PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang Dasar tahun 1945 mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga
berhak untuk mendapatkan pengajaran atau pendidikan.Untuk itu anak usia sekolah
dasar umumnya 7 sampai 12 tahun wajib masuk pada jenjang pendidikan fungsional
yakni mendapatkan pendidikan 9 tahun, sesuai undang-undang wajib belajar. Ahli
pendidikan telah membagi tahap perkembangan kognitif anak menjadi 4 tahapan, yaitu
tahap sensorimotor, tahap pra-operasional, operasional konkret, dan operasional
formal. Usia sekolah dasar umumnya 7 sampai 12 tahun masuk pada tahap
operasional konkret dimana anak belum bisa memahami problem abstrak, segala
sesuatu akan bermakna bila dikaitkan dengan objek konkret (nyata) yang mereka temui
sehari-hari. operasional konkret dimana anak belum bisa memahami problem abstrak,
segala sesuatu akan bermakna bila dikaitkan dengan objek konkret (nyata) yang
mereka temui sehari-hari. Untuk itu pembelajaran yang cocok di Sekolah Dasar
menggunakan pendekatan tematik. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran dalam berbagai tema. Shoemaker (1989) mendefinisikan kurikulum
terintegrasi (tematik) sebagai “...pendidikan yang diorganisasi sedemikian rupa
sehingga melintasi garis-garis batas mata pelajaran, membawa bersama beragam
aspek kurikulum ke dalam asosiasi yang bermakna agar terfokus kepada bidang-
bidang studi yang luas. Ia memandang belajar dan mengajar secara holistik dan
merefleksikan dunia nyata, yang interaktif”.
Pendekatan ini dimaksudkan agar siswa tidak belajar secara parsial sehingga
pembelajaran dapat memberikan makna yang utuh pada siswa seperti yang tercermin
pada berbagai tema yang tersedia. Tema yang pilih sedapat mungkin didekatkan
dengan hal-hal yang dialami siswa. Pembelajaran tematik disusun berdasarkan
berbagai proses integrasi yaitu integrasi intradisipliner, multi-disipliner inter-disipliner,
dan trans-disipliner. Muatan-muatan yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran
merujuk pada aktivitas besar yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, yaitu
kemaritiman, agraris, dan niaga/jasa.
Oleh karena itu, kontekstual pendidikan perlu dipersiapkan pada peserta didik agar
dapat hidup di masa depan dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah
melalui kemampuan berfikir kritis/memecahkan masalah, kreativitas, komunikasi dan
kolaborasi. Selain itu peserta didik juga disiapkan dengan kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan sebagai suatu keterampilan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai aplikasi dari kemampuan baca tulis, berhitung, literasi sains, literasi informasi
teknologi dan komunikasi, literasi keuangan, dan literasi budaya dan kewarganegaraan.
Terpenting dari semua itu, pendidikan diarahkan untuk membangun kecintaan sebagai
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merepresentasikan
kebhinekaan agama, suku bangsa, bahasa, sosial, ekonomi, dan budaya masyakarat
Indonesia. Peserta didik juga diharapkan menjadi warga negara yang bertanggung
jawab dengan memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang
juga dibatasi oleh hak dan kewajiban warga negara lainnya.
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
a. Landasan Filosofis
Sumber filosofis menjadi acuan dalam mencari jawaban tentang apa yang
harus dilakukan sehingga pendidikan dapat menjembatani keberhasilan para siswa.
Selain itu, kaidah-kaidah filosofis juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam
menganalisis, mengambil keputusan atau berbagai pertimbangan, dan
merumuskan hasil yang diharapkan sesuai dengan kondisi yang ada (Rusman,
2009: 22).
