.

B. Konsep, Nilai, Moral, dan Norma (KNMN) dalam Hubungannya dengan Sesama Warga
Negara
Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai mahkluk sosial (zoon politicon) ia
akan senantiasa berhubungan dengan manusia lain dan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya itu.
Menurut Rustandi (1988:60) ‘ Warga Negara ialah mereka yang brrdasarkan hokum
merupakan anggota dari suatu Negara. Mereka yang tidak termasuk warga Negara disebut orang
asing (bukan warga Negara)’ dari rumusan tersebut diperoleh suatu pengertian untuk dapat
dikatakan sebagai warga Negara maka seseorang harud dinyatakan secara legal (sah) menjadi
warga Negara.
Pasal 26 ayat 1 menyatakan bahwa ‘ yang menjadi warga Negara Indonesia ialah orang-
oarang bangsa Indonesia asli dan orang0orang bangsa lain yang si sahkan oleh undang-undang
sebagai warga negara’ Ayat 2 menyatakan bahwa ‘ syarat-syrat yang mengenai warga negaraan
Negara ditetapkan dengna undnag-undang’’.
Dengan demikian yang menjadi WNI adalah sebagai berikut
1.      Orang-orang bangsa Indonesia asli
2.      Orang-orang bangsa lain yang bisahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara Indonesia
Tuntutan perilaku warga Negara diharapkan memiliki sikap berbudi luhur, sehat jasmani,
dan rohani berkepribadian dan sifat mandiri, disamping memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakataan dan bernegara.
Ciri-ciri warga Negara yang baik dapat dilukiskan, yaitu warga Negara yang patriotik,
loyal terhadap bangsa dan negara, toleran, beragama, demokratis atau yang lebih popular disebut
warga Negara yang pancasialis sejati.
Kita harus peduli dan tanggap terhadap tetangga dan lingkungan sekitar kita di mana kita
berada. Penanaman dan membiasakan sikap yang berlandaskan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari sangat perlu dari usia dini dalam rangka pembinaan dan pembentukan
pribadi warga Negara.
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dari manusia-manusia Indonesia secara
pribadi-pribadi, yang memiliki nilai-nilai tersebut, landasan utamanya adalah sebagai berikut:
1.    Landasan Idiil pancasila
Dalam hal ini,pancasila mengajarkan dalam bekerja sama dengan bangsa lain untuk menciptakan
perdamaian dilandasi pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa.pada pembukaan
UUD 1945 pada alinea IV menyebutkan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan kaedilan sosial
2.    Landasan Struktural
Dalam hal ini bidang luar negeri UUD 1945 menyebutkan pasal 11 sebagai berikut: presiden
dengan persetujuan DPR menyatakan perang,membuat perdamaian dan perjanjian dengan
Negara lain.

3.    Landasan Operasional


Sebagai realisasi dan apa yang tercantum dalam pancasila.pembukaan UUD 1945 di atas untuk
politik luar negeri Republik Indonesia bebas aktf intinya agar bangsa Indonesia berkawan baik
dengan semua bangsa di dunia dan tidak pilih kasih.selama ada masalah-masalah kehidupan
masyarakat dunia bangsa Indonesia tidak boleh berpangku tangan ,artinya harus ikut aktif
mengatasinya.penegasan tercantum di dalam GBHN (ketetapan MPR No.II/MPR/1983)

C. Konsep, Nilai, Moral, dan Norma (KNMN) dalam Pengembangan Komitmen Bela
Negara
Cita-cita perjuangan bangsa (alinea 2 pembukaan UUD 1945) mewujudkan Negara
kesatuan republik Indonesia yang,merdeka,bersatu ,berdaulat adil dan makmur berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut perlu dipelihara adanya kepentingan
nasional demi tetap tegaknya Negara kesatuan republik indonesia serta terwujudnya tujuan
nasional melalui pembangunan nasional.
Bela Negara merupakan tekad, sikap, dan tindakan warga Negara yang teratur, menyeluruh
terpadu dan berlanjut yang dilandasi:
1.      Kecintaan pada tanah air
2.      Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
3.      Keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi Negara
4.      Kerelaan berkorban
Hak, kewajiban, dan kehormatan untuk ikut serta dalam usaha pembelaan Negara bagi
setiap warga Negara harus dapat dilaksanakan. Partisipasi aktif bagi setiap warga Negara untuk
menjaga ketertiban dan keamanan lingkunganya masing-masing sangat diharapkan.
Setiap warga Negara diharapkan dapat berperilaku sesuai dengan UUD 1945 dan
pancasila sebagai ideologi bangsa. Pedoman tuntutan perilaku warga Negara tersebut diharapkan
dapat diterapkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada


pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan
suku bangsauntuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi olehpancasila dan UUD 1945. Coba anda kaitkan
hubungan bidang studi PKn dengan mata pelajaran lain!

Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKN) merupakan program pendidikan yang


memiliki misi untuk mengembangkan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya dan
keyakinan bangsa indonesia yang memungkinkan dapat diwujudkan dalam perilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi guru SD, seperti juga bagi semua guru/pendidikan di jenjang
pendidikan lainnya ppkn memiliki dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Pertama, untuk dirinya
sendiri sebagai warganegara diharapkan menjadi sarana pemahaman, penghayatan dan
perwijudan nilai dan moral pancasila dan undang-undang dasar 19945 dalam kehidupan sehari-
hari. Kedua, sebagi guru/pendidik diharapkan menjadi media pendidikan yang memungkinkan
peserta didik secara sadar dan sistematis berupa untuk mengerti, menghayati, dan menerapkan
nilai dan moral pancasila dan UUD 45 sesuai dengan perkembangan pribadi dan lingkungannya.

Secara rinci, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demogratif untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteragsi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan tekonologi, informasi dan komunikasi.

Semenjak diberlakukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik


Indonesia (RI) No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, terdapat perubahan standarisasi materi kurikulum setiap mata
pelajaran. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam Permendiknas tersebut
memuat ruang lingkup materi, tujuan, dan struktur materi yang harus diajarkan di masing-masing
jenjang pendidikan.

Dengan mengacu kepada Permendiknas tersebut, mata pelajaran PKn secara umum telah
mengalami perubahan paradigma. Paradigma tersebut meliputi aspek keilmuan, tujuan
pembelajaran, dan struktur kajian PKn. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang
bersifat interdisipliner terutama disiplin ilmu hukum, politik, dan filsafat moral. Sifat
interdisipliner ini menjadikan PKn jelas batang keilmuannya (body of knowledge).

Dalam paradigma PKn sekarang dikenal tiga komponen yang saling berkaitan. Menurut Udin
Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen tersebut adalah sebagaimana uraian berikut ini.

1. Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa materi pelajaran


PKn yang harus dicapai peserta didik.
2. Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa kemampuan bersifat
partisipatoris dan kemampuan intelektual.
3. Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions) seperti bertanggung
jawab secara moral; disiplin; rasa hormat terhadap nilai dan martabat kemanusiaan; rasa
hormat terhadap peraturan (hukum); mau mendengarkan, bernegosiasi dan berkompromi
untuk mencapai kebaikan publik; dan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.

1. Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap ilmu sosial lainnya


2. Hubungan PKn dengan ilmu politik

Pendidikan kewarganegaraan merupakan praktik dari ilmu kewarganegaraan, sedangkan ilmu


kewarganegaraan adalah bagian dari ilmu politik. Seperti yang dikemukakan oleh checter van
yakni bagian dari ilmu poltik ang membahas tentang hak dan kewajiban warga negara terdapat di
civics/ilmu kewarganegaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan
mengandung praktik-praktik yang diturunkan ilmu politik. Sesuai dengan tujuan PKn yaitu
menjadikan warganegara yang baik. Maka kita harus memahami teori tentang demokrasi politik
yang meliputi konstitusi, parpol pemilu dan semuan hal itu merupakan adopsi dari ilmu politik.
Dengan memahami teori ilmu politik maka warga negara mempunyai pengetahuan tentang
kenegaraan melalui praktis dari pendidikan kewarganegaraan maka warga negara dapat
melaksanakan kewajibannya dan mengetahui hak yang harus diterimanya sebagai warga negaa
yang baik.

