Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All Modul 3 (Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar)
KB 1 Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di
Era Orde Baru A. Perundang-undangan Ketentuan perundang-undangan pertama yang mengatur sistem pendidikn nasional sesuai Pasal 31 UUD 1945 adalah : •Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran No. 104/Bhg O, Tanggal 1 Maret 1946 tentang pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran RI di bawah Ki Hajar Dewantara. •UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PKK) . •UU No.12 Tahun 1954 tentang Dasar-dasar Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PKK), yang merupakan pemberlakuan UU No.4 Tahun 1950 di seluruh RI. •Keputusan Presiden No.145 Tahun 1965 tentang perumusan Tujuan Pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK. •Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966, tentang Agama, Pendidikan dan Kebudayaan, yang mengganti rumusan Tujuan Pendidikan Nasioal. •UU No. 22 Tahun 1961, khusus mengatur tentang Perguruan Tinggi, mewadahi dinamika pemikiran tentang arah dn tujuan pndidikan nasional dan manajemennya. •UU No 2 Tahun 1989, aturan sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS). B. Kebijakan Strategis • Kebijakan strategis artinya keputusan manajemen yang bersifat mendasar dan menyeluruh dari sebuah organisasi, dalam hal ini negara merupakan organisasi tertinggi yang memiliki kekuatan dan alat-alat untuk memaksa warganya. • Kebijakan strategi bersifat nasional yang mencakup seluruh sektor kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan agama. • Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991- 1993/1994) secara keseluruhan, didasarkan pada UU tersebut, sehingga setiap warga negara RI diharapkan “...memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, serta menggunakan Bahasa Indonesia yang diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. C. Isi dan Proses Pendidikan SD Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. Dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 ditetapkan Kurikulum Pendidikan Dasar yang mencakup 10 mapel (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Kerajinan Tangan dan Kesenian, PJOK, Bahasa Inggris, dan Muatan Lokal). Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 dikenal sebagai Sistem Pendidikan yang sangat Sentralistik. Untuk mewujudkan program wajib belajar, ditetapkan tiga kriteria daerah penyebaran, yaitu: •Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan daerah lain dan komunikasi yang sulit. •Daerah dengan penduduk yang padat. •Daerah normal. Modul 3 KB 2 Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di Era Reformasi A. Perundang-Undangan Terkait Pendidikan SD Ketentuan perundang-undangan yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional pada Era Reformasi adalah Pasal 31 UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen yang terjabar atas: UU No.2 Thn.1989 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan nasional sampai dengan tahun 2003 UU No.20 Thn.2003 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan nasional dari tahun 2003 sampai dengan saat ini PPRI No.19 Thn.2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai salah satu ketentuan perundang-undangan turunannya. Perlu dikemukakan bahwa proses pendidikan nasional termasuk pendidikan SD tetap dikelola secara nasional dalam bingkai politik NKRI, namun dalam paradigma yang berbeda yakni semula menerapkan paradigma sentralisasi pendidikan yang ditandai dengan peran Pemerintah Pusat yang sangat besar, sekarang menjadi Paradigma desentralisasi pendidikan yang menekankan pada otonomi daerah, melalui peran pemerintah daerah. B. Berbagai Kebijakan Strategis Terkait dan/atau Tentang Pendidikan SD Dalam Konteks Pembangunan Pendidikan Nasional
Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan pada awal era Reformasi
adalah lanjutan Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) awal Repelita VI (1994/1995 – 1998/1999) yang merupakan kelanjutan Repelita I hingga Repelita V era Orde Baru. hal ini diarahkan pada perwujudan komitmen nasional terhadap Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan dan tujuan akhir pendidikan. Rincian prioritas yang terkait pendidikan SD adalah sebagai berikut. •Penyelenggaraan Wajib Belajar Dikdas 9 tahun •Penyelenggaraan Pendidikan nonformal yang bermutu •Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan IPTEK •Pengembangan pendidikan Kewarganegaraan, multikultural, budi pekerti dan lingkungan hidup •Penyediaan pendidik yang profesional •Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai •Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik •Mengembangkan TIK •Mengembangkan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi •Menyempurnakan manajemen pendidikan •Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan •Menata sistem pembiayaan pendidikan •Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN dan APBD •Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pelaksanaan Wajar Dikdas 9 tahun. C. Mengapa Diperlukan Standar Nasional Pendidikan?
Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang pengembangan
dan pemantauannya dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan sehingga diperlukan Standar Nasional Pendidikan yang mencakup : •SKL •Standar isi •Standar proses •Standar penilaian •Standar pendidik dan tenaga kependidikan •Standar pendanaan •Standar pengelolaan dan pengawasan •Standar sarana prasarana. D. Visi dan Misi Pendidikan Nasional
Visi Pendidikan Nasional
“ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zamn yang selalu berubah” D. Visi dan Misi Pendidikan Nasional
Misi Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
•Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia •Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar •Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral •Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahun, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global •Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI E. Esensi Dari Sisdiknas
Sesuai Penjelasan UU Sisdiknas 20/23, pendidikan nasional bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, mmeilki pengetahuan, keahlian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang mantap dan mandiri. F. Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah Proses pencerdasan warga negara dilaksanakan melalui sistem pendidikan yang dijamin secara konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 UU Sisdiknas 20/2003 sebagai berikut: •Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. •Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/ sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. •Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang tepencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. •Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak untuk memperoleh pendidikan khusus. •Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. G. Kelembagaan Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional diselenggarakan dalam suatu struktur
pendidikan yang bersifat nasional-sistematik, yang tercakup dalam: •jalur ( pendidikan formal, nonformal, dan informal), •jenjang (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi), •jenis pendidikan ( umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. H. Isi dan Proses Pendidikan SD Isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum, dikemukakan beberapa prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip- prinsip tersebut dikemukankan sebagai berikut: •Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya •Beragam dan terpadu •Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni •Relevan dengan kebutuhan kehidupan •Menyeluruh dan berkesinambungan •Belajar sepanjang hayat •Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Modul 4 Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar KB 1 Karakteristik Perkembangan Fisik, Motorik, Emosi, dan Sosial ANak A. Karakteristik Perkembangan Fisik
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan
anak meliputi :
1)Pengaruh Keluarga/Keturunan 2)Gizi 3)Tingkat Sosial Ekonomi 4)Faktor Emosional 5)Jenis Kelamin 6)Kesehatan 7)Suku Bangsa/ras B. Karakteristik Perkembangan Motorik
Motorik merupakan gerakan-gerakan tubuh yang
terkoordinasi karena adanya kerja sama antara otot, otak dan saraf. Keterampilan motorik akan berkembang dengan baik bila dipelajari dan adanya bimbingan. Keterampilan anak menggunakan jari-jarinya, seperti menulis, atau memegang sendok disebut sebagai keterampilan motorik halus. Sedangkan keterampilan anak berjalan, melompat, melempar, menangkap, berlari serta menjaga keseimbangan badannya disebut sebagai keterampilan motorik kasar. Semakin bertambah usia anak, maka semakin sempurna gerakan motoriknya C. Karakteristik Perkembangan Emosi
Anak usia Sekolah Dasar sudah mulai tahu bahwa ungkapan
emosi terutama emosi yang kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya atau orang lain, sehingga anak mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan emosinya tersebut. Cara mendidik anak yang bersifat demokratis dan permisif akan menunjang ekspresi emosi yang menyenangkan. Anak akan lebih terbuka, santai, dan mudah bergaul. Usia Sekolah Dasar merupakan masa peralihan antara masa anak dan menjelang remaja, sehingga emosi anak kadang-kadang kurang stabil. Dengan menanamkan pengertian perlunya menahan luapan emosi yang sangat berlebihan. Hal tersebut akan membawa kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain. Melalui bimbingan tersebut, emosi anak bisa terkendal D. Karakteristik Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti suatu gambaran tentang perilaku anak
dalam kehidupan sosialnya. Pada usia Sekolah Dasar perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai usia berkelompok. Pada usia ini ditandai dengan adanya minat anak terhadap aktivitas bersama teman-teman. Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan bahagia apabila dapat diterima menjadi anggota dalam suatu kelompok tersebut. Agar anak dapat bersosialisasi dengan baik, perlu belajar mengenal, menafsirkan dan melakukan reaksi secara tepat terhadap situasi sosial yang mereka hadapi. Motivasi berteman pada anak Sekolah Dasar dapat dibedakan dalam tiap tahap, yaitu: tahap pemenuhan kebutuhan, tahap balas jasa, dan tahap teman akrab. Modul 4 KB 2 Karakteristik Perkembangan Intelektual, Bahasa, Moral, dan Spiritual Anak A. Karakteristik Perkembangan Intelektual
Intelegensi atau intelek, pada adasarnya mempunyai arti
yang sama, dalam hal ini intelek maksudnya ialah pikir, sedang intelektual adalah kemampuan kecerdasan. Berpikir merupakan perbuatan menimbang-nimbang, menguraikan, menghubungkan, sampai pada akhirnya mengambil keputusan. Sedang kecerdasan merupakan kemampuan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat. Menurut Piaget perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar termasuk pada tahap perkembangan operasi konkret. B. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
Manusia mempunyai kemampuan berbahasa lebih
tinggi derajatnya daripada binatang. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran, juga mempunyai ragam bahasa. Nilai-nilai moral harus diberikan sedini mungkin, agar tertanam dalam diri anak tentang hal-hal yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana bersikap, bertutur kata yang baik terhadap oranng lain. B. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
Perkembangan bahasa dimulai dari tangisan bayi, berceloteh,
sampai kemampuan mengobrol. Bahasa berfungsi untuk mengepresikan perasaan, mempengaruhi orang lain dan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. C. Perkembangan Moral
Dalam pergaulan sehari-hari kita sering mendengar kata moral
yang dihubungkan dengan tingkah laku orang. Tingkah laku yang bermoral adalah tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat. Nilai moral bukanlah sesuatu yang diperoleh dari lahir, melainkan sesuatu yang diperoleh dari luar. Pada mulanya anak mempelajari nilai-nilai moral yang beerlaku di rumah, kemudian di sekolah, dan selanjutnya setelah mereka bergaul dan menyesuaikan dengan dengan norma kelompoknya. Perkembangan moral dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman sebaya, dan faktor intelegensi serta jenis kelamin. D. Perkembangan Agama
Perkembangan agama pada masa anak-anak berawal dari mencontoh
perilaku orang tua di rumah maupun guru di sekolah. Pembelajaran agama di SD dilakukan dengan berbagai metode, antara lain dengan •Metode bercerita •Metode Bermain •Metode Karyawisata •Metode Demonstrasi •Metode Pemberian tugas •Metode Diskusi dan Tanya Jawab Sundari.2020.1 .Pokjar Bogor Selatan