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta
didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari
warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya
dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik
peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan
cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2006 maupun 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Landasan Teoritis
d. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis disini memiliki arti bahwa asumsi-asumsi yang berasal dari
sosiologi dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa harus ada
landasan sosilogis? Karena anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan
pendidikan informal, formal maupun nonformal dalam lingkungan masyarakat dan
diarahkan agar mampu terjun dalam masyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok, yaitu kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok A (Umum)
I II III IV V VI
3. Bahasa Indonesia 8 8 8 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
Kelompok B (Umum)
Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
2. BTQ 1 1 1 1 1 1
DAFTAR TEMA
1 Diriku 5 Pengalamanku
Keselamatan di rumah
4 Aku dan sekolahku 8
dan perjalanan
Perkembangbiakan hewan
1 5 Permainan tradisional
dan tumbuhan
Energi dan
3 Perubahan di alam 7
perubahannya
Sejarah peradaban
2 Peristiwa dalam kehidupan 7
Indonesia
5. Wirausaha
C. MUATAN KURIKULUM
1. KELAS 1 ( K-13 )
- MAPEL MATEMATIKA
2. KELAS II ( K-13)
- MAPEL AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
2. menunjukkan perilaku 2.1 menunjukkan sikap hormat kepada orang tua dan orang
jujur, disiplin, tanggung yang lebih tua
jawab, santun, peduli, 2.2 membiasakan bertanggung jawab dalam keluarga
dan percaya diri dalam
2.3 membiasakan menjaga kerukunan di sekolah dan
berinteraksi dengan
lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis
keluarga, teman, dan
2.4 menunjukkan perilaku disiplin di sekolah dan di
guru
lingkungan
3. memahami pengetahuan 3.1 memahami alasan menghormati orang tua dan yang
faktual dengan cara lebih tua berdasarkan Alkitab
mengamati [mendengar, 3.2 memahami pentingnya tanggung jawab dalam keluarga
melihat, membaca] dan
3.3 memahami cara menjaga kerukunan di sekolah dan di
menanya berdasarkan
lingkungannya
rasa ingin tahu tentang
3.4 mengenal bentuk disiplin di sekolah, rumah, dan di
dirinya, makhluk ciptaan
lingkungan sekitar
tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah
dan di sekolah
- MAPEL MATEMATIKA
- MAPEL MATEMATIKA
4. KELAS IV ( K-13)
- MAPEL AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
- MAPEL MATEMATIKA
5 KELAS V ( K-13)
- MAPEL AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
2. menunjukkan perilaku 2.1 menunjukkan sikap kerja sama dan peduli sebagai
jujur, disiplin, implementasi pemahaman makna Q.S. at-Tīn dan
tanggung jawab, Q.S. al-Mā’ūn
santun, peduli, dan 2.2 menunjukkan sikap berani, peduli, mandiri, dan teguh
percaya diri dalam pendirian sebagai implementasi pemahaman makna
berinteraksi dengan al-Asmau al-Husna: al-Mumit, al-Hayy, al-Qayyum,
keluarga, teman, dan al-Ahad
guru, dan
2.3 menunjukkan sikap sabar dan jujur sebagai
- MAPEL MATEMATIKA
6 KELAS VI ( K-13)
- MAPEL AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
- MAPEL MATEMATIKA
2. MUATAN LOKAL
Pada tahun 2018/2019 Sekolah Dasar melaksanakan empat muatan lokal untuk
kelas I sampai dengan kelas VI antara lain:
Kompetensi
Kls Standar Kompetensi Standar Kompetensi Kelulusan
Dasar
I Mendengarkan :
Berbicara
Wulangan 2: Keluarga
Mendengarkan
Mendengarkan
Surat An-naas
Membaca surat – surat pendek Menghafal Surat An-naas
dalam AlQur’an dengan fasih dan lancer
2) Kelas II ( K – 2013 )
a. BAHASA JAWA
KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI
1 STANDAR KOMPETENSI
DASAR KELULUSAN
Wulangan 1: keluarga
II Mendengarkan
Membaca
Menulis
Apresiasi Sastra
Wulangan 2: kegiatan
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Apresiasi sastra
Kelas 2 semester 1
Surat An – Nashr
Fathatain,kasrotain,dhommat
ain drngan benar
tanda baca Al-qur’an
a. BAHASA JAWA
KE
