Anda di halaman 1dari 10

RESUME

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS
MODUL 2

HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


(ABK)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok
Pada Mata Kuliahpdgk4407 Pengantar Pendidikan
Berekebutuhan Khusus
Tutor : Bpk.Sopyan Syuri,S.Pd.,M.Ap

Disusun Oleh :
Kelompok 2

MUHAMAD YAYA RAMLI 857198357


SITI QIBTIYAH 857198221
SITI AISAH 857198253
YULIANTI 857198199

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ SERANG (POKJAR CIRUAS)
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat yang berupa kesehatan
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan untuk melengkapi tugas perkuliahan
Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Makalah ini kami susun dengan
judul
“Hakikat Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus”. Atas tersusunnya makalah ini
kami
mengucapkan terima kasih kepada Tutor Pembimbing Bpk.Sopyan Syuri,S.Pd.,M.Ap
yang
telah memberikan arahan kepada kami dalam menyusun makalah ini. Terima kasih juga
kami
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha
ucapkan kepada pihak terkait yang telah memberikan saran dan solusi dalam penulisan
maksimal telah kami lakukan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami
makalah ini.
terima
dengan tangan terbuka. Kami berharap, semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan
bagi kita semua. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Terbuka.

Serang, 18 Oktober 2021

PENYUSUN

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan pendidikan bagi anak berkelainan merupakan satu kebutuhan esensial
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ABK secara optimal. Berbagai bentuk
dan
jenis pelayanan pendidikan bagi ABK, seperti Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah
Unggul,
Sekolah Terpadu atau Panti Rehabilitasi. Semua bentuk pelayanan pendidikan ini
mempunyai tujuan dan ciri khas masing-masing. Namun demikian, tidak jarang
bentuk
dan jenis pelayanan pendidikan tersebut menimbulkan perbedaan pendapat di
kalangan
B. Rumusan Masalah
para pakar dan masyarakat luas.
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian pelayanan pendidikan bagi ABK.
2. Menjelaskan makna dan jenis pelayanan pendidikan bagi ABK.
3. Menjelaskan sejarah perkembangan layanan pendidikan khusus di Indonesia.
4. Membedakan bentuk pelayanan pendidikan segregasi dan bentuk pelayanan pendidikan
integrasi.
5. Menjelaskan karakteristik berbagai jenis pelayanan.
6. Menjelaskan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian Pelayanan Pendidikan dan Sejarah Perkembangan Pendidikan Khusus
di Indonesia
1. Makna dan Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi ABK
a) Makna Pelayanan Pendidikan
1) Kegiatan pelayanan (service) merupakan suatu jasa yang diberikan kepada
seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain
2) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan :
• Perihal / Cara melayani
• Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan uang
• Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa

Di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang mengumumkan. Bahwa tiap-tiap warga
negara berhak mendapat pengajaran. Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan
undang-
undang no. 20 tentang system pendidikan nasional (UUSPN).
Dalam undang – undang tersebut dikemukakan hal- hal yang erat hubungan dengan
pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut ;
▪ Bab 1(pasal 1 ayat 18) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus
diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah
daerah.

▪ Bab II (pasal 4 ayat 1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis berdasarkan


HAM, agama, kultural, dan kemajemukan bangsa.

▪ Bab IV (pasal 5 ayat 1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

▪ Bab V bagian 11 Pendidikan khusus (pasal 32 ayat 1) Pendidikan khusus bagi peserta
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan.

5
2. Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Khusus
a) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik (ahli terapi
fisik)
b) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan emosional sosial (psikolog
dan tenaga sosial)
c) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan (melibatkan
beberapa ahli dibidang pendidikan dan psikolog)

B. Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus


Di Indonesia dimulai ketika Belanda masuk ke Indonesia (1596-1942), dimana
dengan memperkenalkan system persekolahan dengan orientasi barat, untuk pendidikan
bagi anak penyandang cacat dibuka lembaga-lembaga khusus. Lembaga pertama untuk
anak tunanetra, tunagrahita tahun 1927 dan untuk tunarungu tahun 1930 yang ketiganya
terletak di Kota Bandung.
Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Pemerintah RI mengundang-
undangkan tentang pendidikan. Undang-undang tersebut menyebutkan pendidikan
dan
pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan
(pasal6
ayat 2) dan untuk itu anak-anak tersebut berhak dan diwajibkan belajar di sekolah
Dengan ini dapat dinyatakan berlakunya undang-undang tersebut maka sekolah-
sedikitnya 6 tahun (pasal 8).
sekolah baru yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat, termasuk untuk anak
tunadaksa dan tunalaras yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Berdasarkan urutan berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan
SLB dikelompokkan menjadi :
1. SLB A untuk anak tunanetra,
2. SLB B untuk anak tunarungu,
3. SLB C untuk anak tunagrahita,
4. SLB D untuk anak tunadaksa,
5. SLB E untuk anak tunalaras,
6. SLB F untuk anak tunaganda.