2. Pendidikan kewarganegaraan dengan sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu tentang masyarakat. Yang mana yang dibahas tidak hanya keteraturan
dalam msyarakat tetapi juga penyimpangan sosial. Salah satu penyebab terjadi penyimpangan
sosial yaitu kekurangpahaman masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Contoh kasus keterkaitan sosiologi dengan pendidikan kewarganegaraan, dalam sebuah desa
mempunyai kendala dalam aksesbilitas. Seperti kurang memadainya jalan raya untuk masyarakat
desa untuk keluar dari desa dalam rangka memenuhi kebutuhan, seperti berjualan, melanjutkan
pendidikan, dan membeli kebutuhan rumah tangga yang tidak disediakan desa. Namun hal
tersebut terkendala sehingga menimbulkan ketergangguan pola kehidupan masyarakat, terjadinya
konflik antar masyarakat dan meresahkan kondisi desa. Bagi masyarakat yang paham dengan
haknya sebagai warganegara maka mereka akan menuntutnya sesuai prosedur tanpa harus
meresahkan kampungnya sendiri. Kemudan jika mereka memahami tentang kewajiban sebagai
warga negara maka mereka akan berusaha memenuhi kewajibannya seperti pajak supaya
pemerintah dapat membangun sarana umum seperti yang diinginkan dan mengelola sumberdaya
ala dengan baik. Jadi pendidikan kewarganegaraan dapat menjad solusi permasalahan di
masyarakat. Sama-sama mengkaji masyarakat / warga negara.

3. Pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sejarah

Dalam mempelajari sejarah terdapat latarbelakang mempelajari pendidikan kewarganegaraan,


proses dan alasannya pendidikan kewarganegaraan dipelajari. Kemudian dengan pada ilmu
sejarah dapat diketahui mengapa perlunya pendidikan yang bertujuan menjadikan warga negara
yang baik. Semua itu didasari oleh sejarah/peristiwa yang terjadi diwaktu yang lalu. Dengan
mempelajari sejarah kita dapat mengetahui kekurangan apa yang akan terdapat pada era dulu dan
diperbaiki pada masa sekarang sehingga terdapat perbaikan-perbaikan dari waktu ke waktu.
Dengan mempelajari sejarah dapat ditemukan hal positif yang dapat dipertahankan untuk
tercapanya tujuan PKn saat ini atau kedepannya.

1. Keterkaitan antara PPKN dan IPS

Keterkaitan PKn dengan IPS sangat kuat. Hal ini dikarenakan sebelum menjadi Bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan yang menurut Kurikulum tahun 1994 diberi nama Bidang Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (sebagai upaya mewujudkan pesan UU sistem
Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 khususnya Pasal 39 Ayat (2) dan (3)), Bidang studi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari Bidang Studi IPS. Bidang Studi IPS mencakup
aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah, Pancasila serta UUD 1945 yang menyangkut warga
negara serta pemerintahan. Kemudian terjadi pemisahan menjadi Bidang Studi IPS yang
mencakup aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah, dan Bidang Studi Pendidikan Moral Pancasila
yang mencakup Pancasila serta UUD 1945 yang menyangkut warga negara serta pemerintahan.

1. Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1) Meningkatkan pemahaman konsep yang
dipelajarinya secara lebih bermakna; (2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah,
dan memanfaatkan informasi; (3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan
nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) Menumbuhkembangkan keterampilan
sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain; (5)
Meningkatkan minat dalam belajar; dan (6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.

1. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

1. Holistik

Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati
dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
Pembelajaran terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau
mengahdapi kejadian yang ada di depan mereka.

2. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan
terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata.
Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari
semua konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan
menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya, hal ini akan mengakibatkan
pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya.

3. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang
ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatya lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui
eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai
aktor pencari informasi dan pemberitahuan.

4. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus-menerus belajar. Dengan demikaian, pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar
merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait.
Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan
melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema
tersebut.

4. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rumusan-rumusan


tentangapa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran untuk mencapaitujuan atau kompetensi dasar yang telah
ditentukan. Coba anda kembangkan Rencana Pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran PKn Tematis untuk satu kali pertemuan kegiatan
pembelajaran!