KOMPETENSI STANDAR
LA STANDAR KOMPETENSI
DASAR KOMPETENSI LULUSAN
S
Membaca
Menulis
Wulangan 2: Lingkungan
Mendengarkan
Berbicara
Menulis
Apresiasi Sastra
Wulangan 3 : Kegemaran
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Kelas 3 semester 1
Kelas 3 semester 2
Melafadzkan tanda baca Al-
Membaca surat – surat pendek qur’an tasydid/syaddah
dalam AlQur’an Surat Al-Kautsar
Surat Al-Ma’uun
4) Kelas IV ( K – 2013 )
a. BAHASA JAWA
KOMPETENS STANDAR KOMPETENSI
STANDAR KOMPETENSI
I DASAR LULUSAN
Wulangan 1: Pariwisata
Berbicara
Menulis
Apresiasi Sastra
Mendengarkan
Membaca
Menulis
Apresiasi Sastra
Mendengarkan
Menulis
Apresiasi Sastra
Wulangan 4 : Kesehatan
Mendengarkan
Menulis
Apresiasi Sastra
Kelas 4 semester 1
Menulis huruf Al-qur’an Menulis huruf Al-qur’an yang idak Huruf-huruf Al-Qur’an
bisa dirangkaikan dengan huruf
sesudahnya
huruf Al-Qur’an
Wulangan 1 : Kepahlawanan
V Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Apresiasi Sastra
Wulangan 2 : Perekonomian
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Apresiasi Sastra
Wulangan 3 : gotongroyong
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Apresiasi Sastra
Wulangan 4 : Pekerjaan
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Apresiasi Sastra
Kelas 5 semester 1
Kelas 5 semester 2
Mempraktekkan hukum
Membaca surat – surat pendek bacaan Mad Al-Humazah
dalam AlQur’an
huruf Al-qur’an
Surat At-Takatsur
6) Kelas VI ( K-13)
a. Bahasa Jawa
Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Standar Kompetensi
Dasar Lulusan
Wulangan 1 : Kepahlawanan
Mendengarkan
Berbicara
Menulis
Apresiasi Sastra
Mendengarkan
Berbicara
Menulis
Apresiasi Sastra
Wulangan 3 : pekerjaan
Mendengarkan
Menulis
Apresiasi Sastra
Wulangan 4: peristiwa
Mendengarkan
Menulis
Kelas 6 semester 1
Surat At-Tiin
Membaca surat – surat pendek Menghafalkan Surat At-Tiin
dalam AlQur’an dengan benar dan fasih
D. EKSTRA KURIKULER
c. Bahasa Inggris
b. Jadwal Kegiatan
Kelas Jenis Kegiatan Hari Waktu
c. Alokasi Waktu
Kegiatan pengembangan diri terprogram diberikan mulai kelas I s.d.VI
dialokasikan 2 x 35 meni
E. BEBAN BELAJAR
Beban belajar selama satu minggu pada kurikulum 2013 mengalami penambahan
jika dibandingkan KTSP. Pada KTSP, beban belajar kelas satu 26 jam, kelas dua 27 jam,
kelas tiga 28 jam, dan kelas empat sampai enam selama 32 jam dengan menambah
maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Sedangkan pada
kurikulum 2013, beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34
dan untuk kelas IV, V, dan VI menjadi 36 jam setiap minggu. Alokasi waktu satu jam
pembelajaran baik dalam kurikulum 2013 maupun KTSP adalah 35 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran
yangberorientasi siswa aktif. Selain itu, bertambahnya jam belajar memungkinkan guru
melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan di Sekolah
Dasar Negeri Kebonagung 2 Kecamatan Sukodono sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut :
I 35 30 38 1140 665
II 35 31 38 1178 687,2
IV - VI 35 36 38 1368 798
KKM
No KI
Kelas I Kelas IV KKM
1 Sikap Spritual
a. Ketaatan B B B
Beribadah
b. Berperilaku Jujur B B B
c. Berdoa sebelum
dan sesudah B B B
melakukan
kegiatan
d. Toleransi dalam B B B
beribadah
2 Sikap Sosial
a. Jujur B B B
b. Disiplin B B B
c. Tanggung Jawab B B B
d. Santun B B B
f. Percaya Diri B B B
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 80 80 80 80 80 80
3. Bahasa Indonesia 75 75 80 80 80 80
4. Matematika 75 75 76 80 80 80
Kelompok B
Pengembangan Diri
1. Bahasa Inggris
2. T I K
3. BTQ
SEMESTER II
KOMPONEN KELAS dan KKM
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 80 80 80 80 80 80
2. Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 80 80 80 80
3. Bahasa Indonesia 75 75 80 78 78 83
4. Matematika 75 75 76 80 83 83
Kelompok B
Jumlah
Pengembangan Diri
1. Bahasa Inggris
2. T I K
3. BTQ
NilaiMaksimum KKM
Re n tan g Pr edikat
3
100 75
3
= 8,3
KKM
Satuan D
Panjang A B C
Pendidikan Interval (Perlu
(Sangat Baik) (Baik) (Cukup)
Bimbingan)
100 75
3 92 < A ≤ 100 83 < A ≤ 92 75 ≤ C ≤ 83 D < 75
75
8,3
2) KKM Ekstrakulikuler
1. Pramuka B B B B B B B