6
Kegiatan Belajar 2

B. Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK)
1. Pelayanan Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi
a) Sistem Pendidikan Segregasi
Sistem pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari sistem pendidikan
anak normal. Penyelenggaraan sistem pendidikan segregasi dilaksanakan secara
khusus dan terpisah dari penyelenggaran pendidikan untuk anak normal.
1) Keuntungan sistem pendidikan segregasi
• Rasa ketenangan pada anak luar biasa
• Komunikasi yang mudah dan lancar
• Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan
kemampuan anak
• Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa
• Sarana dan prasarana yang sesuai
2) Kelemahan system pendidikan segregasi
• Sosialisasi terbatas
• Penyelenggaraan pendidikan yang relatif mahal
b) Sistem Pendidikan Integrasi
1) Keuntungan Sistem Integrasi
• Merasa diakui haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh
pendidikan
• Dapat mengembangkan bakat ,minat dan kemampuan secara optimal
• Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal
• Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi
• Harga diri anak luar biasa meningkat
c) Pendidikan Inklusi

Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Pendidikan inklusiadalah


termasuk hal yang baru di Indonesia. Pendidikan inklusi adalah pelayanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak
lainnya
(normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

7
Di DKI Jakarta tahun 2015 sudah menyatakan bahwa seluruh sekolahnegeri
menerima pelayanan thd ABK. Salah satu kelompok yang paling tereksklusi
dalam memperoleh pendidikan adalah siswa penyandang cacat. Tapi ini
bukanlah
kelompok yang homogen. Sekolah dan layanan pendidikan lainnya harus
fleksibel dan akomodatif untuk memenuhi keberagaman kebutuhan siswa.
Mereka juga diharapkan dapat mencari anak-anak yang belum mendapatkan
Pendidikan
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
• Pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan jenis pelayanannya, sesuai
dengan Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Tahun 2006 dan
Pembinaan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan adalah sebagai berikut :

1) Tuna Netra
2) Tuna Rungu
3) Tuna Grahita: (a.l. Down Syndrome)
4) Tuna Grahita Ringan (IQ = 50-70)
5) Tuna Grahita Sedang (IQ = 25-50)
6) Tuna Grahita Berat (IQ 125 ) J. Talented : Potensi bakat istimewa (Multiple
Intelligences : Language, Logico mathematic, Visuo-spatial, Bodily-
kinesthetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual).
7) Kesulitan Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD / ADHD, Dyslexia / Baca,
Dysgraphia / Tulis, Dyscalculia / Hitung, Dysphasia / Bicara, Dyspraxia /
Motorik)
8) Lambat Belajar ( IQ = 70 –90 )
9) Autis
10) Korban Penyalahgunaan Narkoba
11) Indigo

Gagasan pendidikan inklusi Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang


mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang
cacat
dalam program yang sama, dari satu jalan untuk menyiapkan pendidikan
bagi
anak penyandang cacat adalah pentingnya pendidikan inklusi, tidak hanya
memenuhi target.

8
2. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus
a) Layanan di sekolah biasa
b) Sekolah Biasa dengan guru konsultan
c) Sekolah Biasa dengan guru kunjung
d) Model Ruang sumber
e) Model Kelas Khusus
f) Model sekolah khusus siang hari
g) Model sekolah dalam panti asuhan/rumah sakit
3. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pelayanan Pendidikan ABK
a) Pelayanan Pendidikan tidak dapat dilakukan satu orang tetapi melibatkanbanyak
pihak
b) Anggota team mencakup para pakar sebagai berikut :
1) Guru sekolah biasa
2) Ahli terapi fisik
3) Guru Pendidikan khusus
4) Guru bina wicara
5) Kepala sekolah
6) Pekerja sosial
7) Pengawas sekolah
8) Guru penjas
9) Orang tua ABK
10) ABK sendiri
11) Psikolog sekolah
12) Dokter dari beberapa spesialis
13) Perawat sekolah

Apa yang perlu dilakukan Guru dalam tim ?


• Memberikan supervisi kepada orang tua untuk membantu pend anaknya
• Menilai kemajuan siswa
• Bekerja sama dengan orang tua siswa dalam menangani abk
• Berkonsultasi dengan orang tua siswa tentang situasi sekolah dan rumah yang
mungkin mempengaruhi anak
• Guru bertindak sebagai orang tua anak ABK

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan para ABK, sehingga ABK tersebut dapat mengembangkan
potensinya. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan fisik dan kesehatan, kebutuhan
yang
berkaitan dengan emosional-sosial dan kebutuhan pendidikan. Tersedianya pelayanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan merupakan factor kunci bagi
perkembangan
Dalam pendidikan khusus dikenal tiga bentuk layanan pendidikan yang sampai kini
ABK.
masih menimbulkan silang pendapat, yaitu layanan pendidikan terpisah (segregasi),
layanan pendidikan terpadu (integrasi) dan layanan pendidikan terpadu penuh
(inklusi).
Layanan pendidikan segregasi mendidik ABK secara terpisah dari anak normal,
sedangkan
layanan pendidikan integrasi mendidik ABK di sekolah biasa bersama anak normal.
Sementara itu, layanan pendidikan inklusi mendidik ABK (tanpa membedakan tingkat
parahnya kelainan) di sekolah biasa yang terdekat dengan tempat tinggal ABK
tersebut.
Ketiga bentuk layanan ini mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Dalam
kondisi tertentu, integrasi dapat berupa integrasi fisik, integrasi social dan integrasi
yang
paling kompleks, yaitu integrasi dalam pembelajaran.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Amin, M. (1985). Country Report on Special Education in Indonesia. Yokosuka : The Fifth
APEID Regional Seminar on Special Education.
2. Gearheart, B.R. (1980). Special Education for The 80’s. St. Lois : The Mosby Company.
3. Sunardi. (2000). Pengembangan PLB di Indonesia. Jakarta : Konvensi Nasional Pendidikan
Indonesia ke-4 : 19-22 September 2000.
4. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa
5. Herry Widyastono, dkk. (1996). Laporan Penelitian Profil Siswa Sekolah Dasar (SD) yang
Memerlukan Perhatian/Pelayanan Khusus dan yang Berkesulitan Belajar. Jakarta :
Pusbangkurandik Balitbang Dikbud.
6. McLoughlin, J. A. & Lewis, R. B. (1985). Assesing Special Students : Strategies and
Procedures. Columbus : Charles E. Mel. Publishing Company.

11

Anda mungkin juga menyukai