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD/MI

Kelas / Semester : 2 /1

Tema : Bermain di Lingkunganku (Tema 2)

Sub Tema : Bermain di Lingkungan Sekolah (Sub Tema 3)

Muatan Terpadu : PJOK, B Ind, PPKn

Pembelajaran ke : 5

Alokasi waktu : 1 hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar Beni melakukan gerak dasar (memutar badan) bermain estafet bola, siswa
dapat menjelaskan prosedur variasi gerakan memutar badan tanpa berpindah tempat sesuai dengan
konsep tubuh, ruang, usaha dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau
tradisional dengan percaya diri.
2. Dengan mengamati gambar bermain estafet bola bersamaan bimbingan guru, siswa dapat mempraktikkan
variasi gerak memutar badan tanpa berpindah tempat sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha dan
keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional dengan percaya diri.
3. Dengan membaca teks percakapan, siswa dapat mengidentifikasi tata tertib yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di sekolah dengan cermat.
4. Dengan mengidentifikasi tata tertib yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, siswa dapat
mensimulasikan kegiatan sesuai tata tertib yang berlaku di sekolah dengan percaya diri.
5. Dengan mengamati berbagai gambar tentang hal yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah, siswa dapat mengelompokkan berbagai hal yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah dengan benar.
6. Dengan mengamati berbagai gambar tentang hal yang tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah, siswa dapat mengelompokkan berbagai hal yang tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari di sekolah dengan benar.
7. Dengan mendengarkan cerita tentang bermain estafet bola, siswa dapat menyebutkan isi teks pendek yang
dibacakan berkaitan dengan keragaman benda di sekitar dalam bahasa lisan dengan benar.
8. Dengan mengamati benda-benda di sekitar, siswa dapat menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang
keragaman benda di lingkungan sekitar dengan ejaan yang tepat dengan tepat.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan Membaca 10


Doa (Orientasi)
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari dan menit
diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)
3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
Kegiatan Ayo Mengamati 150

Inti 1.Siswa mengamati gambar bermain estafet bola (mengamati). menit


2.Siswa diarahkan mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata apa,
mengapa, kapan, di mana, siapa, dan bagaimana (menanya).
3. Siswa bersama bimbingan guru menyimpulkan jawaban yang seharusnya
(menalar).(Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Mencoba

1.Siswa mempraktikkan variasi gerak memutar badan tanpa berpindah tempat


sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam
berbagai bentuk permainan sederhana (mencoba).
2. Siswa mempraktikkan bermain estafet bola (mencoba).(Creativity and
Innovation)
Ayo Menulis

1.Siswa menceritakan dengan menggunakan bahasa yang sopan memperhati-


kan penerapan kalimat efektif (mencoba).(Creativity and Innovation)
Ayo Membaca

1. Siswa membaca teks percakapan tentang tata tertib di sekolah (mencoba).


Ayo Mencoba

1. Siswa mensimulasikan kegiatan sesuai tata tertib yang berlaku di sekolah,


yaitu tata tertib dalam upacara bendera (mencoba).
2. Siswa mensimulasikan tata tertib di kelas dengan percaya diri (mencoba).
Ayo Berlatih

1.Siswa mengamati berbagai gambar tentang hal yang harus dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah (mengamati).
2. Siswa mengelompokkan berbagai hal yang tidak boleh dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah (mencoba). (Creativity and Innovation)
Ayo Mencoba

1. Siswa kembali mengamati gambar bermain estafet bola (mengamati).


Ayo Menulis

1. Siswa menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan berkaitan dengan


keragaman benda di sekitar dalam bahasa lisan (mencoba).
2. Siswa membuktikan hasil prediksinya tentang teks yang didengarnya
(mencoba).
3. Siswa lain menjawab pertanyaan temannya (menalar).Creativity and
Innovation)
Ayo Berlatih

1.Siswa menjawab pertanyaan secara individu (menalar). (Critical Thinking


and Problem Formulation)
Ayo Mencoba
1. Siswa menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda
di lingkungan sekitar dengan ejaan yang tepat (mencoba).
2. Guru memberikan penghargaan dan penguatan terhadap prestasi belajar
siswa, boleh dengan memberikan penghargaan secara verbal, misalnya:
anak cerdas, anak rajin, anak pintar, dan sebagainya. (Creativity and
Innovation)
Kegiatan Peserta Didik : 15
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point
Penutup penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru menit
dilakukan.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik
yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/ portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi hadiah/ pujian

C. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian.

Mengetahui …………………, ...............

Kepala Sekolah, Guru Kelas 1

……………………………… ………………………………

NIP. ………………………… NIP………………………….

Anda mungkin juga menyukai