2. Bahasa Inggris B B B B B B B
3. TIK B B B B B B B
1. Program Remidial
a. Remidial wajib diikuti oleh siswa yang belum mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar dan/atau indicator
b. Kegiatan remedial dilaksanakan didalam/diluar jam pembelajaran
c. Kegiatan remedial meliputi : remedial pembelajaran dan remedial
penilaian
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun non tes
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial sebanyak dua kali
f. Nilai remedial dapat/tidak dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan wajib/boleh diikuti oleh siswa yang telah mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar.
G. Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan
peserta didik pada umumnya. [1]
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan “setiap
warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat
(2) yang menegaskan “setiap warga wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Undang-
undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah
masyarakat.
Anak yang memiliki hak didalam layanan pendidikan inklusi merupakan semua
anak dan tidak terkecuali dengan anak berkebutuhan khusus.). Anak berkebutuhan
khusus adalah segolongan anak yang memiliki kelainan aau perbedaan sedemikian
rupa dari anak rata-rata normal dalam segi fisik, mental, emosi, sosial, atau gabungan
dari ciri-ciri itu dan menyebabkan mereka mengalami hambatan untuk mencapai
perkembangan yang optimal, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan
khusus untuk mencapai perkembangan yang optimal.
H. Literasi
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi lebih dari sekadar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan
sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi
dapat dijabarkan menjadi :
1. Religius
Cinta damai, toleransi, mengahargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
antibuly dan kekerasaan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksaan kehendak.
2. Nasionalis
Apresiasi budaya, menjaga kekayaan budaya banga, rela berkorban, unggul dan
presetasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormaati
keragaman budaya, suku, dan agama
3. Mandiri
Kerja profesional, kreatif, keberanian, keras, tangguh, tahan banting, daya juang,
pembelajar sepanjang hayat
4. Gotong Royong
Saling menghargai, kerjasama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong menolong, sikap empati, anti diskriminasi.
5. Integritas
Kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggung jawab.
b) Kegiatan spontan
3) Keteladanan
4) Pengkondisian
1) Mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar
Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai karakter dan budaya sekolah
bangsayang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;
2) Memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator
untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan;
3) Mencantumkankan nilai-nilai karakter dan budaya sekolah dalam silabus;
4) Mencantumkan nilai-nilai sikap spiritual dan sosial yang sudah tertera dalam
silabus ke dalam RPP;
5) Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi
nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai; dan
J. Kriteria Kelulusan
Berdasarkan PP 19/2005 Pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus jika :
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;
3. lulus ujian sekolah SDN Kebonagung 2 untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
4. lulus Ujian Nasional.
Tahap Pertama :
Tahap kedua :
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari waktu kewaktu sering terjadi perubahan kurikulum, setiap perubahan kurikulum
yang ada, tentu sulit untuk menampik bahwa setiap perubahan itu selalu saja ada alasan
dan rasionalisasi dan yang paling sering dipergunakan adalah “untuk penyesuaian dan
manjawab perkembangan zaman”. Perubahan kurikulum tentu saja sudah melewati tahap-
tahap yang semestinya seperti tahap perumusan masalah, tahap agenda setting, tahap
formulasi kebijakan, tahap legitimasi kebijakan, tahap implementasi kebijakan, dan takap
evaluasi kebijakan.