Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Modul 2

Disusun Oleh:

Rusli Firmansyah 858642075

Ratih Rakhmawati 858642011

Titik Indarwati 858640602

Iis Budiarti 858643228

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA

POKJAR TULANGAN

2019
Modul 2

KB. 1 Pengertian Pelayanan Pendidikan dan Sejarah Perkembangan Pendidikan Khusus


di Indonesia

A. Makna dan Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi ABK


1. Makna Pelayanan Pendidikan Bagi ABK
a. Kegiatan pelayanan (service) merupakan suatu jasa yang diberikan kepada seseorang
atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
b. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,pelayanan :
1) Perihal/cara melayani
2) Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan uang
3) Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa
Di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang mengumumkan. Bahwa tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran. Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undang- undang no 20 tentang
sistem pendidikan nasional ( UUSPN ).
Dalam undang – undang tersebut dikemukakan hal- hal yang erat hubungan dengan pendidikan
bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut ;
 Bab 1( pasal 1 ayat 18 ) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus
diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah
daerah
 Bab II ( pasal 4 ayat 1 ) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis berdasarkan
HAM, agama, kultural, dan kemajemukan bangsa.
 Bab IV ( pasal 5 ayat 1 ) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
 Bab V bagian 11 Pendidikan khusus ( pasal 32 ayat 1 ) Pendidikan khusus bagi peserta
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan.
 Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik (ahli terapi fisik)

2. Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Khusus

a. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik (ahli terapi fisik)
b. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan emosional sosial (psikolog dan
tenaga sosial )
c. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan (melibatkan beberapa
ahli dibidang pendidikan dan psikolog)
B. Sejarah Perkembangan Layanan pendidikan Khusus di Indonesia

Di Indonesia dimulai ketika Belanda masuk ke Indonesia (1596-1942), dimana dengan


memperkenalkan sistem persekolahan dengan orientasi barat, untuk pendidikan bagi anak
penyandang cacat dibuka lembaga-lembaga khusus. Lembaga pertama untuk anak tunanetra,
tunagrahita tahun 1927 dan untuk tunarungu tahun 1930 yang ketiganya terletak di Kota
Bandung.

Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Pemerintah RI mengundang-undangkan


tentang pendidikan. Undang-undang tersebut menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa
diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan (pasal 6 ayat 2) dan untuk itu anak-
anak tersebut berhak dan diwajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6 tahun (pasal 8).

Dengan ini dapat dinyatakan berlakunya undang-undang tersebut maka sekolah-sekolah


baru yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat, termasuk untuk anak tunadaksa dan
tunalaras yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Jenis-jenis Sekolah Luar Biasa (SLB)

Berdasarkan urutan berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan


SLB dikelompokkan menjadi:

1.      SLB A untuk anak tunanetra


2.      SLB B untuk anak tunarungu
3.      SLB C untuk anak tunagrahita
4.      SLB D untuk anak tunadaksa
5.      SLB E untuk anak tunalaras
6.      SLB F untuk anak tunaganda
KB 2 Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan Bagi ABK

A. Macam-Macam Pendidikan Luar Biasa

1. Sistem Pendidikan Segregasi

Sistem pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari sistem pendidikan anak
normal. Penyelenggaraan sistem pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah
dari penyelenggaran pendidikan untuk anak normal.

 Keuntungan sistem pendidikan segregasi

- Rasa ketenangan pada anak luar biasa


- Komunikasi yang mudah dan lancar
- Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak
- Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa
- Sarana dan prasarana yang sesuai
 Kelemahan sistem pendidikan segregasi

- Sosialisasi terbatas

- Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal

2. Sistem Pendidikan Integrasi

Sistem Pendidikan Integrasi adalah sistem pendidikan luar biasa yang bertujuan
memberikan pendidikan yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh kesempatan
mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal agar dapat mengembangkan diri
secara optimal.

 Keuntungan Sistem Integrasi


- Merasa diakui haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh pendidikan
- Dapat mengembangkan bakat ,minat dan kemampuan secara optimal
- Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal
- Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
- Harga diri anak luar biasa meningkat
3. Pendidikan Inklusi

Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Pendidikan inklusi adalah


termasuk hal yang baru di Indonesia .
Pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang
dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Di Sidoarjo tahun 2015 sudah menyatakan bahwa seluruh sekolah negeri menerima
pelayanan terhadap ABK.
Salah satu kelompok yang paling tereksklusi dalam memperoleh pendidikan adalah
siswa penyandang cacat. Tapi ini bukanlah kelompok yang homogen. Sekolah dan layanan
pendidikan lainnya harus fleksibel dan akomodatif untuk memenuhi keberagaman kebutuhan
siswa. Mereka juga diharapkan dapat mencari anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan.

B. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus


1. Layanan sekolah biasa, anak-anak berkebutuhan khusus yang memenuhi syarat
bersekolah bersama-sama dengan anak-anak lain di sekolah biasa.
2. Sekolah biasa dengan guru konsultan, ABK bersekolah di sekolah biasa. Sekolah
tersebut dibantu oleh guru pendidikan Khusus sebagai konsultan bagi para guru,
kepala sekolah, dan orang tua ABK yang ada di sekolah tersebut.
3. Sekolah biasa dengan guru kunjung, ABK bersekolah di sekolah biasa, dengan
para guru yang mengajar di sekolah tersebut, dibantu oleh guru kunjung.
4. Model ruang sumber,, ABK bersekolah di sekolah biasa yang dilengkapi dengan
ruang khusus yang disebut sumber atau dapat pula disebut sebagai ruang bimbingan
khusus.
5. Model kelas khusus, Layanan untuk ABK diberikan di elas-kelas khusus, terpisah
dari anak normal.
6. Model sekolah khusus siang hari, model ini menyediakan layanan bagi ABK dalam
satu sekolah khusus siang hari (hari sekolah), sedangkan pada waktu-waktu di luar
hari / jam sekolah para ABK berada di rumah bersama keluarga dan di lingkungan
masyarakat sekitarnya.
7. Model sekolah dalam Panti Asuhan dan Rumah Sakit, Layanan pendidikan bagi
ABKdiberikan di panti asuhan atau rumah sakit tempat ABK dirawat.

C. Pendekatan Kolaboratif dalam Pelayanan Pendidikan ABK

Pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK berasumsi bahwa layanan


pendidikan terhadap ABK akan menjadi lebih efektif jika dilakukan oleh satu tim yang berasal
dari berbagai bidang keahlian, yang bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan ABK yang ada di
sekolah biasa, guru dapat berkolaborasi dengan teman sejawat, kepala sekolah, dan orang tua
siswa.
Anggota team mencakup para pakar sebagai berikut:
- Guru sekolah biasa - Ahli terapi fisik
- Guru Pendidikan khusus - Guru bina wicara
- Kepala sekolah - Pekerja sosial
- Pengawas sekolah - Guru penjas
- Orang tua ABK - ABK sendiri
- Psikolog sekolah
- Dokter dari beberapa spesialis
- Perawat sekolah

Anda mungkin juga menyukai